Jalan Mastrip ibarat Malioboronya Jember, nggak pernah sepi dan bahkan cenderung selalu macet dan menguji kesabaran para pengguna jalan yang melintas di sana. Jalan ini juga mendapat sorotan saat penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di Kabupaten Jember selama 24 jam. Meskipun akhirnya sistem tersebut dicabut oleh Dishub Jember, tetap saja hingga kini jalur itu selalu padat.
Fyi, awal bulan lalu Dishub Jember sempat membuat aturan SSA di Jalan Jawa, Kalimantan, Riau, dan Mastrip. Bahkan di akhir bulan lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 2023, aturan SSA diberlakukan selama 24 jam penuh setelah sebelumnya hanya pagi dan sore hari. Namun alih-alih mengurai kemacetan, aturan tersebut justru diprotes pengguna jalan karena dirasa merugikan. Pengendara harus memutar jauh ketika hendak bepergian melewati jalan-jalan tersebut.
Buntutnya pada Jumat (3/11/2023) kemarin, Dishub Jember memutuskan untuk mencabut aturan pemberlakuan SSA 24 jam. Namun hingga kini, beberapa jalan yang dinilai problematik tetap menjadi perhatian warga Jember, utamanaya Jalan Mastrip yang terletak di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari. Jalan Mastrip ini bukan jalan biasa, sebab hanya orang sabar yang sanggup melewatinya.
Daftar Isi
Jalan Mastrip, salah satu titik macet yang terkenal di Kota Jember
Harus diakui, Jalan Mastrip memang merupakan akses utama bagi warga dan mahasiswa di kota Jember. Jalan ini menghubungkan berbagai titik penting di Kota Seribu Gumuk ini. Namun, jalan ini juga menjadi momok bagi para pengguna jalan lantaran tiap melewatinya, pengendara harus ekstra sabar. Kemacetan yang terjadi di sini sangat sulit dihindari.
Berdasarkan pengamatan saya, penyebab utama dari kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Mastrip Jember selain padatnya volume kendaraan yang melintas adalah ukuran jalan yang kurang lebar. Jalan di sini rasanya nggak memadai untuk menampung kendaraan yang lalu-lalang. Belum lagi pengendara yang kurang disiplin dan sering menyerobot. Makanya keadaan lalu lintas di Jalan Mastrip cukup ruwet.
Lampu merah sering eror bikin macet kian parah
Saya beberapa kali menemukan lampu lalu lintas di Jalan Mastrip yang eror. Misalnya sehari lalu saat lampu lalu lintas di sana hanya menyala hijau selama satu detik. Tentu saja kejadian ini sampai viral di media sosial. Padahal kejadian ini nggak cuma terjadi satu dua kali, lho, melainkan cukup sering. Bukannya membantu mengatur arus lalu lintas, lampu ini justru membuat kemacetan kian panjang.
Sebagai pengguna jalan yang baik, tentu saja saya menghormati aturan lalu lintas, salah satunya tetap berhenti saat lampu merah menyala. Namun, lampu lalu lintas di Jalan Mastrip Jember ini seolah punya pikiran sendiri. Ia kerap bercanda sampai gangguan teknis tak terhindarkan dan pengguna jalan harus bersabar berhenti dalam posisi lampu menyala merah sekian lama.
Jadi, jika kalian terjebak dalam kemacetan di Jalan Mastrip karena lampu lalu merah eror, ingatlah tulisan saya ini dan tetap membawa stok kesabaran. Mari kita berharap suatu hari nanti lampu merah di jalanan ini akan “mengerti” bahwa tugasnya bukanlah bercandaan dan bisa mengakibatkan kemacetan panjang.
Jalan Mastrip juga nggak ramah pejalan kaki
Selain masalah kemacetan, Jalan Mastrip Jember ini juga dikenal nggak ramah pejalan kaki. Kalau berjalan kaki di sini, kalian mungkin akan kebingungan. Ini jalur pejalan kaki atau lapak pedagang kaki lima. Sebab, sebagian besar jalur pedestrian di jalan ini sudah beralih fungsi menjadi lapak PKL. Dagangan makanan hingga barang-barang lainnya menjadi pemandangan yang lumrah dijumpai di atas trotoar Jalan Mastrip.
Belum lagi kemacetan yang panjang sering membuat pengendara motor di jalan tampaknya memiliki kecenderungan untuk membunyikan klakson. Nggak peduli ada orang yang nyeberang jalan atau nggak, klakson akan dibunyikan tanpa ragu. Bahkan jika ada pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan dengan hati-hati, klakson tetap dibunyikan.
Saya nggak tahu apakah klakson para pengendara yang melintas memiliki kekuatan magis untuk membuat pejalan kaki dapat melompat ke sisi jalan tanpa harus menyeberang atau gimana. Yang jelas, membunyikan klakson sembarangan bahkan saat ada pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan dengan hati-hati menjadi hal yang tak bisa dihindari di Jalan Mastrip Jember.
Perlu berbenah agar nggak dianggap masalah
Jalan Mastrip Jember yang begitu problematik jelas membuat pengguna jalan mengelus dada tiap kali lewat sini. Mungkin sebagian dari kalian akan bertanya-tanya, apakah jalur ini bisa lebih baik? Apalagi mengingat jalan ini berada di jantung kota Jember, tentu saja perlu perhatian khusus agar tak berlarut-larut dianggap sebagai masalah. Setidaknya, jalan satu ini bisa lebih ramah bagi pengguna jalan yang melintas.
Saya rasa pemerintah setempat dan dinas-dinas terkait bisa mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali jalur pedestrian yang sesungguhnya dan memberikan tempat yang sesuai untuk para PKL yang berjualan. Selain itu, perlu ada kampanye kesadaran lalu lintas dan pendidikan mengenai etika berkendara. Jangan lupa juga agar pihak yang bertanggung jawab merawat fasilitas di jalan ini juga secara berkala bisa memperbaiki kerusakan yang ada, seperti lampu lalu lintas yang eror dan sebagainya.
Untuk mengatasi berbagai masalah di Jalan Mastrip Jember tentu perlu kerja sama antara pemerintah, warga, dan pemangku kepentingan lainnya. Semoga dalam waktu dekat kita bisa menikmati perjalanan yang lebih lancar dan nyaman di jalan ini, ya.
Penulis: Anik Sajawi
Editor: Intan Ekapratiwi