Nggak ada habisnya ghibah Jalan Gejayan. Pagi dan sore, di jam sibuk, Jalan Gejayan adalah ruas jalan yang begitu brengsek. Khususnya di dua ujung jalan ini, yaitu perempatan ringroad Condongcatur dan Pasar Demangan. Penyempitan jalan karena parkir mepet trotoar menjadi penyebab. Selain karena lalu lintas Jogja pada umumnya memang menyebalkan.
Pasar, warung tenda yang buka di atas trotoar, dan warung viral menjadi beberapa spot kemacetan. Sudah begitu, rambu larangan parkir tidak punya taji. Menyedihkan.
Kurangnya fasilitas parkir di Jalan Gejayan
Menurut saya, salah satu sumber kemacetan adalah tidak adanya lahan parkir yang memadai. Mungkin hanya kampus dan sekolah yang punya lahan parkir ideal. Selebihnya, mulai dari pasar, tempat perbelanjaan, sampai rumah makan nggak ada lahan parkir yang memadai.
Akibatnya, ya kamu bisa menebak, pemilik kendaraan “terpaksa” memarkir kendaraannya di pinggir jalan, mepet trotoar. Dan, sudah barang tentu, terjadi penyempitan jalan dan membuat arus lalu lintas terganggu.
Tebak siapa yang paling terganggu dengan keadaan ini? Bukan, bukan pengguna motor, melainkan pejalan kaki! Saking ramainya, setiap harinya, ada saja motor, mobil, sampai warung tenda yang “parkir” di trotoar. Padahal, trotoar adalah hak pejalan kaki.
Baca halaman selanjutnya: Gambaran semrawutnya universe Jogja.