Ramai orang bersepakat bahwa harga makanan di Jakarta jauh lebih mahal daripada di Jogja. Hmm, bagi saya sama saja, tuh.
Kita bisa bersiasat agar hemat untuk keperluan konsumsi sehari-hari. Di Jakarta juga banyak makanan yang murah kok, apalagi untuk ukuran mahasiswa seperti saya. Bahkan, kita bisa memasak olahan-olahan yang sederhana namun tetap mengenyangkan.
Bagi saya yang tidak suka cita rasa manis khas Jogja, berada di Jakarta membuat saya sedikit bernapas lega. Saya benar-benar bisa merasakan sayur asem yang beneran asem, bukan manis. Hehehe.
Kesempatan
Tak dapat dimungkiri, Jakarta selalu menjadi tujuan orang-orang untuk meniti karier. Itu alasan mengapa banyak orang hebat lahir di kota itu. Sebulan di Jakarta, saya mendapat dua kenalan dengan background yang cukup oke. Satu orang sebagai social media specialist di sebuah start-up, satu lainnya merupakan social media specialist di sebuah brand parfum lokal yang namanya sudah tak asing lagi di telinga.
Saya belajar banyak bagaimana seorang socmed specialist bekerja dan wow! Ide-ide dan cara mereka berpikir di luar dugaan saya. Tidak heran gaji mereka begitu melambung tinggi jauh di atas UMR Jogja. Bahkan, saya sempat bertukar Medium dengan salah satu di antaranya. Kami saling sharing tentang apa saja yang kami tulis dan itu menyenangkan.
Sebagai fast-paced city, Jakarta menuntut seseorang untuk tidak hanya cepat, tetapi juga tepat. Sesederhana merancang schedule keberangkatan moda transportasi yang digunakan. Satu kalimat yang selalu saya ingat dari teman saya yang tinggal di Jakarta: “Telat KRL semenit bakal jadi telat sejam nyampe tujuan!”
Ini dibuktikan ketika saya mengamati orang-orang yang berlarian menuju keretanya bahkan sebelum kereta berhenti dengan sempurna. Secara tidak langsung, hal-hal semacam itu membentuk daya saing warga Jakarta menjadi kuat dan kuat setiap harinya sehingga menjadi modal yang apik untuk menunjang karir. Saya? Terbiasa dengan culture Jogja yang lambat tapi pasti. Hadeh.
Penutup
“Jakarta, Jakarta, dan kenangannya, berpacu memburu impianku.” Sepenggal lirik lagu berjudul Jakarta Jakarta dari Kunto Aji.
Jakarta sungguh menawarkan banyak hal yang nggak bisa saya temui di Jogja. Di antara ingar-bingar di setiap sudut kota yang tak pernah tidur, saya merasakan kedamaian di dalamnya, bahkan cukup dengan melihat lelahnya wajah orang-orang di KRL pada jam pulang kantor.
Meskipun demikian, saya akan selalu berterima kasih kepada Jogja karena sebagian besar masa muda saya kuhabiskan di kota ini. Jogja juga akan selalu saya kenang sebagai kota yang mampu menciptakan keistimewaan hanya dengan hal-hal sederhana, seperti minum wedang ronde di Alun-Alun Kidul bersama pacar saya. Terima kasih Jogja dan tunggu aku kembali, Jakarta!
Penulis: Bintang Jihad Mahardhika
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Panduan Menikmati Transportasi Umum di Jakarta