TikTok Shop bisa jadi kasta nomor dua setelah Shopee yang cukup sering digunakan untuk bertransaksi online. Ini menurut data saya sendiri, sebagai penjual ketika ditanyai e-commerce selain Shopee, pasti merujuknya ke TikTok Shop, daripada e-commerce lainnya.
TikTok Shop memang sempat melejit luar biasa, karena harga barangnya dikatakan murah-murah dan banyak diskon. Memang, daripada e-commerce lainnya, TikTok Shop adalah yang paling mirip dengan Shopee. Ada fitur live penjual juga yang sekaligus bisa mempromosikan barang. Sempat ada kontroversi, TikTok Shop akan ditutup, yang rupanya cuma rebranding saja dan saat ini bermitra dengan Tokopedia.
Namun, secara sistem jualannya masih tetap sama. Kurang lebih barang-barang yang biasa ada TikTok Shop juga barang-barang yang ada di Shopee dengan harga yang sama.
Kapan lalu saya pernah tulis di Terminal Mojok, betapa pusingnya seller Shopee yang terus dicekik dengan biaya admin yang makin naik. Opsi lain untuk berdagang online, bisa pakai TikTok Shop. Adminnya memang sama tinggi, tapi karena kita tau ada adminnya jadi nggak seperti Shopee yang kaget karena makin dicekik. Setidaknya, kita udah siap-siap buat otak-atik harga.
Tapi, ternyata jualan di TikTok Shop juga nggak mudah. Isinya kayak diuber waktu, tapi duit penghasilan cairnya lama banget. Belum lagi keluhan lainnya yang bikin jualan di Shopee ternyata masih bisa lebih nyaman.
Barang yang harus segera dikirim sebelum 24 jam bikin kalang kabut
Mungkin bakalan enak, kalau seller TikTok Shop sudah punya yang terbagi sesuai jobnya. Ada yang live, ada tim packing, dan ada yang bagian drop ke ekspedisi. Tapi, buat yang baru merintis dan merasa belum bisa hire orang ini bisa jadi PR. Karena barang yang dibeli dari TikTok Shop, wajib dikirim sebelum 24 jam atau akan tercancel otomatis.
Bayangkan kalau kamu live sendiri, lalu kudu segera packing, dan harus segera kirim ke ekspedisi. Kalau ada kurir yang bisa mau pick up paket, masih lumayan lah ada waktu buat napas dulu. Karena penjualan TikTok Shop bisa begitu deras saat kamu melakukan sesi live. Saya sebenernya nggak sendirian banget, tapi itu saja sudah lumayan engap-engapan kayak dikejar waktu.
Sedangkan di Shopee, kita masih bisa atur barang sebagai barang PO biar pun ready stock. Biasanya, itu cuma memberikan spare waktu untuk pengiriman yang setidaknya bisa dipacking besoknya. Pun, jasa ekspedisi di Shopee masih banyak, ada yang waktu kita setting pick up maka kurir akan datang.
Sedangkan di TikTok Shop cuma tersedia J&T yang kalau disetting pick up, katanya tetap hubungi kurir pick up dulu. Pas punya nomor kurir pick up pun kadang kurirnya nggak bisa, jadilah tetap keteteran sendiri.
Pencairan dana penjual yang memakan waktu lama
Kalau kamu ngeh, ada beberapa seller Shopee yang biasanya akan meminta kita buat segera klik pesanan diterima jika barang sampai. Itu karena hasil penjualan para seller akan cair ketika pembeli klik pesanan diterima. Kalau tidak, maka dana penjualan akan cair lebih lama.
Sedangkan di TikTok Shop, dana lumayan lama untuk cair. Saya nggak gitu perhatikan betul ya berapa lamanya, estimasi satu minggu atau bahkan lebih dari satu minggu. Waktu awal-awal jualan, saya cek berkali-kali kok belum ada pencairan. Setelah lama berlalu, ternyata hasilnya baru cair. Agak lama memang jadinya nunggu uang hasil penjualan TikTok Shop cair. Ini bakalan nggak cocok buat orang-orang yang uang hasilnya harus segera dibuat perputaran.
Dengan sistem yang disuruh kebut-kebutan begitu, ternyata nunggu cairan duitnya lama ini agak bikin sebal juga.
Susahnya tracking pengiriman barang di TikTok Shop
Jujur, pas awal sekali jualan saya dibuat bingung gimana tracking barang sudah sampai atau belum di TikTok Shop. Karena, kebanyakan buyer akan memanfaatkan fitur COD, jadi saya harus pastikan betul barang diterima buyer. Ternyata lumayan agak repot dan membingungkan. FYI aja, untuk para seller, jualan di TikTok Shop itu membutuhkan aplikasi kedua, yaitu TikTok Seller Center. Jadi, tidak jadi satu dengan aplikasi TikTok itu sendiri. Di sini saya biasanya otak-atik etalase, stok, termasuk memantau pengiriman.
Nggak seperti Shopee yang terlihat urut otomatis ketika barang mulai dikirim, dan ketika diklik untuk pantau akan terlihat jelas barang sudah sampai di mana saja. Sedangkan di TikTok Shop, lumayan ribet. Kadang ketika diklik kok malah terlihat tidak ada pembelian sama sekali. Ternyata, kalau mau lihat jelas pengirimannya bisa dibuka di PC. Ya, jadi agak ribet kan kalau kudu buka PC dulu cuma buat tracking, sedangkan penjual online ya pengennya praktis langsung dilihat dari HP saja.
Pembuatan etalase baru di TikTok Shop yang lumayan bikin ribet
Karena dibagi jadi dua aplikasi, jadi menurut saya lumayan effort untuk bikin etalase produk baru. Untuk menambahkan produk baru, kita harus ke TikTok Seller Center lebih dulu. Tiap, posting untuk produk baru, baiknya kamu siapkan saja sehari sebelum sesi live atau dipromokan di video TikTok. Karena, tiap produk yang diposting akan melalui proses peninjauan dulu. Sebenernya sih nggak lama, cuma kalau pas agak apes bisa lama banget nunggunya.
Setelah posting, kamu harus buka aplikasi TikTok biasa, lalu ke pusat afiliasi untuk menambahkan produk yang tadi diposting ke showcase TikTok Shop. Agak panjang memang perjalanannya ya, nggak sat-set langsung keposting seperti Shopee.
Nggak mudah ternyata untuk jualan di TikTok Shop. Ada suka duka yang kadang ternyata masih enak jualan di Shopee, terutama di sistemnya. Walaupun casenya di saya, jualan di TikTok Shop masih lebih ramai daripada Shopee. Ya, agak berkorban dikitlah ya jadinya. Pinter-pinteran kita atur strategi saja supaya nggak keteteran dan perputaran uangnya tetap lancar, biar cairnya lama.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA TikTok Shop Bisa Taklukkan Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak: Apa Betul?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















