ISS Honda, Fitur yang Bermanfaat sekaligus Merepotkan, Gampang Ngambek!

motor Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF, Bagusan Honda Giorno ISS Honda

Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF (Shutterstock,com)

ISS Honda ini fitur yang sebenarnya bagus, tapi nyatanya malah merepotkan

Namanya orang berkendara pasti ingin cepat sampai ke tujuan. Amit-amit jangan sampai terjebak macet parah ataupun kereta langsir. Selain melelahkan, terjebak macet juga menguji kesabaran. 

Bagaimana tidak? Selama menunggu kondisi jalan terurai, saluran pernafasan kita bakalan penuh dengan asap kendaraan yang sering kali bikin batuk dan sesak. Itu sebabnya, dulu, ketika terjebak kereta langsir, saya lebih memilih untuk mematikan mesin motor. Lumayan, bisa mengurangi dosa karena bikin orang lain sesak nafas.

Tapi, itu dulu. Teknologi sepeda motor saat ini sudah berkembang pesat. Sekarang, sudah ada fitur yang memungkinkan sepeda motor berhenti secara otomatis. Di motor Honda, teknologi itu bernama Idling Stop System (ISS).

Sistem kerja ISS Honda

Secara sederhana, fungsi fitur ISS pada motor Honda ini adalah mematikan mesin motor saat berhenti, seperti di lampu merah atau saat macet, dan menghidupkannya kembali saat pengendara siap untuk melanjutkan perjalanan.

Jadi, ketika motor berhenti karena terjebak macet, sensor kecepatan yang ada pada motor akan mendeteksi bahwa kendaraan tidak bergerak. Saat itulah, ISS akan aktif dan mesin motor akan secara otomatis dimatikan.

Nah, selanjutnya, ketika pengendara ingin melanjutkan perjalanan, mereka tidak perlu menekan lagi starter elektrik. Mereka cukup memutar gas atau melepas kopling (untuk motor dengan transmisi manual). Dengan demikian, sistem ISS akan mendeteksi gerakan tersebut dan mesin motor pun dapat kembali menyala secara cepat.

Kelebihan fitur ini

Adanya fitur ISS di motor Honda tentu sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang sering terjebak macet. Dengan adanya ISS, motor jadi hemat bahan bakar. Kalau hemat bahan bakar, otomatis hemat pengeluaran juga.

Bukan hanya itu saja. Matinya mesin motor saat berhenti di lampu merah ataupun saat terjebak kemacetan juga membuat emisi gas buang yang dihasilkan semakin berkurang. Hasilnya, udara lebih kepenak untuk dihirup. 

Kompetitor abadi Honda, yaitu Yamaha juga punya fitur yang serupa. Namanya, Stop & Start System (SSS). Fungsinya hampir sama dengan ISS yaitu untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi dengan cara mematikan mesin secara otomatis saat motor berhenti dalam waktu tertentu, dan kemudian menyalakannya kembali dengan cepat saat pengendara siap melanjutkan perjalanan.

Dosa-dosa yang menyertai

Tapi, selayaknya sebuah fitur, ISS juga punya kelemahan yang endingnya merepotkan para penggunanya. Pertama, jelas soal baterai. Demi menunjang kinerjanya, fitur ISS ini membutuhkan baterai yang cukup kuat untuk bisa bekerja. Baterai motor lemah dikit, do’i bakalan ngambek dan nggak mau kerja. 

Kalau ngambeknya di awal, yaitu mesin tidak mati otomatis saat berhenti, masih bisa dimaafkan. Tapi, kalau ngambeknya di pas motor mau jalan lagi, itu yang  menyebalkan. Jelas bikin panik, lah. Kan biasanya tinggal putar gas saja, motor bisa langung ‘ngeng’. Lha, ini kok tetep mati? 

Alhasil, proses menyalakan mesin harus mulai dari awal. Padahal, kalian tahu sendiri kan bagaimana kebiasaan pengendara di belakang kita? Tangan satu pegang gas, tangan satunya lagi pegang klakson. Alias, klakson lu brisik banget, dah! Bikin tambah panik aja!

Sudah ngambekan, ISS juga jadi beban

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kinerja ISS ini bergantung pada sistem elektronik. Nah, karena mesin sering mati dan hidup otomatis, fitur ISS ini sudah seperti beban pada komponen elektronik. Mau nggak mau, sistem kelistrikan seperti motor starter akan lebih sering digunakan. Akibatnya, komponen ini cepat aus, apalagi kalau tidak dirawat dengan baik.

Artinya apa, Gaes? Yal tul. Fitur ISS ini juga berpotensi untuk jadi beban finansial. Pasalnya, Jika ada masalah pada sistem ISS, seperti sensor atau perangkat kontrol elektronik, bisa jadi biaya perbaikannya sedikit lebih mahal daripada motor biasa.

Bukti lain bahwa ISS menjadi beban juga terlihat dari bagaimana ISS bergantung pada kondisi mesin. Jadi, saat mesin terlalu panas, fitur ISS akan mati otomatis. Hal ini bisa terjadi setelah motor digunakan dalam waktu lama atau pada cuaca panas. Jadi, meskipun motor berhenti, ISS tidak akan bekerja untuk menghemat bahan bakar.

Kan kan kan? Caper banget. Banyak bener syarat dan ketentuannya.

Meskipun terkesan ngambekan, jadi beban bagi komponen lain serta caper, kita pasti sama-sama sepakat bahwa secara keseluruhan, fitur Idling Stop System (ISS) pada motor Honda merupakan inovasi yang sangat bermanfaat. Terutama, untuk mengurangi polusi di lingkungan perkotaan yang sering menghadapi kemacetan.

Kalau soal drama-drama yang menyertai fitur ISS, ah, rasanya semua bisa disiasati. Yaitu, dengan melakukan pemeliharaan yang baik serta pemahaman tentang cara kerja sistem. Dengan demikian, si ISS ini nggak akan punya kesempatan untuk ngambek. 

Balik lagi, kalau soal teknologi, semua tergantung pada usernya. Ya, nggak? 

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Motor Terbaik yang Pernah Honda Produksi, yang Jelas Nggak Ada Vario 160!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version