Gen Z bisa dengan mudah menjawab silsilah keluarga Raffi Ahmad, tapi ketika ditanya apa ibu kota Jawa Tengah, mereka kebingungan. Padahal, mereka tumbuh dengan Google Maps di tangan.
“Apa Ibu Kota Jawa Tengah?”
Pertanyaan simpel ditanyakan oleh Tiktoker bernama Boyke Aldysha di akunnya @papa.groot. Di Jalan Braga yang ramai, beberapa orang sempat berhenti untuk mencoba menjawab. Ada yang menjawab:
“Ga tau”
“Mau kerja ni a’”
“Jogja”,
“Naon atuh, da teuapal”
Dari 9 responden yang ditampilkan di video, semuanya tidak bisa menjawab pertanyaan sesederhana itu. Tapi, apa Anda tahu jawabannya?
Daftar Isi
Gen Z, generasi Google Maps
Gemas sekali rasanya melihat pertanyaan simpel tidak terjawab oleh gen Z yang menjadi sampel di video. Gen Z yang pasti menggenggam gawai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Haqqul yaqin kalau jalan-jalan pun, mereka pasti pilih ikut rute dari Google Maps daripada menulis peta buta hasil bertanya pada penduduk lokal.
Tapi, ironisnya, kemudahan menggunakan Google Maps tidak berkorelasi terhadap kepahaman gen Z terhadap wilayah. Jalan Braga terletak di Bandung, Provinsi Jawa Barat. Provinsi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Mungkin kalau tidak bisa menjawab apa Ibukota Maluku Utara yang diganti dari Ternate menjadi Sofifi pada tahun 2010, menjadi sedikit wajar. Karena jaraknya yang jauh dan beda pulau. Tapi Jawa Barat dan Jawa Tengah itu hanya tetanggaan, ya Tuhan.
Baca halaman selanjutnya: Indonesia negara besar lho…
Indonesia negara besar lho, bangga banget
Mari pandang peta Indonesia, entah lewat peta di Google Maps atau di buku peta. Negara kita luas sekali. Terluas ke-15 di dunia. Tidak hanya luas, tapi juga sejarahnya terangkai dari berbagai kerajaan-kerajaan di kepulauan. Raja-raja Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan lain-lain, yang sama-sama melawan penjajah rakus dan terlebur menjadi NKRI. Kita semua tahu ini lah, gen Z atau bukan, seharusnya tahu ini.
Saking luasnya Indonesia, bila menyeberangi Sungai Mahakam, kita masih di Indonesia. Mendaki dan menuruni gunung, di baliknya masih Indonesia. Melewati lautan pun, pulau berikutnya masih bagian dari Indonesia. Begitu luasnya Indonesia.
Untuk membayangkan, mari kita lihat Jepang dan Korea. Dua negara yang bertetangga, dipisahkan jarak kira-kira 60-200 km. Coba kita bandingkan jarak Pulau Jawa dengan Pulau Kalimantan. Apalagi jarak Sumatera dengan Papua. Jaraknya kurang lebih dari 4000 km dan masih Indonesia.
Apa yang dibaca dan ditonton Gen Z?
Geografi tidak sekadar menghafal nama kecamatan, kabupaten dan negara. Lebih dari itu, geografi membantu untuk memahami posisi kita di dunia. Nenek moyang kita yang katanya penjelajah lautan, sudah memahami posisinya di dunia. Mereka sadar betul hal berharga apa yang nusantara miliki dengan posisinya. Mereka mendudukkan nusantara sebagai kota dagang besar di sejak abad ke-15 sampai 17.
Manusia abad-20, mendapatkan gambaran wilayah Indonesia melalui gambar, video bahkan pengalaman langsung melalui travelling yang sedang hype. Memahami wilayah Indonesia menjadi aktivitas yang menyenangkan. Tidak hanya melalui membaca buku, tidak sekedar membaca peta. Berbagai kemudahan ini, kenapa secara simultan tidak memberikan pemahaman wilayah Indonesia kepada Gen Z? Kenapa ada sampel Gen Z yang bahkan tidak mengetahui Ibu Kota Jawa Tengah?
Seleb jelas lebih dipahami ketimbang pengetahuan paling receh
Tahun 2015, saya pernah makan siang dengan Prof Suprapto, fisikawan asal Bandung yang menjadi pakar proteksi kebakaran Indonesia. Di perbincangan hampir sepuluh tahun lalu itu, Prof. Suprapto menyampaikan kekhawatirannya tentang generasi muda. Beliau khawatir generasi muda yang lebih banyak mendengar kata-kata artis daripada mendengarkan kata para ahli. Menonton berita tentang seleb ketimbang membaca buku ilmiah. Beliau khawatir sepuluh tahun lagi, anak-anak Indonesia akan lebih banyak yang bercita-cita menjadi seperti Raffi Ahmad, daripada menjadi saintis. Lebih tertarik dengan gossip daripada masalah negeri.
Fast forward sepuluh tahun kemudian, 2024, saya melihat kekhawatiran Prof Suprapto terbukti. Saya percaya, gen Z di video tiktok yang sedang berjalan di jalan Braga ini dapat menjawab dengan mudah pertanyaan “siapa nama suster anaknya Raffi Ahmad”, tapi tak tahu di mana letak Semarang.
Dan mungkin inilah puncak ironi teknologi di masa kini. Hal yang harusnya membantu, tapi nyatanya, tak bisa membantu manusia keluar dari jalan buntu.
Penulis: Aniesa Norma Dantie
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Gen Z di Dunia Kerja: Punya Potensi, tapi Kurang Disukai Rekan Kerja Sendiri