Daftar Isi
Perbedaan suhu Malang vs Sidoarjo yang begitu terasa
Keluhan saya terhadap panasnya Sidoarjo memang bukan masalah yang penting. Namun sebagai mahasiswa yang telah menghabiskan hampir 4 tahun di Malang, membuat saya terbiasa dengan iklim yang cenderung dingin dan sejuk. sehingga panasnya Sidoarjo rasanya seperti cobaan yang saya cobain.
Saya yang sering mengeluhkan Malang makin panas belakangan ini, jadi merasa malu. Ya memang keduanya hal buruk sih, tapi ya, tetap saja merasa aneh.
Berkaca pada kedamaian masyarakat Sidoarjo
Melihat teman-teman saya yang terlihat begitu santai meskipun tubuh mereka tetap berkeringat, rasa penasaran pun mendorong saya untuk bertanya, “Kok bisa, sih, tahan sama panasnya?”
Mereka dengan ramah memberikan jawaban yang cukup membuat saya merenung. Pertama, mereka sudah terbiasa dengan iklim Sidoarjo yang panas. Kedua, mereka menyarankan untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan dan tidak terlalu memikirkan rasa panasnya. “Simpelnya, nggak usah dipikirin rasa panasnya, fokus saja ke kerjaanmu, pasti rasa panas di otakmu hilang,” ujar salah satu teman.
Mendengar penjelasan tersebut, dalam hati saya berpikir, benar juga ya. Sidoarjo memang memiliki karakter panasnya yang khas, dan terus mengeluh hanya akan membuat suasana terasa makin panas. Mengeluh juga tidak membuat cuaca lebih dingin kan.
Mungkin, rahasia teman-teman saya yang terlihat begitu tenang adalah dengan memandang panas sebagai sesuatu yang biasa dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Fokus pada pekerjaan atau aktivitas lainnya jauh lebih berfaedah ketimbang mengeluh.
Mengubah persepsi diri
Dari pengalaman perjalanan dan interaksi dengan teman-teman setempat, pemahaman saya terhadap panasnya udara di Sidoarjo mulai berubah. Saya sadar bahwa setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri, termasuk karakteristik iklimnya. Melalui proses ini, saya mulai mengganti interpretasi terhadap perbedaan suhu ini, dan alih-alih melihatnya sebagai sesuatu yang negatif, saya mulai menemukan keindahan dan keunikan yang dimiliki setiap tempat.
Saya berterima kasih pada Sidoarjo, yang bisa memberi saya pelajaran penting untuk hidup saya. Mengeluh tak membuat keadaan jadi lebih baik. Jadi ya, lebih baik berdamai. Tentu saja itu lebih baik kan?
Tapi tetep saja, panas tenan, Rek.
Penulis: Dedi Syah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sidoarjo Ramah untuk Pebisnis, tapi Tidak Ramah untuk Perantau