Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dari Budaya Sampai Hiburan, Ini Alasan Kenapa Kabupaten Rembang Sebaiknya Ikut Jawa Timur

Sholihul Abidin oleh Sholihul Abidin
15 September 2025
A A
Rembang Punya Wisata Alam yang Menawan, Sayang Kotanya Tidak Berkembang Mojok.co

Rembang Punya Wisata Alam yang Menawan, Sayang Kotanya Tidak Berkembang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya lahir dan besar di Rembang. Kabupaten kecil di ujung timur laut Jawa Tengah, berbatasan langsung dengan Tuban, Jawa Timur. Kalau lihat peta, posisi Rembang itu kayak anak kos yang kamarnya paling ujung, agak jauh dari pintu peradaban dunia luar.

Secara administrasi, Rembang memang Jawa Tengah. Tapi, jujur saja saya sering merasa kalau orang-orang Rembang itu lebih mirip Jawa Timur daripada “mas-mas Jawa” yang selama ini orang bayangkan.

Kesadaran itu baru makin kuat ketika saya kuliah empat tahun di Semarang. Pertama kali sampai, saya langsung kena culture shock. Bayangan saya, semua orang Jawa Tengah itu sama saja. Ternyata keliru.

Ketemu teman-teman dari Magelang, Temanggung, Wonosobo, sampai kota Semarang itu sendiri bikin saya merasa seperti orang asing dari “suku lain”. Saya baru sadar kalau Rembang ini memang beda. Bukan hanya beda tipis, tapi kayak beda genre.

Hiburan di Rembang itu sound horeg dan dangdutan, bukan karawitan

Contoh paling nyata ada di soal hiburan. Di desa saya, setiap Agustusan, puncak acaranya bukan pertunjukan seni gamelan atau jalan sehat. Puncaknya adalah karnaval dengan sound horeg yang volumenya bisa bikin ayam tetangga stres. Dari jauh, dentumannya sudah bikin dada bergetar.

Awalnya saya kira sound horeg itu monopoli Jawa Timur. Eh, ternyata di Rembang itu jadi budaya wajib juga. Hampir semua desa kalau bikin acara besar pasti pakai sound horeg. Teman-teman saya di Semarang sering mengejek, katanya itu hiburan kampungan. Tapi ya gimana, wong masyarakat desa saya memang bahagianya di situ.

Selain itu, ada juga orkes dangdut. Levelnya pun nggak main-main, sering kali artis dan grupnya didatangkan langsung dari Jawa Timur. Jadi jangan kaget kalau acara hajatan di Rembang bisa serasa konser musik di Lamongan atau Bojonegoro. Hiburan masyarakat kami memang lebih “Timuran” daripada “Tengahan”.

Mulut kami pun lebih Jawa Timur, dari cara ngomong sampai selera lidah ikut terbawa

Hal lain yang bikin saya kaget di Semarang adalah soal bahasa. Teman-teman saya yang asli Jawa Tengah (Magelang, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya) bicaranya halus, sopan, dan sabar. Bahkan umpatan mereka pun lebih terdengar seperti pujian.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

Bandingkan dengan anak-anak muda di Rembang. Kami ngomong keras, ceplas-ceplos, dan penuh energi. Umpatan “jancuk” itu biasa banget di sini, bahkan sering dipakai dengan nada bercanda. Kalau di Semarang saya nyeletuk “jancuk” ke teman baru, bisa-bisa mereka langsung kaget setengah mati.

Soal makanan juga begitu. Di Semarang, saya sempat bingung kenapa hampir semua masakan rasanya manis. Dari mulai soto, sayur asem, lontong sayur, sampai gorengan pun sering ada rasa gula.

Sebagai warga asli Rembang, lidah saya terbiasa dengan masakan gurih, asin, bahkan pedas. Sama seperti khas masakan Jawa Timur. Kalau makan lontong tahu di Semarang, saya sering merasa kayak lagi makan makanan penutup, saking manisnya. Tapi kalau di rumah, sambal petis saja bisa bikin mandi keringat.

Jadi kalau bicara rasa dan selera, perut saya memang lebih condong ke Jawa Timur daripada Jawa Tengah.

Pola dan kebiasaan dalam merantau bikin Surabaya lebih dekat daripada Semarang

Ada faktor pendukung yang bikin Rembang lebih “Jawa Timur” ketimbang “Jawa Tengah”: soal merantau. Orang-orang Rembang kalau kerja, merantau, atau cari rezeki, arahnya bukan Semarang atau Solo. Justru lebih banyak ke Surabaya, Gresik, atau Sidoarjo.

Lapangan pekerjaan di wilayah timur memang lebih luas. Wajar kalau akhirnya kultur itu kebawa pulang. Orang-orang yang kerja di Surabaya bawa pulang gaya bicara, musik, bahkan makanan. Akhirnya Rembang semakin terasa ketimuran.

Rembang: Jawa Tengah yang rasanya Jawa Timur

Semakin lama saya pikirkan, semakin masuk akal kalau Rembang ini memang anak kampung sebelah yang salah pergaulan. Administratif iya Jawa Tengah, tapi kultur, bahasa, makanan, hiburan, sampai migrasinya lebih condong ke Jawa Timur.

Jangan heran kalau kadang saya merasa jadi orang asing di Semarang. Padahal sama-sama Jawa Tengah. Tapi ya gimana lagi, Rembang memang beda.

Buat saya pribadi, ini bukan soal ingin memisahkan diri atau apa. Cuma lucu aja kalau dipikir. Kayak hidup di rumah kontrakan bareng keluarga besar, tapi watak saya lebih mirip tetangga sebelah.

Mungkin ini yang bikin Rembang istimewa. Kami bisa menikmati formalitas Jawa Tengah, tapi jiwanya lebih mirip Jawa Timur. Dan bagi saya, itu bukan masalah. Justru jadi identitas unik.

Kalau ada yang bertanya, “Rembang itu Jawa Tengah atau Jawa Timur?” Jawaban saya gampang: “Secara KTP Jawa Tengah, tapi secara hati ya Jawa Timur.”

Penulis: Sholihul Abidin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rembang Punya Wisata Alam yang Menawan, Sayang Kotanya Tidak Berkembang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 September 2025 oleh

Tags: jawa tengahjawa timurkabupaten rembangSemarang
Sholihul Abidin

Sholihul Abidin

Warga sipil biasa yang selalu ingin tahu dunia bekerja.

ArtikelTerkait

Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang

Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

25 Januari 2024
Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

6 Februari 2023
Keresahan Blitar Selatan: Ancaman Memekarkan Diri karena Lelah Jadi Anak Tiri Pembangunan

Keresahan Blitar Selatan: Ancaman Memekarkan Diri karena Lelah Jadi Anak Tiri Pembangunan

11 Mei 2023
Kasta Rokok di Jawa Timur, dari yang Populer Sampai yang Penting Pernah Nyoba

Kasta Rokok di Jawa Timur, dari yang Populer Sampai yang Penting Pernah Nyoba

18 Agustus 2022
nasi gandul bukan oseng pepaya mojok

Miskonsepsi Warga Banyumasan tentang Nasi Gandul: Dikira Sayur Daun Pepaya, padahal Bukan

25 Juni 2021
Semarang Layak Diperhitungkan Jadi Kota Tujuan Belajar, Tak Kalah dari Jogja tembalang, banyumanik

Semarang Itu Luas, tetapi yang Enak Ditinggali Cuma Banyumanik dan Tembalang, Lainnya Tidak!  

11 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.