Perjalanan jauh merupakan suatu hal yang mengasyikkan. Kita bisa mengetahui hal-hal baru yang ada di sekeliling kita, seperti kenampakan alam, obyek-obyek wisata, maupun pemandangan lain yang ada di kanan kiri jalan. Kita bisa melihat hal-hal baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya, terutama saat kita melintas jalur baru atau jalan alternatif.
Ada kalanya perjalanan jarak jauh bisa menjadi hal yang cukup menantang manakala kita belum memahami medan yang akan dilalui. Sulitnya akses jalan dan kurangnya infrastruktur penunjang lainnya membuat kita harus bekerja keras. Tak jarang pula kita harus “menanggung beban” akibat masalah teknis kendaraan, seperti ban bocor atau kehabisan bensin sementara bengkel atau pom bensin terdekat tidak ada.
Hal umum yang sering menjadi “momok menakutkan” adalah tersesat selama melakukan perjalanan. Kendala semacam ini biasanya terjadi ketika kita melewati jalan alternatif yang belum kita ketahui sebelumnya. Sebagaimana namanya, jalan alternatif juga memiliki kekurangan yaitu jalur yang memiliki banyak tikungan dan persimpangan jalan. Belum lagi adanya tanjakan dan turunan yang menukik tajam dan tidak bisa kita ketahui melalui Google Maps.
Mungkin kita boleh percaya kepada rute yang disebutkan dalam Google Maps dalam menunjukkan arah jalan. Akan tetapi, kita tidak tahu kendala teknis yang terjadi pada perangkat pengakses internet, baik itu GPS maupun telepon pintar kita. Saat baterai habis dan kita tidak membawa power bank, tentu hal tersebut akan menjadi “petaka” yang menjurus kepada “jalan yang tersesat”. Lantas, bagaimana solusi alternatif yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi kesalahan jalur tersebut?
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mencari rute dalam perjalanan, salah satunya adalah dengan mengikuti alur truk. Mungkin yang kita pahami dari fungsi truk selain sebagai kendaraan pengangkut barang juga menjadi sarana pengungkapan kalimat-kalimat unik atau poster-poster tertentu yang terpampang di badan kendaraan. Lebih dari itu, sebenarnya truk juga bisa menjadi penunjuk jalan saat kita tersesat atau mengalami kebuntuan dalam memilih jalur.
Secara fisik, truk hanya bisa melewati jalur-jalur perjalanan yang mudah dilalui. Mungkin di beberapa titik ada jalan terjal yang dilalui oleh kendaraan satu ini, itupun tidak banyak. Alasan ini cukup mendasar sebab dalam menangani masalah yang muncul dari kerusakan mesin truk selama perjalanan juga tidak mudah.
Mesin-mesin truk yang berat pasti dalam memperbaikinya juga cukup sulit, apalagi jika hal tersebut terjadi secara tiba-tiba di daerah yang aksesnya terbatas. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya masalah teknis yang tidak terduga, pengemudi truk pasti akan menjalankan kendaraan melewati jalur terdekat yang mudah dilalui.
Selain itu, pengemudi truk pasti sudah paham bagaimana kondisi jalan alternatif yang dilalui. Bahkan tidak hanya paham tentang jalur yang bisa dilalui, tetapi juga hafal rute-rute tertentu yang mampu memotong waktu perjalanan dan menghindari kemacetan.
Misalnya, apabila seseorang dari Semarang ingin ke Yogyakarta bisa melalui jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kadang-kadang, pengemudi truk mengambil jalur dari Semarang menuju ke arah Bandungan kemudian lurus menuju Sumowono. Setelah itu, pengemudi bisa mengambil arah tujuan di persimpangan Lanjan. Bisa berjalan lurus hingga ke daerah Kaloran, Temanggung atau belok kiri ke daerah Pringsurat kemudian menuju Magelang dan Jogja.
Hal terakhir yang menjadi alasan adalah jalur alternatif yang dilalui truk biasanya di kanan-kiri jalan terdapat warung-warung makan, bengkel, atau penjual bensin eceran. Selain itu, jalur ini juga tidak terlalu sepi sebab melewati sekitar pedesaan atau persawahan yang digarap oleh petani.
Kita tidak tahu kendala apa yang terjadi saat perjalanan, apakah bensin yang mendadak habis, ban bocor, hujan deras, atau rasa lapar yang datang. Memang benar bahwa perjalanan jauh sudah dipersiapkan matang-matang, akan tetapi kita juga harus mengantisipasi hal-hal lain yang terjadi tanpa kita sadari.
Itulah beberapa alasan mengapa truk memiliki fungsi lebih dalam perjalanan jarak jauh. Memang keberadaan teknologi seperti GPS dan aplikasi peta juga sudah berkembang. Akan tetapi, semaju apapun sebuah teknologi pasti ada kekurangannya. Sudah sepantasnya kita berterima kasih kepada para pengemudi truk yang secara tidak langsung telah menolong kita dengan menunjukkan rute jalan alternatif selama perjalanan.
BACA JUGA Antasena dan Wisanggeni, Pemuda Pilih Tanding dari Negara Amarta dan tulisan Mukhammad Nur Rokhim lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.