Indomaret dan Alfamart Menjamur di Gunungkidul Menjadi Ancaman Nyata Bagi UMKM Toko Kelontong

Indomaret Kuasai Gunungkidul, Ancam Eksistensi Toko Kelontong (Unsplash)

Indomaret Kuasai Gunungkidul, Ancam Eksistensi Toko Kelontong (Unsplash)

Gunungkidul berkembang dengan pesat. Wisata yang terkelola dengan baik membuat banyak investor meliriknya, tak terkecuali Raffi Ahmad. Bentuk perkembangan lain yang terlihat adalah kemunculan toko retail seperti Indomaret dan Alfamart, yang di sisi lain mulai mengancam usaha toko kelontong di sana. 

Perkembangan memang begitu masif. Bahkan di taraf kecamatan besar seperti Wonosari, hampir setiap satu kilo ada gerai Indomaret atau Alfamart. Sepanjang 2024 ini, saya sudah menyaksikan lebih dari 6 Indomaret dan Alfamart melakukan grand opening. Dan dari penelusuran saya, pemilik franchise ini rata-rata adalah warga asli Gunungkidul. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi di sana semakin membaik.

Peluang bagi para lulusan SMA di Gunungkidul 

Dengan menjamurnya toko retail ini di Gunungkidul, otomatis banyak karyawan baru yang nantinya akan direkrut. Nah, tentu ini adalah peluang yang baik untuk para anak muda yang baru saja lulus SMA atau SMK dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. 

Menjadi karyawan Indomaret atau Alfamart bisa menjadi alternatif pilihan. Walaupun banyak beredar berita tentang sisi hitam bekerja di sana seperti siap nombok kalau ada barang hilang atau tidak sesuai dengan stock yang ada dalam data. Namun, kedua franchise juga membuka jenjang karier dengan peluang yang tinggi. 

Misalnya berawal dari pramuniaga/ kasir, merchandiser, asisten kepala toko, kepala toko, dan seterusnya. Sehingga jika bertahan untuk bekerja di sana, masa depan yang mapan tidak mustahil lagi.

Sistem kerja di Indomaret ataupun Alfamart sudah terstruktur dengan baik, sehingga karyawan tinggal mengikuti tata alur kerjanya. Gaji yang ditawarkan pun di atas UMR Gunungkidul. Belum lagi ada bonus dan jaminan BPJS. Tentu sangat menggiurkan bukan.

Indomaret dan Alfamart bisa menjadi ancaman bagi toko kelontong

Sisi menggiurkan Indomaret dan Alfamart tentu tidak hanya dinikmati karyawannya. Yang paling merasakan keuntungannya tentu saja pemilik franchise ini. Bisa dibilang Indomaret dan Alfamart ini adalah investasi yang dapat menjadi passive income di masa senja kelak. 

Bermodal kurang lebih Rp500 juta, para franchisor ini nantinya akan menerima beres dari pihak Indomaret dan Alfamart. Mulai dari produk untuk mengisi toko hingga manajemen karyawannya sudah dihandle langsung dari pusat. Tak heran jika rich people Gunungkidul berbondong-bondong untuk menanamkan hartanya dengan franchise toko retail ini.

Namun, di balik itu semua, ada pihak-pihak yang terdampak imbasnya. Salah satunya adalah para UMKM yang membuka toko kelontong. Secara harga sih para toko kelontong ini berani bersaing, karena sudah jelas di Indomaret dan Alfamart harganya akan lebih mahal jika tanpa promo. 

Namun, secara ketenaran, para toko kelontong ini jelas kalah telak. Yups, kadang orang-orang ke Indomaret atau Alfamart mengesampingkan harga. Mereka lebih memilih toko retail ini karena terbilang komplet. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, sayur, buah, ATM, kopi, hingga sekedar nongkrong saja terfasilitasi dengan baik di sana. 

Jadi, walaupun di toko kelontong lebih murah, banyak orang Gunungkidul lebih memilih ke Indomaret atau Alfamart yang sudah jelas lengkap sehingga cukup one stop shopping. Apalagi untuk orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dari luar kota. Berhenti di toko retail biasanya sudah menjadi tujuan persinggahan.

Suara pengusaha UMKM yang hanya bisa pasrah

Lalu apa kata para pengusaha UMKM toko kelontong ini? Menurut beberapa pemilik toko kelontong yang saya jumpai, yang tokonya berdekatan dengan Indomaret atau Alfamart, mereka memilih untuk nrimo ing pandum alias menerima segala pemberian dari yang Maha Kuasa. 

Mereka percaya Tuhan sudah mengatur rezeki masing-masing. Ya mau bagaimana lagi, mereka hanya bisa menerima dan pasrah. Walaupun tak mengelak juga kalau keberadaan toko retail itu di membuat omset toko kelontong menurun. 

Namun, ini semua tak menyurutkan semangat mereka. Para tetangga atau warga lokal di dekat saya biasanya lebih memilih toko kelontong dibanding Indomaret atau Alfamart. Beberapa pemilik toko kelontong ini juga ada yang memutar otaknya dengan cara berjualan online atau menawarkan jasa mengantarkan barang sampai ke rumah, sehingga tidak kehilangan konsumen.

Itu dia gambaran toko retail yang tengah menjamur di Gunungkidul dan bersaing dengan toko kelontong. Kalau kalian, lebih memilih belanja di mana?

Penulis: Umi Hartati

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Dosa Lain Indomaret yang Membuat Pelanggan Kecewa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version