Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Improvisasi: Memaafkan Charlie Hunnam, Tom Holland dan Marisa Tomei

Rulli Rachman oleh Rulli Rachman
6 Mei 2019
A A
film king arthur: improvisasi Guy Ritchie

film king arthur: improvisasi Guy Ritchie

Share on FacebookShare on Twitter

“Stay hungry. Stay foolish.”

Rasanya hampir semua orang pernah dengar quote legendaris dari Steve Jobs ini. Kalimat tersebut pertama kali diucapkan Steve di acara Stanford Commenments tahun 2005. Sebagian orang menafsirkannya sebagai ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap hasil yang telah kita capai, sehingga kita terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dengan cara improvisasi. Ungkapan ini sangat terkenal di kalangan usaha atau bisnis, apalagi kalau bukan karena ulah motivator yang mempopulerkannya.

Improvisasi atau mati, sesederhana itu. Filosofi sederhana tersebut yang meluluhlantakkan Nokia. Pabrikan asal Finlandia itu betul-betul dibuat bertekuk lutut oleh ponsel pintar lain dengan OS Androidnya.

Improvisasi dan kreativitas jelas sangat dibutuhkan dalam industri hiburan, salah satunya di dunia perfilman. Pada 2017 silam, saat duduk di bangku bioskop menanti film King Arthur : Legend of The Sword dimulai, saya menebak film ini akan se-epic saga kolosal Lord of the Ring. Plot cerita yang terbayang juga tidak macam-macam; Arthur muncul sebagai sosok yang sanggup mencabut pedang Excalibur, kemudian maju sebagai Raja lalu memimpin para ksatria dalam memerangi musuh-musuhnya. Tapi saya segera mengenyahkan jauh-jauh pikiran tersebut ketika layar mencantumkan nama Guy Ritchie, mantan suami Madonna sebagai sutradara.

Batin saya, “wow sepertinya akan ada sesuatu yang menarik disini” dan benar saja. Dalam film Arthur ini, Anda akan menemukan perpaduan dua film Ritchie sebelumnya : Lock Stock & Two Smoking Barrels (1998) dan Snatch (2000). Persis seperti paduan rujak dan soto sehingga menjadikan hidangan tersebut sebagai menu andalan kuliner Banyuwangi. Gaya tutur cerita flashback yang unik ala Sherlock Holmes, lengkap dengan guyonan ala-ala british-mate juga diboyong mantan suami Madonna ke dalam film ini.

Andai saja Vinnie Jones ikut terlibat, purna sudah racikan dan ramuan mujarab Ritchie.

Citra seorang Raja yang kaku, sopan santun dengan perilaku kebangsawanan yang rapi, menjaga jarak dengan rakyat akan sulit ditemukan dalam Arthur versi Ritchie. Sebaliknya, figur raja yang berani, urakan, berjiwa pemberontak sekaligus kepala batu namun mau merangkul siapa saja akan mudah anda temukan dalam sosok Charlie Hunnam, sang pemeran Arthur.

Tengok pada adegan terakhir ketika Arthur dengan elegan mengingatkan salah seorang jenderal Viking kalau ia adalah orang yang sama yang pernah bertarung 1v1 dengan dirinya. Teringat dengan bogem mentah Arthur yang pernah mendarat di mukanya, si Viking memilih untuk berdamai. Surprisingly, Arthur malah tak ragu-ragu mengajak si Viking untuk makan bersama dengannya di meja bundar.

Baca Juga:

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

Empire XXI Saya Nobatkan sebagai Bioskop Kesayangan di Jogja

“Why have enemies, when you can have friends?” ujar Arthur.

Nampaknya Arthur sangat piawai menerapkan kode etik dunia laki-laki sejati : “Lo asik, gw santai. Lo jual gw beli.”

Kita perlu memaafkan Hunnam yang telah dengan apik menampilkan sosok Arthur yang lain dari biasanya – anti mainstrim. Hal ini tak lepas dari peran sang sutradara. Guy Ritchie juga berhasil mentransformasi sosok Tony Stark yang terlanjur melekat erat dalam diri Robert Downey Jr menjadi detektif Inggris yang smart, Sherlock Holmes. Peduli setan kalau ternyata film tersebut dibilang merugi ratusan juta dollar.

Faktanya, King Arthur-nya Ritchie berhasil mencapai rating 7,2 versi IMDB, lebih tinggi dibandingkan Batman vs Superman yang hanya diganjar rating 6,7. Lho kok bisa? Ya iya lah! Selain karena Ben Affleck memiliki postur badan yang terlalu sterek sebagai suksesor Christian Bale, film Dawn of Justice cenderung membosankan. Karena kita hanya akan disuguhi konflik konyol antara Batman dan Superman yang bertarung mati-matian hanya karena ibu mereka memiliki nama yang sama, Martha. Eerrr …

Menyajikan jalan cerita yang sama sekali berbeda dengan persepsi umum setiap orang adalah salah satu bentuk improvisasi, buah dari kreativitas tinggi. Hal ini juga dengan gampang kita temukan dalam film Spider-Man : Homecoming (2017).

Lupakan sosok Peter Parker ala Tobey Maguire yang menye-menye nan melankolis karena seisi kepalanya hanya berisi soal Mary Jane melulu. Tom Holland berhasil mengembalikan citra Spiderman sebagai superhero idola anak-anak. Ia tampil sebagai Parker yang humanis, Parker yang kerap berbuat salah (maklum saja usianya masih SMA), Parker yang sok tahu dan kelewat pede bahwa dirinya punya peranan penting untuk Avengers.

Lupakan juga salah satu jargon yang selalu terngiang-ngiang dalam film Spiderman terdahulu, “with the great power, comes the great responsibility”.

Kejutan tak berhenti sampai disitu. Jangan berharap kita menjumpai sosok Bibi May yang lanjut usia dan hanya bercakap soal nasihat kehidupan dan petuah bijak pada keponakannya. Oh tidak. Yang akan kita temukan adalah Marisa Tomei sebagai bibi May yang masih muda, cantik, menarik, suka mengenakan tank-top di rumah, pokoknya MILF seksi banget. Tak heran kalau waiter di restoran masakan Thailand sempat flirting genit kepadanya.

Tom Holland dan Marisa Tomei adalah dua orang yang perlu kita maafkan dengan ikhlas karena sudah merusak jalan cerita Spiderman yang mainstream. Tom Holland juga perlu kita maafkan karena berhasil menggeser Andrew Garfield yang belakangan tampak lebih nyaman berakting sebagai manusia religius. Tengok saja perannya sebagai serdadu Desmond Doss yang ngotot tidak mau memegang senapan dalam Hacksaw Ridge. Atau ketika ia bermain sebagai pendeta yang memegang teguh keimanannya sampai mati dalam Silence.

Ingat, DC pun tak kalah kreatifnya dalam hal improvisasi merusak patron jalan cerita. Alih-alih mempertahankan konsep seragam biru merah lengkap dengan celana-dalam-tapi-di luar hasil jahitan Martha Kent, Henry Cavill tampil gagah dengan kostum ala millenial warisan dari Jor-El ayah kandungnya.

Jadi, siap berimprovisasi?

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: FilmGuy RitchieSherlock HolmesSpiderman
Rulli Rachman

Rulli Rachman

Konsultan strategi perawatan mesin dan suka meracik hal itu jadi bahan tulisan.

ArtikelTerkait

3 Film Horor Terbaik yang Tak Sekadar Mengandalkan Jump Scare Terminal Mojok

3 Film Horor Terbaik yang Tak Sekadar Mengandalkan Jump Scare

3 Desember 2020
Film Pangku, Titik Balik Saya sebagai Laki-laki Memahami Ketimpangan Gender di Masyarakat Mojok.co

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

12 November 2025
5 Aturan Tidak Tertulis di Bioskop yang Sering Dilanggar Penonton Norak  Mojok.co

Jangan Nonton Bioskop kalau Nggak Paham Aturan Tidak Tertulisnya, Nanti Disebut Penonton Norak 

26 Mei 2024
3 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film di Bioskop Terminal Mojok

3 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film di Bioskop, Apakah Kamu Salah Satunya?

1 Desember 2022
5 Film Bela Diri Terbaik Sepanjang Masa

5 Film Bela Diri Terbaik Sepanjang Masa

17 Juni 2023
Empire XXI Saya Nobatkan sebagai Bioskop Kesayangan di Jogja Mojok.co

Empire XXI Saya Nobatkan sebagai Bioskop Kesayangan di Jogja

27 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.