Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa Perpustakaan Nasional (Perpusnas) akan membangun 10.000 perpustakaan desa. Ide ini muncul sebagai bentuk perwujudan 1 dari 3 program Perpusnas 2024, yakni penguatan budaya baca dan literasi.
Sebagai seseorang yang lahir dan tumbuh di desa dengan pengalaman kesulitan mengakses buku, jelas ide ribuan perpustakaan itu adalah angin segar. Tapi, entah mengapa dalam lubuk hati, saya merasa ide tersebut sangat utopis, alias kemungkinan terealisasinya minim. Selain karena sudah trust issue terhadap program-program pemerintah, saya merasa ide tersebut kurang tepat apabila diterapkan di desa.
Biarkan saya sebagai warga desa ini menjelaskan apa yang benar-benar orang desa butuhkan dalam hal literasi. Semoga saran ini lebih tepat dibanding sekadar membangun 10.000 perpustakaan desa
#1 Lebih baik memperbaiki kualitas perpustakaan daerah daripada membangun yang baru
Perpustakaan daerah, khususnya kabupaten-kabupaten di luar Jawa, itu mengenaskan. Perpustakaan terkesan hanya sebagai formalitas mengingat pemerintah memang mewajibkan setiap daerah setidaknya punya 1 perpustakaan. Itu mengapa sangat sering saya temukan perpustakaan yang memang ada gedungnya, tapi koleksinya ambyar. Jangankan bicara koleksi buku, bahkan terkadang bangunannya saja nggak terawat.
Menurut saya, daripada energi dan dana dihabiskan untuk membangun 10.000 perpustakaan baru, lebih baik Perpusnas punya program untuk memperbaiki dan meningkatkan fasilitas perpustakaan yang sudah ada. Menghadirkan perpustakaan di daerah atau desa sesuai dengan kebutuhan warganya, entah dari sisi koleksi maupun fasilitas. Itu semua diiringi dengan perawatan berkala. Saya rasa cara ini lebih efisien daripada terus-terusan membangun perpustakaan baru.
#2 Jam operasional perpustakaan sampai hari Minggu
Selain fasilitas perpustakaan yang nggak memadai, alasan lain yang membuat orang-orang daerah malas berkunjung ke perpustakaan adalah jam buka perpustakaan nggak tepat. Bayangkan saja, perpustakaan hanya buka di hari dan jam kerja, siapa yang mau berkunjung? Orang-orang masih sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing, entah bekerja dan sekolah.
Baca halaman selanjutnya: Nah, daripada …