Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

Titah Gusti Prasasti oleh Titah Gusti Prasasti
13 Maret 2024
A A
Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama bertahun-tahun merantau di Ponorogo, saya selalu menghindari pulang ke Pacitan di saat musim hujan. Alasan utamanya tentu karena saya malas basah-basahan di jalan. Tapi, setelah mulai bekerja dan tidak bisa mengambil libur seenaknya, kemarin saya terpaksa pulang dengan kondisi hujan cukup deras demi menghabiskan beberapa hari libur awal Ramadan di rumah. Hujan memang berkah dari Tuhan, tapi bertemu hujan saat melintasi jalur Ponorogo-Pacitan adalah petaka.

Ya, saya tidak berlebihan. Siapa pun yang pernah melintasi jalur ini sewaktu hujan, pasti akan mengangguk setuju. Apalagi, bagi pengendara bermotor seperti saya. Ada beberapa alasan kenapa jalur ini jadi menyeramkan di waktu hujan datang.

Gambaran Jalur Ponorogo-Pacitan

Sebelumnya, saya akan memberi sedikit gambaran soal jalur Ponorogo-Pacitan ini. Panjang jalur ini sekitar 80 km. Kurang lebih, sama seperti jarak Pacitan ke Wonogiri. Meskipun demikian, banyak orang lebih betah berkendara di jalur Pacitan-Wonogiri. Sebab, jalannya terhitung lebih landai dan lurus. Beda dengan jalur Ponorogo-Pacitan yang naik turun dan berkelok. Tidak lupa, dilengkapi dengan beberapa jalan berlubang atau tambalan yang tidak merata. Ya, khas jalanan Indonesia lah.

Kondisi jalan berkelok, naik turun dan tidak rata, ditambah dengan hujan deras adalah combo yang mengerikan. Rasanya, kepemilikan SIM C saya benar-benar diuji saat itu juga. Saya harus memperhitungkan kecepatan dan ketepatan rem dengan baik agar tidak tergelincir di belokan. Sebab, tidak jarang hujan deras turut melarutkan pasir dan tanah liat yang licin ke jalanan. Habis itu, juga harus gesit memilih jalur yang rata. Pokoknya, harus fokus! Hilang fokus sedikit, bisa jadi fatal.

Selain itu, jalur ini juga daerah rawan longsor. Bagaimana tidak, di sisi kanan, menjulang tebing-tebing tinggi. Sementara di sisi kiri, Sungai Grindulu membentang luas di sepanjang jalur hingga nanti bermuara di Samudera Hindia. Hujan deras dengan kondisi seperti ini, sudah sama seperti seperti uji nyali. Terlebih, kemungkinan longsor tidak bisa diprediksi. Tidak jarang pula, air mengalir deras dari atas tebing ke jalanan. Mirip seperti air terjun mini. Membuat pengendara terpaksa menerjang alirannya. Jika sudah sampai di sini, berhenti juga bukan pilihan, sebab jarang ada rumah penduduk di sepanjang jalur.

Rumah penduduk adalah hal yang langka

Ya, tidak ada banyak rumah penduduk di sepanjang jalur Ponorogo-Pacitan. Rumah penduduk biasanya terpusat di titik-titik tertentu saja. Sisanya, cuma ada beberapa gubuk kecil di pinggir jalan, tempat warga sekitar mengumpulkan hasil menambang batu atau pasir di sungai. Lagi pula, memang tidak banyak lahan yang luas sih di sepanjang pinggiran Sungai Grindulu. Mungkin, hal itu juga yang membuat tidak ada lampu penerangan jalan yang cukup di jalur ini. Padahal ini jalur lintas kota, lho. Jika hujan sedang deras-derasnya, satu-satunya yang bisa diandalkan hanyalah lampu kendaraan dan perlindungan Tuhan. 

Benar-benar semencekam itu melewati jalur Ponorogo-Pacitan di waktu hujan. Belum lagi dengan suasana sepi. Ditambah, hawa dingin dan kabut tipis juga kerap menyelimuti jalur ini. Kadang, rasanya saya seperti sedang di dunia yang berbeda. Mirip universe Twilight yang serba dingin. Agak ngeri membayangkan tiba-tiba ada vampir yang lari secepat kilat menyamai laju kendaraan saya, hiii. 

Kalau sudah begini, cuma satu pesan saya: hati-hati. Selain itu, jangan lupa melakukan berbagai persiapan sebelum berkendara, seperti memeriksa kondisi kendaraan, memastikan fisik dalam kondisi yang prima, mantel tebal, ditambah mental baja. Jangan lupa pula, berdoa agar selamat sampai tujuan.

Baca Juga:

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Keunikan Dusun Pacitan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan: Nama Jawa, tapi Ngomong Pakai Bahasa Bugis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2024 oleh

Tags: hujanjalur ponorogo-pacitanpacitanponorogo
Titah Gusti Prasasti

Titah Gusti Prasasti

Manusia yang tengah sibuk mencari kesibukan.

ArtikelTerkait

Madang Maning Park Purwokerto: Pusat Kuliner Mewah, Sekali Hujan Langsung Basah!

Madang Maning Park Purwokerto: Pusat Kuliner Mewah, Sekali Hujan Langsung Basah!

13 Mei 2023
5 Masjid Terdekat dari Malioboronya Ponorogo Terminal Mojok

5 Masjid Terdekat dari Jalan HOS Cokroaminoto, Malioboronya Ponorogo

23 April 2022
Salon Reidha Ponorogo, Salon Khusus Perempuan yang Bikin Bestie Nyaman Lepas Hijab

Salon Reidha Ponorogo, Salon Khusus Perempuan yang Bikin Bestie Nyaman Lepas Hijab

21 April 2022
Kali Cokel Pacitan, “Sungai Amazon” di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi Wisatawan Mojok.co

Kali Cokel Pacitan, “Sungai Amazon” di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi Wisatawan

4 Mei 2025
Isyana Sarasvati naik reog. (IG @Isyanasarasvati)

Isyana Sarasvati Digendong Reog untuk Menyapa Umatnya. Isyana Our Queen!

17 Juli 2022
Keunikan Dusun Pacitan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan: Nama Jawa, tapi Ngomong Pakai Bahasa Bugis

Keunikan Dusun Pacitan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan: Nama Jawa, tapi Ngomong Pakai Bahasa Bugis

4 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.