Beberapa waktu ini film Thailand berjudul “How To Make Millions Before Grandma Dies” sedang hangat sekali diperbincangkan. Bagaimana tidak, testimoni unik yang dikemas para penonton melalui trend before and after menjadi salah satu magnet yang menarik perhatian (termasuk saya). Oleh karena itu, saya semakin penasaran untuk menonton filmnya.
Film yang disutradarai oleh Pat Boonnitipat ini mengangkat isu yang terbilang mudah sekali dianggap relate oleh penonton. Dalam film berdurasi 2 jam 6 menit ini, saya menemukan banyak pelajaran dan tangisan berharga. Minimal beberapa lembar tisu jadi pelengkap dalam film ini.
Namun di kesempatan sekarang, saya tidak akan membahas tentang latar belakang atau isi dari film “How To Make Millions Before Grandma Dies”. Semuanya lebih jauh dari itu. Saya ingin membahas film yang dianggap sebagai sebuah objek kesedihan. Pertanyaannya, memangnya bisa film ini menjadi objek dari sebuah kesedihan?