Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Hobi Bapak-bapak Bisa Berganti, tapi Hanya Tenis Meja yang Abadi

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
9 Januari 2021
A A
Hobi Bapak-bapak Bisa Berganti, tapi Hanya Tenis Meja yang Abadi terminal mojok.co

Hobi Bapak-bapak Bisa Berganti, tapi Hanya Tenis Meja yang Abadi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Katanya, sih, tenis meja adalah hobi bapak-bapak sepanjang masa. Kok, bisa? Apa memang betul begitu?

Namanya hobi sering kali dipengaruhi situasi sosial. Kadang dipengaruhi tren, kadang pula dipengaruhi lingkungan. Jadi kita bisa memaklumi ketika hobi seseorang bisa berganti-ganti. Apalagi jika bicara bapak-bapak. Konon, bapak-bapak itu “boys will be boys”. Jadi lumrah jika golongan paruh baya ini selalu punya hobi sebagai bentuk aktualisasi diri.

Kemarin-kemarin, bersepeda menjadi hobi yang paling ngetren di antara mereka. Bercocok tanam hadir menggantikan bersepeda. Beberapa ada yang mulai jadi kolektor barang-barang tidak penting. Pokoknya hobi bisa berubah-ubah. Apalagi jika kita bicara dalam lingkup sosial kampung. Ada yang bersepeda, semua pengin. Ada yang berkebun, semua ikut. Pokoknya ikut-ikutan dan tidak konsisten.

Namun, masih ada satu hobi komunal yang konsisten. Bahkan sukses bertahan di tengah kemajuan teknologi hari ini. Sebuah hobi yang tidak hanya menyehatkan, tapi juga menjadi ruang interaksi bagi bapak-bapak kampung. Dari zaman bapak saya masih bujang sampai saya ditanya kapan nikah, hobi ini masih bertahan di antara kehidupan kampung dan suburban. Hobi itu adalah ping-pong alias tenis meja.

Entah siapa yang memelopori, tapi tenis meja seperti menjadi olahraga wajib yang harus ada di setiap RT atau RW. Saya pun mengalami kesulitan mencari literasi perihal masuknya tenis meja ke dalam kehidupan bapak-bapak kampung. Namun, dari banyak bapak-bapak boomer yang saya tanyai, setidaknya sejak tahun 70-an kultur ini telah akrab dalam dunia malam bapak-bapak.

Tenis meja juga lebih dari sekadar olahraga. Buktinya tidak hanya pemain saja yang duduk mengelilingi meja permainan. Meskipun Anda tidak bisa bermain, Anda tetap bisa ikut berkumpul bersama di lokasi. Anda bisa menghabiskan malam dalam cengkrama bapak-bapak, dan pamit pergi ping-pongan kepada istri. Setidaknya, pamit Anda terdengar positif.

Interaksi sosial di sekeliling meja ping-pong saya lihat sebagai faktor utama abadinya olahraga ini. Tentu kita maklum jika bapak-bapak kampung butuh waktu untuk ngobrol ngalor ngidul tanpa peduli pada intelektualitas obrolan. Dan tenis meja menjadi solusi murah untuk obrolan ini. Daripada jajan dan makin boros, lebih hemat nongkrong di tempat tenis meja, kan?

Perkara hemat, ia jelas memiliki kelebihan. Dibandingkan olahraga khas bapak-bapak seperti bulu tangkis dan futsal, tenis meja jelas lebih hemat. Minimal hemat ruang. Ringkasnya ia membuat olahraga bisa diadakan di dalam balai kampung, teras warga, atau di samping pos ronda. Selain itu, ia juga bisa dilakukan tanpa peduli waktu dan cuaca. Apalagi jika dilakukan secara indoor.

Baca Juga:

15 Dosa Pemancing di Kolam Pemancingan yang Meresahkan, Bikin Rusak Suasana

Gagal Paham dengan Orang-orang yang Benci Hobi Mancing

Bayangkan saja jika setiap RT punya lapangan bulu tangkis sendiri. Berapa banyak lahan non produktif yang harus dikorbankan demi hobi bapak-bapak? Atau bayangkan jika hobi bersepeda dilakukan secara indoor karena hujan. Bukankah malah terlihat seperti balita belajar naik sepeda?

Meskipun terkesan hemat, tapi tetap ada nilai sosial yang besar dari sebuah meja tenis meja. Sering kali pengadaan meja dan perangkat tenis meja menjadi rebutan untuk menunjukkan kekayaan seseorang. Dan siapapun yang berkenan membelikan perangkat tenis meja bahkan menyediakan lokasi, blio akan menjadi sosok spesial setiap rapat dan arisan.

Selain personal, pengadaan peralatan ini bisa menjadi proyek parpol atau ormas. Tentu pengadaan ini lebih memungkinkan daripada membuka lapangan futsal. Meja ping-pong menjadi CSR bagi kader parpol, sembari pamer senyum dan janji di depan bapak-bapak yang disumbang.

Sayang sekali, meja ping-pong tetaplah meja ping-pong. Meskipun disumbang kader, pandangan dan pilihan politik seseorang tetaplah personal. Pernah ada keributan karena seorang kader ingin menarik kembali meja ping-pong yang disumbangkan. Alasannya: kalah pemilu.

Kembali bicara ping-pong atau tenis meja, hobi satu ini juga aman dari grebekan aparat. Ketika karambol dan remi penuh dengan kesan judi, ia menjadi hobi yang jauh dari kesan judi. Selain itu, ia terkesan lebih menyehatkan daripada karambol. Toh, lebih baik mandi keringat daripada menghirup partikel bedak pelicin meja karambol.

Namun, bukan berarti ia bebas dari judi. Telisik punya telisik, beberapa ajang tenis meja kampung dijadikan taruhan. Baik antar pemain, sampai antar penonton. Angkanya memang tidak besar, tapi tetap ada perputaran uang. Saya pribadi tidak mempermasalahkan ini. Toh, namanya hobi bapak-bapak tidak bisa lepas dari nominal uang. Eh.

Menurut saya, penjelasan di atas adalah alasan mengapa tenis meja tetap abadi. Meskipun pergerakan zaman menggerus banyak kultur budaya kampung, nyatanya masih ada remah-remah peradaban pinggiran yang tetap eksis hingga hari ini. Salah satunya tenis meja. Suara “ctak-ctak” berbalut riuh sorakan akan tetap menggema seribu tahun lagi.

BACA JUGA Outfit Bapak-bapak Pencinta Burung Sesuai Burung Kesukaannya dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Januari 2021 oleh

Tags: bapak-bapakhobitenis meja
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Ragam Persoalan yang Sering Dihadapi Kolektor Gundam dan Solusi Atas Masalah Tersebut

Ragam Persoalan yang Sering Dihadapi Kolektor Gundam dan Solusi Atas Masalah Tersebut

14 Mei 2020
Lebih Baik Minta Izin pada Istri daripada Minta Maaf, karena Keterbukaan Akan Menghasilkan Kepercayaan

Lebih Baik Minta Izin pada Istri daripada Minta Maaf, karena Keterbukaan Menghasilkan Kepercayaan

30 Oktober 2024
Penyesalan Jadi Master of None: Punya Banyak Hobi tapi Nggak Ada yang Ahli terminal mojok.co

Penyesalan Jadi Master of None: Punya Banyak Hobi tapi Nggak Ada yang Ahli

25 September 2020
Memahami Alasan Mengapa Mancing Menjadi Primadona Masyarakat Rural terminal mojok

Memahami Alasan Mengapa Mancing Jadi Primadona Masyarakat Rural

27 Mei 2021
pakdhe ngemut rokok bryan barcelona thread viral bapak-bapak merokok konser dangdut rusuh mojok

Analisis Pola, Fungsi, Kategori, dan Peran Pakdhe-pakdhe Ngemut Rokok dalam Konser Dangdut

13 Mei 2020
Kata Siapa Nonton Drakor Bikin Halu?

Kata Siapa Nonton Drakor Bikin Halu?

1 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.