Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Harun Yahya Adalah Pahlawan bagi Banyak Guru di Indonesia

Awal Hasan oleh Awal Hasan
14 Januari 2021
A A
Siapa Harun Yahya dan Popularitasnya di Kalangan Anak Rohis 2000-an terminal mojok.co

Siapa Harun Yahya dan Popularitasnya di Kalangan Anak Rohis 2000-an terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di negara di mana iman menjadi prioritas, para guru butuh sosok penentang teori ateistik macam teori evolusi. Dan pahlawan itu datang dari Turki. Harun Yahya, Jeng-jeng-jeng!

Ada yang aneh dengan guru saya di SMA. Tiap kali mengajar penyampaian materinya cuma di separuh waktu terakhir. Lho, separuh durasi pertama ngapain aja?

Dia ceramah, Guys.

Serius. Dia akan ngoceh ngalor-ngidul. Cerita pengalamannya, apa yang dia tonton, apa yang dia baca, dan semua diarahkan untuk memperkuat keimanan dan ke-Islam-an saya dan teman-teman.

Saya dan teman-teman waktu itu tidak menganggapnya sebagai problem. Maklum, masih kinyis-kinyis. Baru kelas 1 kok. Kami kira kebiasan itu termasuk biasa dilakukan sama guru-guru SMA. Kami bahkan merasa enjoy karena sesi itu kami perlakukan sebagai momen refreshing.

Apalagi kadang-kadang, guru saya memutarkan film atau video edukasi. Tapi, ya, sekali lagi, isinya nggak ada hubungannya dengan materi pelajaran yang dia ampu.

Misalnya, kami pernah menonton film Ayat-Ayat Cinta. Full. Dari awal sampai akhir. Diakhiri pesan-pesan moral tentang bagaimana cara menemukan pasangan secara syar’i.

Atau yang lebih memorable: sesi nonton video Harun Yahya, tentang bagaimana ia mematahkan teori evolusi. Uedyan. N666eri pokoknya. Gimana mungkin pria berjenggot itu bisa mengolah argumen yang mampu menggugurkan teori yang dirumuskan oleh intelektual sekelas Charles Darwin?

Baca Juga:

Panduan Memahami Teori Evolusi biar Nggak Dikit-dikit Bawa Monyet dalam Argumen

Siapa Harun Yahya dan Bagaimana Popularitasnya di Kalangan Anak Rohis?

Itu pertanyaan pertama yang muncul di kepala saya. Pertanyaan selanjutnya, gimana guru saya, yang memang terkenal cukup religius itu, bisa kenal sampai akhirnya ngefans sama Harun Yahya?

Jadi begini.

Semuanya tidak bisa dilepaskan dari bagaimana masyarakat kita menjalankan keyakinannya, yang sebenernya nggak sekuler yang dibayangkan orang-orang. Apalagi sejak awal 2000-an. Pew Research Center sampai mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu negara paling religius di dunia.

Oleh sebab itu, di negara ini iman bukan perkara sepele. Ia adalah sesuatu yang harus ditumbuhkembangkan di kalangan generasi muda. Ia mesti dibentengi dari ((pengaruh luar)) yang dianggap bisa mengancam si iman itu sendiri.

Namun, di sisi lain, Indonesia juga mesti tunduk pada sains. Mau nggak mau. Namanya aja negara modern. Dan komitmen inilah yang membuat sekolah itu ada. Dari negeri sampai swasta, dari sekolah biasa sampai yang berbasis agama.

Nah, menariknya, sekali waktu sains bisa berseberangan dengan doktrin keagamaan. Contohnya? Ya teori evolusi.

Bayangkan. Doktrin keagamaan menetapkan bahwasanya manusia diciptakan oleh Tuhan, diturunkan ke bumi secara berpasangan, Adam dan Hawa, yang kemudian berkembang biak, sampai akhirnya keturunannya memenuhi bumi.

Di sisi seberang, teori evolusi berkata bahwa semua spesies adalah hasil evolusi, atau perubahan berangsur-angsur dalam waktu yang amat panjang, dari nenek moyang yang sama (common ancestors).

Thomas Huxley, sobat sejatinya Darwin, kemudian menerapkan gagasan Darwin pada manusia. Kesimpulannya, sesuai ilmu paleontologi dan perbandingan anatomi, terbukti kuat bahwa manusia dan kera memiliki nenek moyang yang sama.

Naaah. Ini nih yang sering dibilang orang-orang “masa kata teori evolusi manusia itu keturunan monyet?”

Oh iya, sebab Darwin merumuskan teorinya pakai pendekatan saintifik, disusun berdasarkan bukti-bukti empiris, teori evolusi kemudian diterima secara luas di kalangan akademisi. Evolusi adalah fakta, dan menjadi konsep dasar dalam ilmu pengetahuan.

Jadi kamu bisa membayangkan ya. Betapa dilematisnya guru-guru di Indonesia, khususnya guru biologi, saat harus membahas teori evolusi.

Jika dia membenarkannya, dia sebenarnya sedang memaparkan sesuatu yang bertentangan dengan doktrin agamanya. Dan jika dia memaparkan asal-usul manusia versi agamanya, bukankah itu pendekatan yang tidak saintifik?

Lalu mau dikemanakan pendidikan karakter ini?? Kenapa sih teori evolusi mesti kedengarannya ateistik banget? Why? WHY???

Nah, dilema itu pupus saat Harun Yahya muncul di tengah publik.

Siapa dia?

Nama aslinya Adnan Oktar. Penulis buku dan penceramah asal Turki. Ngakunya sih ilmuwan. Dia terkenal karena getol menolak teori evolusi. Dia setarakan tuh, teori evolusi sama sampah. Menurutnya, gara-gara teori evolusi pula di bumi terjadi banyak pembantaian massal sampai terorisme. Pokoknya segala kenestapaan duniawi.

Hm. Keras juga ya Bang Jago satu ini.

Intinya, Harun Yahya menganggap teori evolusi sebagai kibul-kibul semata. Semua makhluk lahir ada karena campur tangan Tuhan. Istilahnya kreasionisme, gagasan yang menitikberatkan pada keyakinan bahwa kehidupan di bumi adalah hasil dari “tindakan Tuhan”, dan sudah tercantum dalam ayat suci.

Ya apalagi manusia ya kan, masa nenek moyangnya dari monyet?!

Narasi Harun Yahya otomatis disamber sama banyak orang. Dia dianggap sang pencerah bagi banyak pengajar di Indonesia. Kini pendirian mereka kokoh, teori evolusi tetap disampaikan di kelas, tapi bukan untuk diamini kebenarannya, melainkan untuk dipatahkan melalui argumentasi Harun Yahya.

Harun Yahya dianggap sebagai pahlawan karena menyediakan jembatan atas kekalutan yang selama ini mereka hadapi. Harun Yahya membuktikan: sains dan agama tidak harus saling mengalahkan, dan bisa berjalan beriringan.

Saya yakin tidak hanya guru saya yang mengajarkan pemikiran Harun Yahya. Ada banyak guru lain di luar sana yang juga terpesona dengan Bang Jago kelahiran Ankara. 

Faktanya, pemikiran Harun Yahya memang berkembang di kalangan masyarakat umum, mahasiswa, ilmuwan, sampai profesor. Serius. Oh iya, satu lagi, lembaga penyedia layanan motivasi yang jaringan pelanggannya adalah sekolah-sekolah di Indonesia. Ahoy~

Pertanyaannya: validkah narasi anti-teori evolusi ala Harun Yahya?

Kalau kamu sekadar yakin dan percaya, narasi itu bisa kamu anggap sebagai kebenaran. Tapi, proses menentukan kebenaran dalam sains tidak hanya didasarkan pada keyakinan. Satu teori mesti mengikuti kaidah penelitian yang amat ketat sebelum bisa difatwakan sebagai fakta.

Lalu bagaimana jika teori itu dirumuskan dari keyakinan personal, dengan cara mencomot fakta-fakta tertentu yang mendukung argumentasinya (cherry picking), kemudian dirumuskan memakai sistem cocoklogi?

Ya itu namanya pseudosains. Artinya, satu klaim yang tampak seperti ilmiah, padahal tidak. Kenapa? Sebab pertama, tidak melalui kaidah penelitian ilmiah, sehingga kedua tidak bisa dibuktikan keotentikan ilmiahnya.

Sayangnya, isi karya-karya Harun Yahya hanya sebatas pseudosains. Sekilas memang tampak masuk akal, tapi sebenarnya dihasilkan dari metode yang melenceng dari kaidah ilmiah. Orang membahasakannya sebagai sesat pikir, alias logical fallacy.

Jadi ya, guru-guru yang ngefans sama Harun Yahya pada dasarnya sedang mengajarkan pseudosains pada peserta didiknya.

Masalahnya tidak semua peserta didik akan tumbuh dengan menyadari bahwa yang ia pelajari bukan sebenar-benarnya ilmu ilmiah. Ia akan menjadikan metode mencari kebenaran ala pseudosains sebagai kerangka berpikir, bahkan bertindak.

Dan akhirnya, di matanya kebenaran akan kian kabur, semakin terdistorsi, apalagi di era post-truth seperti sekarang ini.

FYI, Harun Yahya baru saja dihukum penjara lebih dari 1.000 tahun karena bersalah atas 10 dakwaan. Antara lain pelecehan seksual terhadap anak, memimpin geng kriminal, perkosaan, pemerasan, penipuan, spionase politik dan militer, dan penyiksaan.

Dan saya pun penasaran, gimana respons guru saya pas baca berita itu ya?

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Mudik di Masa Pandemi: Lebih Horor Ketimbang Menetap di Jakarta dan tulisan Awal Hasan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2021 oleh

Tags: harun yahyateori evolusi
Awal Hasan

Awal Hasan

ArtikelTerkait

teori evolusi darwin on the origin of species mojok

Panduan Memahami Teori Evolusi biar Nggak Dikit-dikit Bawa Monyet dalam Argumen

18 Januari 2021
Siapa Harun Yahya dan Popularitasnya di Kalangan Anak Rohis 2000-an terminal mojok.co

Siapa Harun Yahya dan Bagaimana Popularitasnya di Kalangan Anak Rohis?

15 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.