Dalam satu hari, hanya ada satu kali penerbangan dari Ternate ke Labuha menggunakan pesawat baling-baling (ATR72) milik Wings (Lion Group). Jadwal penerbangan sebelum pandemi dulu pukul 11.00 WIT, jadi kalau kita dari Surabaya mau ke Labuha, kita harus mengatur waktu supaya tiba di Ternate sebelum pukul 11 siang. Kalau kelewatan, siap-siap aja tidur di bandara sampai keesokan harinya. Nah, mungkin karena banyak yang protes, saat ini jadwal terbang dari Ternate ke Labuha diubah menjadi pukul 16.00 WIT, sehingga nggak terlalu pagi.
Sebenarnya untuk menuju Labuha ada alternatif transportasi lainnya, yaitu menggunakan kapal. Tapi, perjalanan naik kapal dari Ternate ke Labuha memakan waktu satu hari, Gaes. Kalau orang Malut yang terbiasa dengan air mungkin nggak masalah, lha kalau saya terombang-ambing di lautan semalaman? Yo nangis ndek kapal.
Jangankan ke Labuha yang merupakan kota kecil, dari Ternate ke Manado yang sama-sama kota besar aja harga tiket pesawatnya sampai Rp1,5 jutaan! Padahal jarak dari Manado ke Ternate kurang lebih sama degan Surabaya-Jakarta (1 jam di pesawat). Kalau tiket pesawat Surabaya-Jakarta hanya Rp700 ribuan-Rp1 jutaan, kenapa tiket Manado-Ternate harganya bisa dua kali lipat?
Meskipun terkesan nggak adil, memang begitu faktanya. Dalam banyak hal, harga murah memang hanya kita yang menikmati di Pulau Jawa.
Di luar negeri, harga tiket pesawat tujuan domestik murah. Kenapa Indonesia nggak bisa seperti itu?
Saya pernah naik pesawat dari Tokyo ke Osaka yang memakan waktu 1 jam 30 menit dengan harga tiket pesawat hanya Rp750 ribu. Padahal kedua kota tersebut jaraknya lebih jauh ketimbang dari Manado ke Ternate (hanya 1 jam di pesawat), tapi kok harga tiketnya bisa lebih murah?
Saya beri contoh di negara lain yang lebih dekat dengan Indonesia, Malaysia. Dari Kuala Lumpur ke Penang, jarak keduanya mirip Ternate-Labuha (perjalanan 1 jam), harga tiketnya hanya Rp350 ribuan, paling mentok Rp500 ribuan naik AirAsia.
Pertanyaannya, kenapa tiket pesawat domestik di negara lain murah sementara di negara kita mahal? Padahal kalau bicara harga bahan bakar kan sama aja to? Kalau kalian tahu persoalan ini, tolong infokan di kolom komentar, ya, biar saya bisa tidur dan nggak terus penasaran.
Rapatkan barisan, waktunya protes ke negara
Agaknya sudah waktunya kita protes ke negara dan bertanya kenapa harga tiket pesawat domestik semahal itu. Kalau tiket ke Indonesia bagian timur murah, selain perantau bahagia, warga di Pulau Jawa juga diuntungkan, lho.
Seperti yang kita tahu, banyak wisata alam yang bagus di Indonesia timur. Warga yang tinggal di Pulau Jawa jadi punya peluang liburan dengan akomodasi yang lebih murah. Kita nggak perlu pergi ke Pattaya Thailand hanya untuk melihat pantai karena Banda Neira lebih bagus.
Yowes, sampai di sini dulu ya, Gaes. Saya cuma ingin mengeluh soal harga tiket pesawat mahal dan berharap kalian yang merasa senasib nggak buru-buru jual ginjal. Siapa tahu keluhan tiket pesawat mahal ini viral di media sosial dan pemerintah mau memberi subsidi sehingga harga tiketnya lebih murah. Berhasil atau nggak urusan belakangan, yang penting usahanya.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi