ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Bagi-bagi Hampers Lebaran Bukan Budaya Kami. Budaya Kami Adalah Bagi-bagi Munjung

Wulan Maulina oleh Wulan Maulina
11 April 2024
A A
Bagi-bagi Hampers Lebaran Bukan Budaya Kami Orang Desa. Budaya Kami Adalah Munjung mojok.co

Bagi-bagi Hampers Lebaran Bukan Budaya Kami Orang Desa. Budaya Kami Adalah Munjung (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi orang desa dapat munjung lebih menarik daripada dapat hampers Lebaran.

Akhir-akhir ini berseliweran di FYP orang-orang dengan penuh semangat unboxing hampers dan parcel. Maklum saja, menjelang Lebaran orang-orang zaman sekarang memang senang berkirim hampers dan parcel. Isinya beragam, mulai dari makanan ringan, barang elektronik, hingga alat salat. 

Akan tetapi, budaya itu hanya ada di perkotaan. Di tempat tinggal saya di desa, nggak ada ceritanya unboxing hampers dan parcel dari kantor atau teman. Adanya munjung atau ater-ater. 

Munjung merupakan kegiatan memberikan makanan kepada tetangga atau saudara. Varian makanannya pun beragam, ketupat opor, tahu campur. Terkadang mereka juga memberi bahan yang belum diolah misal ayam atau daging sapi. 

Bagi masyarakat desa seperti saya, munjung atau ater-ater lebih menyenangkan daripada bertukar hampers. Nggak perlu repot-repot packing. Makanan dimasukan dalam rantang saja sudah beres. 

Daftar Isi

  • Munjung nggak hanya di hari Lebaran
  • Berbeda dengan hampers, munjung identik dengan nasi dan lauk pauknya
  • Semakin dekat hubungan, biasanya isi munjung semakin banyak
  • Munjung nggak perlu di-Instagram Story seperti hampers Lebaran

Munjung nggak hanya di hari Lebaran

Munjung atau ater-ater tidak hanya dilakukan ketika Lebaran. Tidak seperti hampers yang biasa dikirimkan ketika Lebaran atau hari raya lain. Budaya munjung yang sudah lama ada di Jawa ini juga berlangsung ketika tetangga atau saudara ada hajatan. Saya rasa ini menjadi salah satu keunggulan munjung daripada hampers yang populer ketika hari raya. 

Menariknya, munjung atau ater-ater ini diberikan ketika acara belum dimulai. Misalnya, Lebaran berlangsung hari ini, maka ater-ater diberikan kemarin sore. Oleh karena itu, walaupun berupa makanan matang, makanan yang diberikan juga masih tergolong layak dan bukan makanan sisa.

Berbeda dengan hampers, munjung identik dengan nasi dan lauk pauknya

Biasanya munjung ditaruh dalam sebuah rantang atau besek. Susunan makanannya juga ada ciri khas tersendiri. Di paling bawah ada nasi, nasinya juga bukan cuma untuk satu orang, tapi untuk porsi banyak. Biasanya cukup untuk empat orang anggota keluarga. 

Kemudian, di atas nasi tadi baru diberi selembar kertas minyak atau daun singkong. Lembaran ini ditaruh berbagai lauk. Mulai dari sambal goreng, ayam goreng, daging sapi, telur, dan tahu. Lebih enak dan mengenyangkan kan? Si penerima munjung pun nggak perlu memasak karena makanan sudah tersedia dan tinggal hap!

Semakin dekat hubungan, biasanya isi munjung semakin banyak

Uniknya, munjung ini juga erat dengan sistem kekerabatan. Semakin dekat hubungan yang terjalin, semakin banyak pula isian makanannya, baik dari sisi porsi maupun jenis. Misalnya untuk tetangga ayam gorengnya hanya dua, sementara untuk saudara dekat ayam gorengnya ada 4 potong. Menarik kan? 

Nggak cuma itu, kadang dari segi wadah pun berbeda. Kalau yang tetangga ya diberi wadah plastik sekali pakai. Kalau saudara atau kerabat dekat kadang ditaruh dalam besek yang super estetik

Munjung nggak perlu di-Instagram Story seperti hampers Lebaran

Setiap orang yang memberi ater-ater biasanya nggak meminta diberi ganti makanan. Dengan kata lain, ater-ater dilakukan dengan ikhlas dan tulus berbagai untuk tetangga dan saudara. Harapannya, munjung bisa mempererat persaudaraan dan kerukunan. Itu mengapa pengirim nggak ada yang sakit hati kalau penerimanya tidak membalas hantaran atau tidak mengunggah munjung di Instagram Story.

Itulah budaya kami orang dewasa. Kami nggak kenal saling bertukar hampers atau parcel lalu mengunggahnya dalam Instagram Story. Kami hanya mengenal munjung secara tulus. Selain mempererat persaudaraan, tradisi ini juga membantu meringankan beban saudara atau tetangga. Mereka nggak perlu memasak sebab makanan munjung dijamin enak dan isiannya lengkap. Kalau di tempat kalian, ada budaya seperti ini tidak?

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Karyawan Startup di Jogja Tersiksa, Apalagi Saat Bulan Ramadan. Udah Gaji Nggak Seberapa, Kesempatan untuk Sahur dan Buka Hampir Nggak Ada

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2024 oleh

Tags: ater-aterDesahampershampers lebarankotaLebaranmunjung
Wulan Maulina

Wulan Maulina

Berpengalaman makan nasi goreng.

ArtikelTerkait

Belajar Memaknai Hidup, Uang, dan Public Relations dari Operator Depot Galon Isi Ulang terminal mojok.co

Shoplifter Sebagai Manifestasi Para Pengutil di Hari Lebaran

6 Juni 2019
Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

Untuk Orang-orang yang Kalah di Hari Kemenangan, Bertahanlah, Dunia Ini Mengasyikkan

21 April 2023
mohon maaf lahir batin

Ingat! Mohon Maaf Lahir Batin Jangan Hanya Saat Lebaran

6 Juni 2019
modin kiai desa tahlilan mengurusi mayat pemakaman salat jenazah pendidikan tes cara menjadi modin tahan uji nyali mojok

Di Desa Ada Pekerjaan Prestisius tapi Butuh Nyali Tinggi, Namanya Modin

17 April 2020
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca

Sekolah Swasta di Daerah Pinggiran Nggak Jauh Beda sama Sekolah Negeri, Siswa Sedikit, Fasilitas Pelit, Bayaran Juga Sulit

27 Juli 2024
Kalau Istilah 'Kampungan' Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah 'Kotaan' yang Artinya Tamak? terminal mojok.co

Menyanyikan Maesaroh: Cara Jitu Untuk Menyuruh Anak Pulang Kampung

15 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Jangan Naik Transjakarta Saat Hujan Lebat kalau Nggak Mau Terjebak Selamanya

Jangan Naik Transjakarta Saat Hujan Lebat kalau Nggak Mau Terjebak Selamanya

Layanan Adminduk Ribet dan Cuma Bikin Kecewa: Jember Harusnya Belajar dari Surabaya

Layanan Adminduk Ribet dan Cuma Bikin Kecewa: Jember Harusnya Belajar dari Surabaya

Misteri Alasan Jarjit Menyimpan Foto Susanti Ipin Upin (Upin Ipin Fandom)

Misteri di Serial Upin Ipin: Kenapa Jarjit Menyimpan Foto Susanti di Kamarnya? Benarkah Jarjit Menyimpan Perasaan Khusus kepada Anak Indonesia Itu?

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja Mojok.co

5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja

13 Juni 2025
Labuan Bajo Semakin Tak Ramah bagi Warga Lokal: Pantai Dijaga Satpam Hotel, Melaut pun Harus "Mengalah"

Labuan Bajo Semakin Tak Ramah bagi Warga Lokal: Pantai Dijaga Satpam Hotel, Melaut pun Harus “Mengalah”

7 Juni 2025
Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

Benteng Pendem Cilacap: Tempat Wisata Penjajahan Kolonial yang Aura Mengerikannya Masih Amat Terjaga

10 Juni 2025
Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan Mojok.co

Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan

12 Juni 2025
Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

Perjalanan Panjang ke Kota Tidore Kepulauan Melelahkan, tapi Begitu Sampai Malah Betah. Hampir Tak Ada Tukang Parkir di Sana

11 Juni 2025
Goguma Cloud Latte, Menu Gaib yang Akhirnya Muncul di Point Coffee Purwokerto: Jadi Minuman Terbaik!

Goguma Cloud Latte, Menu Gaib yang Akhirnya Muncul di Point Coffee Purwokerto: Jadi Minuman Terbaik!

11 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jS-m10azBto

DARI MOJOK

  • Mahasiswa Baru Kaget Pertama Kali Ngopi di Coffee Shop Jogja, Niat Nugas Malah Boncos dan Malu karena Nggak Tahu Espresso
  • Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul
  • Orang Kaya Naik Bus Ekonomi: Coba-coba Berujung Tersiksa, Dimaki Pengamen sampai Tahan Kencing Berjam-jam
  • Lulusan SMK “Hanya” Jadi Karyawan Alfamart dan Indomaret: Sekolah Harus Tetap Bangga, Karena Sukses Tak Dilihat dari Status
  • Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya
  • Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.