Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Hal yang Perlu Saya Kritisi terhadap Setting Rumah Sakit di Sinetron atau FTV

Dhimas Raditya Lustiono oleh Dhimas Raditya Lustiono
2 Februari 2021
A A
Hal yang Perlu Saya Kritisi terhadap Setting Rumah Sakit di Sinetron atau FTV terminal mojok.co

Hal yang Perlu Saya Kritisi terhadap Setting Rumah Sakit di Sinetron atau FTV terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Rumah sakit merupakan setting tempat yang kerap menjadi pilihan sutradara, setting rumah sakit ini bahkan sudah menghiasi layar kaca sejak tayangan Warkop DKI masih digawangi Dono, Kasino, dan Indro. Sebelumnya saya perlu melakukan disclaimer terlebih dahulu, saya adalah seorang perawat di Unit Gawat Darurat yang jarang menonton TV karena memang di rumah tidak ada TV. Namun, mendengar judul sinetron dan potongan scene di dunia maya tentu saja membuat saya mengernyitkan dahi, apalagi jika mendapati tayangan dengan rumah sakit sebagai setting tempat.

Percaya atau tidak, tontonan di sinetron ataupun FTV juga bisa menjadi tuntunan bagi masyarakat. Misalnya, ketika salah satu keluarga pasien merasa bingung dan memanggil saya yang kebetulan adalah seorang perawat laki-laki yang memiliki brewok, keluarga pasien tersebut lantas memanggil saya dengan sebutan “Pak Suster”. Mendengar sebutan tersebut saya merasa seperti Joker yang meledakkan rumah sakit dalam film Dark Knight.

Berikut ini adalah beberapa scene di rumah sakit yang ingin saya kritisi.

#1 Adegan mendorong pasien ke UGD melewati lorong panjang

Bagi yang terlarut dalam alur cerita tentu tidak akan notice jika pasien yang membutuhkan pertolongan pertama di sinetron harus melewati lorong panjang, padahal ruang UGD umumnya berada di bagian paling depan.

Jika adegan ini bertujuan untuk memperpanjang durasi atau sekadar dramatisasi, cukuplah hal tersebut menjadi jatah anime Captain Tsubasa yang membutuhkan waktu 10 detik melayang di udara sembari melakukan tendangan salto.

#2 Semua pegawai rumah sakit yang berjenis kelamin perempuan dipanggil suster

Saya pernah menuliskan artikel di Terminal Mojok yang berjudul beragam profesi di rumah sakit selain dokter dan perawat yang perlu diketahui. Mungkin artikel tersebut bisa menjadi referensi bagi tim kreatif ketika hendak mengonsep adegan di rumah sakit.

Saya kerap mendengar ucapan, “Terima kasih, Sus” yang terlontar dari mulut pasien kepada seluruh petugas yang berjenis kelamin perempuan di rumah sakit, entah kepada radiografer, analis laborat, hingga cleaning service. Semua yang memakai cap atau jilbab dipanggil suster. Termasuk saya yang brewokan ini juga mendapatkan panggilan, “Pak Suster”.

Coba berapa banyak aktris/aktor yang memanggil perawat dengan sebutan “Ners”? Saya yakin tidak ada. Apalagi sangat sedikit perawat laki-laki yang terlibat dalam scene FTV atau sinetron, sehingga tidak jarang dalam dunia nyata perawat laki-laki mendapatkan sebutan “dokter” oleh pasien dan keluarganya.

Baca Juga:

Jalan Sompok, Jalan yang Bikin Warga Semarang Tetap Sehat karena Banyak Dokter Praktik di Sini

Pengalaman Rawat Inap BPJS Kelas 3, Kenalan dengan Pasien Sekamar Berakhir Jadi Kawan

#3 Monitor tidak menunjukkan angka yang lengkap

Ketika sebuah scene menunjukkan kasus kegawatan, biasanya monitor akan menunjukkan garis rekam jantung, tekanan darah, frekuensi nadi, saturasi oksigen, dan temperatur pasien. Namun, entah mengapa, garis rekam jantung selalu menjadi titik dramatis dari tayangan tersebut, padahal saturasi oksigen juga penting untuk mengetahui berapa kadar oksigen dalam tubuh.

Tentu saya maklum jika layar monitor tersebut tidak akan notice di benak penonton yang geregetan karena tokoh protagonisnya berada dalam kondisi sekarat, tapi tetap saja siaran TV yang menggunakan frekuensi milik publik patut memberikan pengetahuan kepada para pemirsa, tidak sekadar hiburan yang berpakem pada template production house.

#4 Adegan defib pada pasien asistole

Defibrilator atau alat kejut jantung merupakan salah satu peralatan yang paling memberikan efek drama, tapi adegan ini rupanya tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

Seringnya saat tindakan ini dilakukan baju pasien tidak dibuka, padahal prosedurnya alat kejut yang mirip setrika tersebut haruslah menempel pada kulit pasien, dan sebelumnya alas defib tersebut harus dioles medical gel terlebih dahulu.

Selain itu, ketika hendak menempelkan defibrillator tersebut, dokter selaku leader dalam resusitasi harus mengatakan dengan tegas, “I’m clear, you clear, everybody’s clear” sehingga tidak ada satu pun orang yang menyentuh pasien. Jika yang terjadi di tayangan FTV dan sinetron dilakukan di dunia nyata, petugas yang teledor sangat berisiko menerima arus listrik dan bukan tidak mungkin dirinya menjadi orang yang ditolong selanjutnya.

Nah, yang perlu tim kreatif FTV atau sinetron ketahui, pasien dengan garis EKG Flat semestinya diberikan tindakan pompa jantung alias resusitasi jantung paru.

Memang, adegan di rumah sakit tersebut tidak akan mendapatkan protes dari kalangan emak-emak, tetapi jika tayangan sinetron atau FTV masih patuh kepada P3SPS, hambok kasih sedikit edukasi yang benar dan tidak menyesatkan. Kalau perlu ngobrol-ngobrol dulu lah sama dokter atau dosen Fakultas Kedokteran sebelum menulis naskah skenario.

Jangan merasa di atas angin karena rating dari Nielsen. Bagaimanapun, tontonan bisa menjadi tuntunan bagi masyarakat, dan sadarilah bahwa sinetron yang tayang di TV juga menggunakan frekuensi milik publik.

BACA JUGA Beragam Profesi di Rumah Sakit selain Dokter dan Perawat yang Perlu Diketahui atau tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2021 oleh

Tags: FTVrumah sakitSinetron
Dhimas Raditya Lustiono

Dhimas Raditya Lustiono

Perawat di Ruang Gawat Darurat

ArtikelTerkait

FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

FTV Indonesia Bakal Lebih Seru kalau Berani Syuting di Kalimantan

30 Juni 2022
Sinetron Ramadan Karya Deddy Mizwar, Teman Puasa Terbaik dari Masa ke Masa #TakjilanTerminal40 terminal mojok

Sinetron Ramadan Deddy Mizwar, Teman Puasa Terbaik dari Masa ke Masa #TakjilanTerminal40

4 Mei 2021
Alasan Pola Pikir Tokoh Utama Sinetron Indonesia Selalu Bodoh dan Kalahan terminal mojok.co

Sinetron Indonesia dan Pola Pikir Tokoh Utamanya yang Selalu Bodoh dan Kalahan

15 September 2020
Topi Tersayang_ Atribut Ikonik yang Wajib Dimiliki Generasi 90-an Pada Masanya terminal mojok

Topi Tersayang: Atribut Ikonik yang Wajib Dimiliki Generasi 90-an Pada Masanya

27 April 2021
7 Hal yang Biasa Ditemukan pada Tayangan FTV Indosiar Terminal Mojok

7 Hal yang Biasa Ditemukan pada Tayangan FTV Indosiar

13 Maret 2022
3 Hal Nggak Biasa yang Bisa Dicover BPJS Kesehatan Terminal Mojok

3 Hal Nggak Biasa yang Bisa Dicover BPJS Kesehatan

7 November 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.