Memberikan ASI eksklusif merupakan keinginan setiap new mom. Setelah bayi lahir ke dunia, segala cara dilakukan agar ASI mengalir deras. Selain harus rajin makan makanan bergizi, ASI juga harus rajin diperah agar tetap melimpah. Hal tersebut dikarenakan prinsip ASI adalah supply by demand. Artinya, semakin sering dikeluarkan, jumlahnya akan semakin banyak.
Untuk urusan memerah ASI, para ibu bisa melakukannya secara manual menggunakan tangan. Tapi, lama-lama pegel juga ya, Bund! Oleh karena itu, hadir teknologi yang namanya pompa ASI. Bentuk, merek, dan harganya pun bermacam-macam, bergantung kebutuhan setiap ibu. Sebelum memutuskan membeli pompa ASI, sebaiknya new mom memperhatikan hal-hal berikut.
Manual atau elektrik?
Sejauh pengetahuan saya, di dunia ini diciptakan dua jenis pompa ASI, yaitu tipe manual dan elektrik. Sesuai namanya, manual berarti tangan kita masih harus tetap bekerja dengan menekan tuas pompanya. Sedangkan yang elektrik sudah canggih karena menggunakan mesin. Pompa ASI elektrik pun masih terbagi menjadi dua jenis, yaitu tipe yang bisa di-charge dan nggak bisa di-charge alias harus selalu nempel ke colokan listrik atau powerbank.
Pemilihan pompa ASI memang bersifat personal, menyesuaikan keadaan masing-masing ibu dan seberapa sering frekuensinya memerah ASI. Bagi working mom, paling benar memang pilih yang elektrik saja lantaran sangat praktis, handy, dan menghemat waktu. Pompa ASI manual bisa dimanfaatkan oleh stay-at-home mom yang sehari-hari lebih banyak melakukan direct breastfeeding (menyusui langsung). Namun, nggak menutup kemungkinan jika stay-at-home mom menggunakan pompa elektrik, karena nggak sedikit juga ibu-ibu yang lebih suka main aman dengan nyetok ASI perah banyak-banyak di kulkas.
Menyesuaikan budget is a must!
Saat ini ada banyak merek pompa ASI dengan berbagai spesifikasi. Harganya pun bervariasi, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Kalau sampean adalah working mom dan ada bujet lebih, sebaiknya berinvestasi dengan membeli yang mahal, apalagi kalau berencana punya anak lebih dari satu.
Tapi, jangan langsung tantrum dan mencak-mencak kalau ternyata bujetnya kurang. Gini lho, Bund, harga mahal memang seringnya bagus, tapi yang murah belum tentu jelek juga. Salah seorang teman saya yang working mom ada yang menggunakan pompa ASI seharga 500 ribuan dan blio baik-baik saja. Yang penting, jangan sampai perkara beli ini mengganggu cash flow rumah tangga.
Single atau double?
Nggak cuma kasur hotel saja yang ada pilihan begini, tapi pompa ASI juga. Khusus untuk new mom yang memilih pompa elektrik, ada pilihan single pump (corong tunggal) atau double pump (corong ganda). Jika yang diutamakan adalah efisiensi waktu, jelas double pump adalah pilihan yang paling tepat.
Bentuk fisik nggak harus estetik
Selain merek, bentuk pompa ASI juga banyak macamnya. Ada yang seukuran HP Nokia jadul, ada yang ukuran sedang, ada pula yang besar mirip magic com. Semua itu lagi-lagi tergantung kebutuhan dan kenyamanan. Kalau suka yang praktis dan mudah dibawa, banyak pompa berukuran kecil yang compact. Namun, kalau lebih nyaman pakai yang besar juga nggak masalah. Nggak perlulah mengutamakan keestetikan untuk sebuah pompa ASI hanya demi dipajang di Instastory.
Tingkat kebisingan mesin
Ini penting sekali bagi working mom yang sering pumping dalam kesunyian di meja kantor. Suara mesin yang terlalu berisik saat memompa akan menimbulkan rasa nggak nyaman, takut mengganggu rekan kerja yang lain. Jadi, sebaiknya ketahui dulu merek dan tipe pompa apa saja yang suaranya kalem dan nggak seperti HP Nokia jadul yang getarannya menggemparkan dunia.
Ketersediaan spare part
Agar nggak pusing jika perintilan pompa ASI tiba-tiba rusak atau hilang, sebaiknya pastikan dulu apakah spare part atau suku cadangnya mudah dicari atau nggak. Kan nggak lucu kalau misalnya valve rusak tapi ternyata sulit menemukan penggantinya, acara memompa ASI jadi wassalam.
Ingat, Bunda, kualitas seorang ibu nggak semata-mata ditentukan oleh merek dan harga pompa ASI-nya. Namun, pastikan untuk nggak gegabah dalam menentukan pilihan karena kenyamanan adalah koentji.
Sumber Gambar: YouTube Rachmat dan Kiki