Ketika tengah membaca beberapa artikel di Terminal Mojok, saya sempat teringat dengan tulisan mengenai Kota Gresik, khususnya kawasan Gresik Kota Baru (GKB). Bagi warga asli Gresik, daerah ini lebih sering disebut dengan akronim GKB daripada nama lengkapnya.
Letaknya yang berada di pusat Kota Gresik membuat kawasan ini menjadi salah satu pusat perhatian. Dengan segala fasilitas modern yang melengkapinya, GKB semakin mempertegas statusnya sebagai kawasan metropolitan Kota Pudak.
Namun ada yang menarik dari eksistensi kawasan ini. GKB sering disebut-sebut sebagai “Tunjungan”-nya Kota Gresik. Padahal kalau dilihat lebih jauh, GKB adalah kawasan perumahan. Nah, lantaran sudah 20 tahun hidup di Kota Pudak, tentu saya jadi tahu apa saja yang terjadi di kawasan ini.
Daftar Isi
GKB Gresik, dari kawasan perumahan jadi tempat nongkrong populer
Jika Kota Malang memiliki Kayutangan dan Surabaya punya Tunjungan, Gresik punya GKB. Kawasan ini membentang mulai dari Jalan Sumatera hingga Jalan Kalimantan, tepatnya di Kecamatan Manyar. Begitu berbelok dari perempatan Randuagung, kita akan disambut plakat besar yang menandakan telah memasuki GKB.
Selain dikenal sebagai kota industri, Gresik juga populer karena makam Sunan Malik Ibrahim dan Sunan Giri. Namun belakangan, kota ini mengalami perkembangan pesat yang merambah kawasan metropolitan. Gressmall, mall pertama di Gresik, dibangun di wilayah GKB. Selain itu, semakin banyak pula kafe dan restoran yang bermunculan di sepanjang jalan.
Kafe, kedai kopi takeaway, hingga supermarket seperti Superindo mudah ditemukan di sepanjang jalan utama GKB Gresik. Belum lagi berbagai kafe hits yang tersembunyi di sana. Bagi yang tinggal di pusat Kota Gresik, mungkin dulu mencari kafe di sekitar sini cukup sulit, tapi sekarang, jika ingin berkumpul dengan teman atau sekadar hangout santai, pilihan utamanya ya GKB. Bahkan dengan bantuan Google Maps, tempat nongkrong ini jadi lebih mudah ditemukan.
Kepadatan lalu lintas dan kemeriahan GKB di malam Minggu
Gresik Kota Baru kini telah berubah menjadi pusat kegiatan yang ramai, terutama di malam hari, apalagi setiap malam Minggu. Ketika matahari mulai terbenam, jalanan di sekitar GKB mulai dipenuhi kendaraan yang bergerak pelan, menandakan padatnya aktivitas sehari-hari. Dari tempat tinggal biasa, GKB kini bertransformasi menjadi destinasi utama warga Gresik dan sekitarnya untuk menghabiskan waktu akhir pekan.
Tak hanya remaja, warga yang lebih tua juga sering terlihat berkumpul di kawasan ini. Dengan berbagai pusat perbelanjaan, restoran, kafe, dan tempat hiburan modern yang berjajar, pilihan untuk makan atau nongkrong di GKB pun semakin banyak. Ingin makan ramen? Atau ngidam dimsum? Semua bisa di sini, termasuk ketika ingin ngopi santai dengan harga terjangkau.
Kepadatan ini menarik warga yang ingin menikmati suasana malam yang lebih hidup dan dinamis. Tapi tentu saja kemacetan pun menjadi masalah baru, dengan kendaraan yang saling berdesakkan menuju tujuan masing-masing. Kalau malam Minggu lewat GKB Gresik, beuh, sabar saja dengan macetnya ya, Gaes.
GKB dan krisis identitasnya
Dulu, GKB hanya dikenal sebagai kawasan perumahan yang berdempetan dengan pusat Kota Gresik. Namun seiring berjalannya waktu, kawasan ini berkembang pesat dengan adanya pusat perbelanjaan, kafe, hingga berbagai fasilitas komersial lainnya.
Kini, GKB tak hanya dikenal sebagai perumahan, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial dan ekonomi. Ya, sudah bisa dibilang Tunjungannya Kota Gresik. Tempat ini menjadi pusat keramaian, tempat orang berkumpul, belanja, makan, dan menikmati hiburan.
Namun seiring pesatnya perkembangan, sebagian warga merasa bahwa GKB telah kehilangan identitasnya sebagai kawasan perumahan yang nyaman. Kehidupan malam yang semakin ramai dan kemacetan yang terjadi setiap akhir pekan cukup mengganggu beberapa warga, terutama bagi mereka yang rumahnya berada di jalan raya.
Perubahan identitas GKB bukan hanya masalah simbolik. Secara nyata, perubahan ini memengaruhi cara masyarakat melihat dan berinteraksi dengan kawasan ini. GKB Gresik kini memiliki identitas baru, antara mempertahankan identitas asalnya sebagai kawasan perumahan dan bertransformasi lebih jauh menjadi pusat kehidupan urban yang lebih kompleks.
Penulis: Chusnul Awalia Rahmah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Alasan Kebomas Jadi Kecamatan Paling Istimewa di Kota Gresik.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.