Saya yakin, di antara pembaca Mojok yang ada jutaan ini, pasti ada yang punya masalah dengan guru yang buka les privat di luar sekolah. Pasti mah, saya yakin.
Sebenarnya nggak ada masalah dengan guru yang buka les privat. Namanya cari cuan tambahan, nggak masalah. Gaji guru juga amat menyedihkan. Biarkan mereka cari duit tambahan dengan cara apa pun…
Asal nggak ada conflict of interest aja.
Nah ini yang mau saya bahas. Saya sih nggak peduli sama cara orang cari duit, asal halal dan nggak makan ternak warga aja. Cuman, kalau malah merugikan yang lain, baru wajib dipermasalahkan.
Jadi saya ada suatu cerita tentang hal tersebut. Ketika sedang ulangan ada teman saya yang nyeletuk, “Udah dapat bocoran nih.” Kebetulan, yang mengawasi ulangannya adalah guru yang membuka les privat.
Mamam.
Pertanyaannya apa, jawabannya apa
Tanpa disangka guru saya ini tersinggung dengan celetukan teman saya dan langsung memberikan analogi tentang orang yang bekerja dua profesi. Guru saya bertanya kepada kami sekelas, apakah penghasilan orang yang bekerja dua profesi dengan satu profesi itu sama?
Kami sekelas menjawab serempak “beda, Bu”. Duh, jelas lah. Guru saya menambahkan, “Nah sama seperti murid yang ikut les sama ibu. Mereka sudah berusaha belajar lebih giat dari murid yang tidak les. Jadi kalau dia nilainya lebih bagus dari kalian ya jangan iri.”
Lah, kocak dah.
Fokusnya aja masalah bocoran ulangan, masak disamakan sama usaha keras. Tolong banget ini mah, yang harusnya ulangan malah situ sih. Atau balik kuliah lagi, ikut makul logika.
Tak jarang juga, guru yang buka les privat itu punya tendensi lebih “perhatian” ke murid yang ikut les ketimbang yang tidak. Kadang hal tersebut dilakukan terang-terangan, di ruang kelas. Kadang juga ngasih bocoran kek mana materi besok dan cara mengerjakannya.
That, my friend, adalah contoh terbaik conflict of interest.
Conflict of interest guru itu bener-bener nyebelin
Saya pribadi juga mempunyai pengalaman yang serupa yaitu mengikuti les privat di guru sekolah yang berbeda mata pelajaran. Kenapa saya ikut? Soalnya dengan polosnya, saya percaya kalau ikut les guru tersebut nilai saya bakal tinggi.
Dan ternyata, hal itu beneran. Tapi yang tidak saya percaya adalah, gurunya ngomong blak-blakan kalau siswa yang ikut lesnya dipastikan nilainya aman. Saya kira ini bakalan kayak tahu sama tahu gitulah. Tapi ternyata blak-blakan. Pelan-pelan, Bos.
Saya nggak ada masalah dengan guru yang buka les privat. Tapi, mbok ya jangan terang-terangan gitu lho. Kasih advantage ke siswa itu nggak masalah (meski ya tetep nggak etis), tapi jangan kasih handicap ke siswa yang nggak ikut les kalian juga dong.
Pemerintah juga perlu melihat fenomena ini. Ya akar dari masalah ini kan, kalau mau jujur nih ya, dari gaji guru yang kelewat menyedihkan. Mbok ya diperbaiki, biar nggak ada lagi orang cari cuan dengan menggadaikan integritas. Nggak malu dan nggak kasihan kalian?
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bimbel dan Les Privat, Pelarian dari Pendidikan Formal yang Kurang Efektif