Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
24 September 2023
A A
Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia

Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, saya menulis artikel di Terminal Mojok soal mahasiswa FIB. Di sana saya sempat menyinggung sedikit pengalaman saya menjadi guru bimbel Bahasa Indonesia di tengah-tengah kesibukan kuliah..

Nah, kali ini saya akan membahas lebih dalam soal pengalaman tersebut. Menurut saya, guru bimbel merupakan pekerjaan yang tak boleh dianggap remeh. Bahkan saya berani mengatakan bahwa guru bimbel merupakan profesi paling pengertian di dunia. Kok bisa?

Guru bimbel mengerti kondisi murid

Selama menjadi pengajar bimbel, saya selalu berusaha untuk mengerti kondisi para murid yang saya ajar. Saya mencoba untuk berada di posisi mereka dan merasakan kegalauan apa saja yang mungkin terjadi selama mengikuti bimbel.

Coba bayangkan, mereka telah menuntut ilmu di sekolah dari pagi hingga siang hari. Kemudian sore harinya, mereka masih harus melakukan hal yang sama di tempat bimbingan belajar. Apakah itu tidak membuat mereka kelelahan, baik secara fisik maupun mental?

Makanya saya tidak masalah jika ada murid yang meminta “free time” ketika jam belajar sejatinya belum usai. Beberapa kali terjadi momen di mana waktu masih menyisakan sekitar lima sampai sepuluh menit, tetapi para siswa sudah menunjukkan tampang lelah dan meminta saya untuk menyudahi aktivitas penyampaian materi ataupun pembahasan soal. Jika sudah begini, saya memilih untuk mengikuti kemauan mereka. Toh, bukankah akan menjadi suatu kesia-siaan jika saya tetap memaksakan kegiatan mengajar, tetapi orang-orang yang mau diajar justru sudah kehilangan fokus?

Tak cuma itu saja, saya juga mengizinkan para murid untuk makan-minum ketika kelas bimbel telah dimulai. Saya paham, banyak dari mereka yang belum sempat mengisi perut karena harus terburu-buru pergi ke tempat bimbel dari sekolah. Terlebih, saya termasuk ke dalam golongan orang yang percaya bahwa perut kosong adalah salah satu hambatan terbesar dalam berkonsentrasi penuh.

Jadi, tak masalah jika anak-anak tersebut ingin mengikuti pelajaran sembari melaksanakan aktivitas “kunyah-mengunyah”, asalkan yang dikunyah bukan nasi tumpeng atau nasi Padang, ya. Bisa-bisa seisi kelas jadi ikutan heboh. Hehehe.

Saya rasa, “pengertian” semacam ini tidak hanya dimiliki oleh saya seorang. Banyak guru bimbel lain di luar sana yang juga mempunyai kepekaan yang sama. Ingatlah, para murid tersebut bukan robot. Mereka juga dapat merasa jenuh, suntuk, bosan, ngantuk, dan lain-lain. Di tempat bimbel, sudah sepatutnya mereka merasakan pengalaman menimba ilmu yang tidak “seketat” di sekolah.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Mengerti keseluruhan materi

Dalam konteks pengajaran, sesungguhnya tidak begitu ada perbedaan di antara guru bimbel dan guru di sekolah konvensional. Jika betul-betul mesti menyebutkan ketidaksamaan di antara keduanya, maka yang paling menempel bagi saya adalah dalam hal panggilan, di mana guru bimbel lebih sering dipanggil “Kak”, alih-alih “Pak” atau “Ibu” seperti di sekolah-sekolah.

Akan tetapi, kembali lagi, pengajar bimbel juga memiliki kewajiban yang sama seperti guru-guru pada umumnya dalam memahami keseluruhan materi yang diajar. Hal ini tentu sesuai dengan alasan para murid mengikuti bimbel: untuk memperdalam materi yang mungkin kurang dibahas secara detail di sekolah. Maklum, di sekolah, mata pelajarannya kan banyak, ya. Sementara di bimbel, pelajaran-pelajaran yang dibahas dapat dikatakan hanya yang vital.

Menariknya, ada beberapa kali kejadian di mana ada murid yang menanyakan suatu materi yang sebenarnya di luar materi yang saya ajarkan. Misalnya, hari ini seharusnya saya mengajarkan materi tentang puisi. Namun, sang murid malah menanyakan materi tentang teks anekdot dengan alasan materi itulah yang sedang ia pelajari di sekolah.

Apakah tindakan si murid salah? Ya, tentu tidak! Sebagai guru bimbel yang baik, saya tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan penjelasan mengenai hal tersebut. Namun,momen tersebut betul-betul menguji kapabilitas saya sebagai seorang pengajar yang dituntut untuk selalu mengerti semua materi dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para murid.

Jangan sampai begitu ditanya, saya justru memasang ekspresi kebingungan dan berujung berkata, “Maaf, Kakak nggak tahu.” Auto rusak reputasi saya sebagai pengajar.

Mengerti pentingnya pendidikan di luar sekolah

Terus terang, saya tidak pernah menjadi siswa bimbel seumur hidup saya. Saya tidak pernah relate dengan kisah-kisah perjuangan mengikuti les sehabis pulang sekolah yang dahulu kerap diceritakan oleh teman-teman saya.

Dahulu, selain karena masalah bujet, saya beranggapan bahwa mengikuti bimbel merupakan suatu aktivitas yang tidak penting-penting amat. Saya merasa cukup dengan apa yang saya peroleh di sekolah.

Namun, begitu menjadi guru bimbel, anggapan tersebut langsung saya tolak mentah-mentah. Teruntuk seorang pelajar, tampaknya tidak cukup jika hanya menerima materi yang disampaikan oleh bapak-ibu guru di sekolah. Sebab, seperti yang saya bilang, pembahasan materi di sekolah cenderung terbatas dan kurang mendalam karena banyaknya mata pelajaran yang diajarkan. Makanya bimbel dan lembaga pengajaran di luar sekolah memegang peranan penting.

Jika target yang dicapai sekadar “tahu”, anggapan kuno saya dulu memang ada benarnya. Namun, setelah dipikirkan kembali, jika seorang siswa ingin betul-betul paham dan sepenuhnya menguasai suatu materi, tidak ada salahnya untuk mengikuti bimbel. Hal ini tentu akan bercabang ke banyak aspek.

Contohnya, selama mengajar, saya kerap terpukau dengan betapa cepatnya para murid dalam mengerjakan soal-soal. Tidak hanya cepat, jawaban yang mereka pilih juga tepat. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif ketika mereka mengikuti tes masuk perguruan tinggi kelak. Mereka jadi lebih terlatih; jadi telah terbiasa untuk melakukan sesuatu yang mungkin jarang dilakukan oleh siswa-siswi yang tidak mengikuti pendidikan di luar sekolah.

Intinya, setelah menjadi guru bimbel, saya jadi makin mengamini betapa beratnya tanggung jawab seorang pengajar. Pokoknya jauh lebih berat daripada menjadi fans Manchester United ataupun Chelsea saat ini. Wkwkwk.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Noda dan Dosa Guru: Sisi Gelap Sebuah Profesi yang Dianggap Mulia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2023 oleh

Tags: guruguru bimbelMata Pelajaranmurid
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

Nyatanya Guru Tak Pernah Mulia, Sejak Dulu Isinya Hanya Luka MOJOK.CO

Guru Adalah Profesi yang dari Dulu Nyatanya Tidak Pernah Mulia karena Sejak Dulu Hanya Memberi Luka

8 September 2025
Guru Honorer Tetap Mengajar dengan Gaji Kecil Bukanlah Pengabdian, Itu Terjebak Keadaan Mojok.co

Guru Honorer Tetap Mengajar dengan Gaji Kecil Bukanlah Pengabdian, Itu Terjebak Keadaan

8 Desember 2023
Nasib Guru Les di Kampung Serba Salah. Bayarannya Seret, Mau Menagih Sungkan Mojok.co

Nasib Guru Les di Kampung Serba Salah. Bayarannya Seret, Mau Menagih Sungkan

4 Februari 2024
Dosa Besar Guru Sejarah: Membuat Orang-orang Benci Pelajaran Sejarah Mojok.co

Dosa Besar Guru Sejarah: Membuat Orang-orang Benci Pelajaran Sejarah

8 Februari 2024
Pengalaman Sales Platform Pendidikan Menjadi Guru Dadakan: kalau Keadaannya Begini, Nggak Kaget kalau Guru Mengeluh dan Stres

Pengalaman Sales Platform Pendidikan Menjadi Guru Dadakan: kalau Keadaannya Begini, Nggak Kaget kalau Guru Mengeluh dan Stres

1 September 2024
5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru Mojok.co

5 Pengalaman Unik Saya sebagai Gen Z yang Bekerja sebagai Guru

28 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.