Pengguna Facebook pasti pernah join grup FB dengan berbagai genre seperti grup pencinta sepeda tua, grup ibu-ibu MPASI, sampai grup penikmat barang klenik!
Saya dan banyak orang lain tentu masih mengingat kapan pertama kali memiliki akun media sosial. Ada yang memulai di era TikTok, Instagram, Facebook, Twitter, bahkan Friendster dengan budaya remaja emo yang kental itu. Saya sendiri mulai memiliki akun media sosial di era Facebook dan Twitter. Mulai mainan medsos menggunakan BlackBerry, laptop, hingga menghabiskan waktu di warnet.
Diakui atau tidak, Facebook adalah media sosial paling sulit untuk ditinggalkan bagi banyak orang. Ia punya segala hal yang membuat ekosistem media sosial menjadi benar-benar hidup. Di tengah pandangan miring akan medsos satu ini, sebenarnya ia punya banyak keunggulan yang tak dimiliki medsos kekinian.
Selain kabarnya lebih hemat kuota, Facebook dikenal sebagai gudang meme. Baik itu meme lucu, jayus, cringe, hingga meme guyonan khas bapak-bapak. Selain itu, ia juga terkenal punya kelakuan sobat dumay yang lucu dan kerap mengundang tawa. Namun, dari segala keunggulannya itu, fitur grup mungkin yang membuat medsos ini begitu sulit ditinggalkan.
Grup FB bak oase di tengah semesta media sosial yang ajaib
Grup FB adalah oase di tengah semesta media sosial yang ajaib ini. Bukan tanpa alasan grup FB menjadi kecintaan banyak orang. Seperti sekeping surga, ia bisa mengakomodir kebutuhan masing-masing orang. Ia tak memandang agama, status sosial, suku, ras, pokoknya setiap orang bisa memiliki dan bahkan membuat grup milik mereka sendiri.
Grup FB menjadi kesukaan para bakul dan pembeli. Grup jual beli adalah salah satu hal yang membuat para penggunanya betah menggunakan Facebook. Mau cari barang jadul hingga baru, masing-masing memiliki grupnya sendiri. Bahkan jual beli hal-hal tak lazim pun ada grupnya tersendiri. Saya pernah menemui grup yang khusus diisi oleh para penikmat barang klenik. Begitu juga grup yang berisi orang-orang yang berdagang barang-barang random dan tak jelas, macam sendok hingga kabel antena bekas.
Apalagi melakukan jual beli di grup, transaksinya dirasa lebih mudah. Tinggal posting, lalu yang minat boleh membubuhkan komentar dan biasanya lanjut ke WA. Meski ada juga yang sekadar ikutan komentar dengan niatan sekadar meramaikan dan bikin jengkel. Jargon macam up dulu, tunggu komen selanjutnya, hingga nego bensin, turut meramaikan transaksi ala Facebook tersebut. Dan yang paling utama adalah, setiap grup punya wilayahnya sendiri, tentu agar COD bisa terlaksana dengan mudah, baik, dan benar.
Ajang tukar informasi dan membangun komunitas
Tak hanya jual beli, banyak grup FB dengan genre tukar informasi dan membangun komunitas. Macam grup Info Cegatan Jogja, Berita Wong Magelang, Kota Toea Magelang, hingga grup Pecinta Sepeda Tua. Selain aktual, mereka juga masih bersifat kedaerahan. Setiap kecamatan, desa, hingga kabupaten, boleh membuat grup mereka sendiri. Ada yang memberi info soal kecelakaan, kadang ada juga yang minta rekomendasi akan sesuatu. Meski kadang banyak komentar yang lucu dan tak membantu, setidaknya kita bisa menemukan hiburan di situ.
Grup info tontonan, dangdut, organ tunggal, hingga kesenian, juga banyak sekali jumlahnya. Ini sangat membantu kaum penikmat tontonan untuk memetakan lokasi dan membuat jadwal yang presisi. Begitu juga grup informasi panggung gigs dan jual beli tiketnya. Ini yang menjadi keunggulan dari grup FB. Ia memberi ruang bagi setiap kaum untuk bertukar informasi.
Hal ini menunjukkan jika Facebook sangat menjunjung tinggi pluralisme. Tak ada kasta, semua boleh berbagi info, dan rasanya pasti lebih lepas karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang punya kesukaan yang sama. Meski kadang kesukaan mereka justru mengarah pada hal yang negatif dan berbahaya.
Dengan kata lain, grup FB dan Facebook itu sendiri sangat merakyat. Ia bahkan bisa digunakan untuk menampar muka orang-orang yang suka merasa lebih tinggi dari kaum yang lain. Meski tak dimungkiri juga, di Indonesia, Facebook dan media sosial lain masih mudah digunakan untuk menyebar hoaks dan menciptakan perpecahan. Maka dari itu, waspadalah-waspadalah!
Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare.