Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Google Maps Ternyata Juga Hobi Ngeprank

Diaz Radityo oleh Diaz Radityo
12 November 2019
A A
Google Maps Ternyata Juga Hobi Ngeprank
Share on FacebookShare on Twitter

Google Maps merupakan sebuah temuan yang luar biasa di era teknologi seperti sekarang ini. Saya pun dibuat takjub oleh penemunya. Ketika dulu para penjelajah samudera harus bersusah payah untuk menuntaskan perjalanannya. Sekarang semua dibuat simpel oleh Google Maps. Saya sempat berpikir bahwa penemu Google Maps adalah orang selo sekali. Kerjanya cuma muter-muter dari utara ke selatan, timur ke barat, sesuka dia.

Bagi saya Google Maps telah menjadi semacam “candu” ketika akan menempuh sebuah perjalanan. Saat akan menuju ke suatu tempat, saya pun selalu menyempatkan mengecek keadaan lalu lintas yang akan dilewati. Apabila berwarna merah tentunya jangan dilewati, kecuali kalau kamu punya ilmu ambles bumi. Tiba-tiba kamu sudah sampai di rumah mantan. Njuk mewek nangis, ambyar ra rampung-rampung!

Keasyikan menggunakan fitur yang dimiliki oleh Google Maps, membuat alam bawah sadar saya menjadi memiliki pola tertentu. Perjalanan sama dengan menggunakan Google Maps. Akhirnya sugesti itu begitu kuat menusuk.

Pengalaman menggunakan Google Maps pun saya terapkan ketika menuju luar kota beberapa waktu yang lalu. Kebetulan saya diberikan amanah untuk menjadi navigator. Di sinilah saya merasa SIM A saya hanya menjadi pengisi dompet agar terlihat tebal di tanggal tua.

Sebagai seorang navigator yang baik tentunya saya harus bisa memberikan panduan bagi sopir, dong? Berbekal dengan kuota dan baterai yang sudah full, maka saya siap menjadi navigator. Mirip kayak balapan rally mobil gitu deh, hanya bedanya nggak pake helm aja.

Titik tujuan dipasang. Tentu tak lupa doa mengiringi. Mobil pun dipacu berlari di atas aspal yang mulai memanas. Saya sangat yakin dan merasakan bahwa perjalanan akan berakhir dengan bahagia. Sungguh sangat yakin!

Dan ternyata dengan baik hati, Google Maps memilihkan rute yang tercepat. Awalnya kami masih berpikir bahwa jalan yang dilewati ini akan bisa dilalui mobil. Yang terjadi adalah sebaliknya. Di luar dugaan kami semua. Kami pun hanya tertawa menanggapi kelakuan Google Maps. Emang pengen minta dicubit tuh mbak yang jadi pengisi suaranya. Gemesin deh.

Singkat cerita, kami harus kembali ke Yogyakarta. Malam sudah turun bahkan mendekati pergantian hari. Sehingga kami mendapatkan banyak masukan untuk tidak melalui rute tertentu dari beberapa teman. Katanya sih membahayakan dan kami sepakat tidak melaluinya.

Baca Juga:

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

3 Dosa Travel Vlogger yang Sering Bikin Penonton Kecewa

Perjalanan di tengah malam harus tetap kami lakukan. Teman saya sudah tak sabar bertemu dengan istri dan anaknya. Sedangkan saya? Tidak usah diteruskan ya. Skip! Titik akhir perjalanan sudah ditentukan. Mobil melaju ke Yogyakarta. Awalnya semua berjalan lancar hingga Google Maps tiba-tiba kembali lagi memilihkan rute tercepat menurut versi dia. Tuh kan iseng lagi.

Jalanan yang kami lewati sangatlah luar biasa. Berkelok-kelok, kelam, dan sepi. Sesekali hanya bertemu dengan kendaraan ataupun warga yang sedang ronda. Beruntung saya tidak memiliki kemampuan indigo. Kalau punya? Bisa mengoceh sepanjang perjalanan saya. Jalan tersebut tampak tak berujung. Malah semakin menanjak bukan menurun. Peran saya sebagai navigator mulai dipertanyakan oleh teman saya. Dia mulai menggugat arah yang ditunjukkan oleh saya.

Bergegas dia mengambil gawainya yang buatan Amerika itu. Apa daya saya yang hanya memiliki gawai buatan Tiongkok. Mungkin dengan beda teknologi akan memiliki hasil yang berbeda. Lah kok hasilnya sama saja. Si Google Maps tetap nunjukin rute yang sama dengan gawai saya. Ealah….

Google Maps tampaknya punya sudut pandang berbeda dengan kami berdua, manusia. Begitulah kesimpulan yang bisa saya peroleh dari perjalanan. Manusia memang butuh teknologi tetapi bukan sepenuhnya diatur oleh teknologi. Ada baiknya bersinergi. Memang sih teknologi membuat manusia semakin mudah. Bukan berarti pula membuat kita lupa sebagai manusia dan seharusnya tetap membuka ruang diskusi.

Perjalanan memang membawa kisah dan pengalaman baru. Setidaknya Google Maps sudah memberikan perjalanan yang seru. Lagipula prank yang dilakukan juga lebih bermutu dan otentik, nggak cuman ikut-ikut. Lha kami saja nggak bisa menerka kejutan yang dibuat sama Google Maps. Apa mungkin saya juga yang nggak bisa pakai teknologi. Bisa jadi lho ya. OK Google, makasih sudah di-prank….

BACA JUGA Cerita Unik tentang Tata Krama Ketika Tanya Jalan ke Orang atau tulisan Diaz Radityo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 November 2019 oleh

Tags: google mapsnyasarperjalananPeta
Diaz Radityo

Diaz Radityo

Peramu kata-kata, kadang juga jual omongan.

ArtikelTerkait

Bukan Cuma Takut Kebablasan, Ini Alasan Saya Susah Tidur Saat Naik Bus Terminal Mojok.co

Bukan Cuma Takut Kebablasan, Ini Alasan Saya Susah Tidur Saat Naik Bus

2 Maret 2022
4 Film Korea Bertema Perjalanan yang Terasa Kontemplatif terminal mojok.co

4 Film Korea Bertema Perjalanan yang Terasa Kontemplatif

1 Februari 2022
Google Maps: Aplikasi Rusak yang Makin Rusak Gara-gara Ulah Penggunanya yang Tolol tiktok

Google Maps: Aplikasi Rusak yang Makin Rusak Gara-gara Ulah Penggunanya yang Tolol

9 Februari 2024
Di Daratan Korea Tak Ada Google Maps, Hanya Naver yang Adidaya Terminal Mojok

Di Daratan Korea Tak Ada Google Maps, Hanya Naver yang Adidaya

3 November 2022
Sulit Romantis dengan Pacar yang Nggak Bisa Baca Google Maps terminal mojok.co

Sulit Romantis dengan Pacar yang Nggak Bisa Baca Google Maps

27 Januari 2021
Ngapain Belajar Ilmu Geografi, kan Udah Ada Google Maps Itu Anggapan Keliru Terminal mojok

Ngapain Belajar Ilmu Geografi, kan Udah Ada Google Maps Itu Anggapan Keliru

1 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.