Media sosial saya dipenuhi dengan satu nama: Joji. Penyanyi 88rising itu akhirnya kembali menampakkan diri dengan lagu terbarunya berjudul “Glimpse of Us”. Waktu itu, saya belum mendengarkan lagu terbaru beliau. Masih asik scroll sosmed sambil nyari ide untuk menulis. Lalu tiba-tiba saja banyak teman saya yang membuat status di WhatsApp yang kira-kira berisikan tentang overthinking karena lagu Joji itu.
Saya berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi dengan mendengarkan “Glimpse of Us” Setelah mendengarkan sampai habis, yang saya rasakan adalah… biasa saja.
Saya nggak kepikiran apa-apa, bahkan overthinking pun tidak. Lha saya jomblo je. Selain itu bahasa Inggris saya nol besar, jadinya saya mencari lirik dan terjemahan lagunya. Barulah saya paham makna lagu itu.
Jadi kira-kira, lagu ini menceritakan sosok pria bersama pacar barunya. Namun, pria ini masih belum bisa lepas dari mantannya. Bahkan ketika menatap sang pacar, dia justru malah berharap pacarnya sekarang ini adalah mantannya. Pantas saja teman-teman saya yang sudah taken pada overthinking. Dalam hati, mereka berdoa agar nggak ditanya sama pacar mereka begini, “HAYO, KENAPA KAMU DENGERIN “GLIMPSE OF US”? MASIH KANGEN MANTAN? OOOH GITU YA CARAMU YA, FINE.”
Sederhananya, lagu ini mengisahkan tentang orang yang gagal move on atau bahasa kerennya gamon. Gamon di sini mengarah kepada kegagalan untuk melupakan orang yang pernah menjadi kekasih kita. Atau menjadi pacar, menjadi support system terbaik, dan sebagainya. Wajar saja, sebab yang pernah ada itu selalu meninggalkan kesan yang amat membekas untuk diri sendiri. Ditinggalkan seseorang yang kita sayang, pastilah sangat sakit dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Nah, karena saya jomblo, yang pastinya netral dan nggak bias dalam memaknai lagu “Glimpse of Us”, saya bisa memetik pelajaran moral dari lagu ini. Kalau punya pacar mah, nggak bakal bisa. Udah ketakutan ditanyain soalnya.
Begini. Kalau emang nggak bisa move on, ditunggu dulu sampai move on. Pokoknya, jangan langsung memulai hubungan. Tetaplah untuk berdamai kepada diri sendiri. Tenangkan hati dan jangan dulu menerima yang baru. Mengapa begitu? Pertama, tidak semua yang baru akan menjadi penyembuh untuk hati yang telah rapuh. Kedua, cintamu itu tak sepenuh hati. Yang ada, malah kamu bikin orang lain hatinya remuk.
Dan yang paling penting, jangan jadiin orang lain sebagai pelampiasan. Siapa sih yang mau jadi pelampiasan? Kayaknya dikejar harimau jauh lebih oke daripada dijadikan pelampiasan.
Sebenarnya, itulah yang diangkat oleh Joji melalui lagunya, “Glimpse of Us”. Tentang bagaimana seseorang menghadapi sosok yang baru namun nyatanya dia masih saja gagal. Bahkan dia membandingkan kekasihnya yang sekarang dengan mantannya. Cocok sekali untuk dikaitkan dengan mereka para kaum gamon.
Jadi, paham ya, lagu ini bukan buat menginterogasi pacar kalian, RA MASHOK!
Oke lanjut.
Teman-teman, gamon itu tidak salah. Bukan pula sebuah dosa atau aib. Itu adalah suatu hal yang wajar. Khususnya buat yang lagi sedang dalam fase baru putus cinta. Tidak apa-apa, namun jangan sampai kita malah mencari orang lain untuk melampiaskan rasa sakit. Bahasa kasarnya, mencari yang sosok baru, tapi tak sepenuhnya kita cintai. Pedih, Riii!
Sekali lagi, jika memang masih belum bisa lepas dari masa lalu maka jangan mencoba untuk mencari yang baru. Ada dua dampak yang bisa dihasilkan dari mencari sosok baru. Pertama, ia akan menjadi obat kesedihan kita, kemudian membuat kita berhasil melupakan sosok yang lama. Kedua, ia hanya sekedar menjadi tempat kita melampiaskan rasa sakit. Tempat di mana kita tidak sungguh-sungguh ingin bersamanya, hanyalah formalitas dan kepura-puraan semata.
Keduanya tetep jahat sih. Bukan tugas orang lain mengobati hati kita, apalagi jika orang tersebut benar-benar mencintai kita.
Bagi kalian yang relate dengan “Glimpse of Us”, saran saya, tenangkan diri dan tetaplah santai. Semuanya sudah telanjur. Nikmati semua perasaan dan kenangan masa lalu dengan baik. Menangislah jika mau dan lakukan apa pun yang membuat hati lega. Perlahan-lahan cobalah untuk melupakan itu semua. Tutuplah hati sampai benar-benar siap untuk menerima yang baru. Dan kalau kalian punya pacar tapi masih gamon, lebih baik terima kenyataan dan cintai pasangan kalian dengan lebih baik. Tidak ada orang yang berhak untuk disakiti. Kecuali koruptor, apalagi koruptor bansos.
Dan sebagai penutup, teruntuk temanku yang masih jomblo, mari kita lanjut kerja. Atau, tetaplah jadi badut buat dia yang lagi marahan sama pacarnya.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Taylor Swift dan Narasi yang Usang