Bulan Ramadan sudah berjalan separuh waktu. Ini artinya tradisi-tradisi khas Ramadan sudah bisa kita lihat di mana-mana. Ada yang patroli sahur, tadarus di masjid, bagi-bagi takjil, hingga merencanakan acara buka bersama (walaupun kadang hanya sebatas wacana). Iya meskipun hal-hal di atas tidak bisa terlaksana dengan maksimal, karena pandemi sialan yang belum juga rampung. Namun, setidaknya ini lebih baik dari tahun lalu, karena beberapa tradisi Ramadan tahun ini masih bisa dilaksanakan.
Selain tradisi Ramadan yang sudah disebutkan di atas, ada satu tradisi, lebih tepatnya kebiasaan yang selama ini selalu berada di bawah radar, tersembunyi. Dianggap tabu, aib, hingga dicap pendosa. Iya, tradisi itu adalah mokel (ada yang bilang dengan mukah, mokeh, dll.), atau membatalkan puasa dengan sengaja, yang dilakukan oleh orang Islam (ya iya, lah, yang puasa di bulan Ramadan kan orang Islam). Meskipun berdosa, mokel ini ternyata sudah menjadi kebiasaan (mungkin bisa disebut sebaga tradisi) orang-orang di Indonesia, terlebih lagi anak-anak muda.
Mokel ini sebenarnya mudah saja dilakukan, apalagi kalau orang tua kita juga bandel, tidak rajin puasa. Tinggal makan dan minum saja, selesai. Tapi, kalau orang tua kita agak lurus, dan rajin puasa, ini akan butuh effort lebih banyak. Mokel pun bisa dua tempat, di rumah atau di luar. Kalau mokel di rumah dan orang tua kita bandel, tentu akan mudah. Tapi kalau orang tua kita lurus, apalagi orang tua yang agamis, lebih baik mokel air putih saja, atau sekalian jangan mokel di rumah dan mokel di luar saja.
Nah, kalau mokel di luar ini enak. Kita tinggal cari teman untuk mokel (kalau mau sendiri ya silakan), lalu cari tempat makan yang tetap buka ketika bulan Ramadan. Utamakan tempat-tempat yang agak tersembunyi, dan agak jauh dari rumah, supaya kemungkinan ketahuannya kecil atau nyaris tidak ada. Bisa, sih, di tempat yang ramai, atau di pinggir jalan, tapi ada kemungkinan ketahuan. Apalagi sampai ketahuan orang tua, ya bisa babak belur kita. Mokel di luar itu intinya satu, jangan di tempat yang dekat dengan rumah. Itu saja.
Oleh karena cukup sering mokel, saya dan teman-teman “pendosa” lainnya sampai-sampai membuat sebuah campaign mokel dengan tagar #InfoMokel. Campaign-nya sederhana, hanya memberikan informasi tentang tempat-tempat makan yang masih buka ketika bulan Ramadan. Sifatnya pun jelas tidak memaksa. Kalau mau ikut, ya silakan. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. #InfoMokel ini juga tidak terbatas di saya dan teman-teman. Siapa saja boleh mengumumkan #InfoMokel, dengan cara upload di grup WA/Line, atau di media sosial (kalau bisa, keluarga di-mute dulu, biar tidak ketahuan)
Mengapa kami buat #InfoMokel, ya karena kami tinggal di kota kecil, kota yang tidak sebebas Jakarta, Bandung, atau Yogyakarta, misalnya. Di kota kami, tidak banyak warung makan yang buka di siang hari ketika bulan Ramadan. Maka dari itu, gunanya #InfoMokel ini adalah sebagai fasilitator atau penyedia opsi tempat makan untuk orang-orang yang mau mokel, atau untuk orang-orang yang beragama selain Islam untuk makan siang.
Dari #InfoMokel ini, kami juga banyak mendapatkan teman-teman baru dan tempat-tempat makan yang baru. Tidak menutup kemungkinan, bahwa #InfoMokel ini ternyata membuka pertemanan kita dengan orang baru, yang sama-sama mokel, dan tentunya menunjukkan kita ke tempat-tempat yang selama ini kita tidak tahu. Sebagai contoh, #InfoMokel ini sempat membawa saya ke warung rujak di tengah sawah (berjarak kilometer dari rumah), yang ternyata enak sekali, hingga jadi langganan saya sampai sekarang. Menguntungkan, kan?
Pada akhirnya, #InfoMokel ini menumbuhkan satu lingkup pertemanan baru, serta memperluas lingkup pertemanan yang sudah ada. Irisan pertemanan kami akhirnya menjadi cukup banyak dan luas. Teman-teman saya akhirnya berteman juga dengan teman dari teman saya. Akhirnya kita saling akrab satu sama lain. Iya meskipun kata beberapa orang ini adalah pertemanan para pendosa, waktunya puasa kok malah makan siang.
Ini adalah buah dari empat atau lima tahun terakhir #InfoMokel ini berjalan. Teman-teman baru dan tempat-tempat makan baru adalah bukti bahwa #InfoMokel ternyata menguntungkan juga (selain berdosa). Iya meskipun mokel ini selamanya akan dianggap dosa, dianggap memalukan oleh orang lain. Tidak apa-apa, itu urusan masing-masing, lah. Satu hal yang penting, mokel silakan saja, tapi jangan memaksa orang yang puasa untuk ikut mokel. Itu prinsip!
*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.
BACA JUGA Tarawih Sepanjang Waktu, Puasa Sepanjang Usia dan tulisan Iqbal AR lainnya.