Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Gedung Setan Surabaya, Saksi Masyarakat Tionghoa Bertahan Hidup dari Konflik Berdarah di Indonesia

Dito Yudhistira Iksandy oleh Dito Yudhistira Iksandy
19 Juli 2024
A A
Gedung Setan Surabaya, Saksi Masyarakat Tionghoa Bertahan Hidup dari Konflik Berdarah di Indonesia

Gedung Setan Surabaya, Saksi Masyarakat Tionghoa Bertahan Hidup dari Konflik Berdarah di Indonesia (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau soal tempat angker, bisa dibilang Gedung Setan Surabaya termasuk salah satu tempat underrated yang ada di Surabaya. Ketidakpopuleran gedung ini sempat membuat saya heran, sebab gedung ini sudah memenuhi kualifikasi sebagai tempat angker. Misalnya, termasuk bangunan tua, kurang terawat, dan yang lebih penting, menggunakan kata setan sebagai namanya.

Namun, setelah menyelami internet dan mengunjungi tempat ini langsung, saya akhirnya mengerti alasan gedung ini kurang populer sebagai tempat angker. Sebab, gedung ini ternyata punya nilai sejarah dan berbagai hal lain yang lebih menarik untuk digali daripada sekadar perkara hantu-hantuan.

Bekas gedung VOC dan awal mula penamaan Gedung Setan

Gedung yang terletak di Jalan Banyu Urip Wetan, Surabaya ini sebenarnya adalah bekas gedung operasional gubernur VOC Jawa Timur. Dibangun pada 1809 oleh J.A Riddle Von Middelkoop. Namun, setelah kebangkrutan VOC, gedung ini dibeli oleh seorang dokter keturunan Tionghoa, Teng Sioe Hie, pada 1945.

Sejak saat itu, gedung ini beralih fungsi menjadi tempat transit bagi jenazah keluarga Tionghoa sebelum menjalankan prosesi pemakaman. Maklum, lokasi gedung ini dulunya berdekatan dengan area pemakaman Tionghoa.

Sementara itu, gedung ini juga merupakan satu-satunya gedung yang berada di sekitar pemakaman Tionghoa dan hutan. Kondisi ini membuat suasana gedung menjadi mencekam, terutama ketika malam hari. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar mulai menyebut bangunan ini sebagai gedungnya setan. Itulah sebabnya nama Gedung Setan melekat sampai sekarang.

Dihuni oleh keluarga pengungsian keturunan Tionghoa

Gedung ini juga merupakan saksi bisu dari pengalaman buruk keturunan Tionghoa di masa lalu. Setidaknya ada 2 peristiwa besar mengenai hal tersebut, yakni pemberontakan PKI di Madiun (1948) dan tragedi pembantaian pada orang-orang yang dicurigai sebagai pendukung komunisme (1965).

Kedua peristiwa tersebut membuat keturunan Tionghoa harus mencari tempat aman untuk menghindari konflik. Oleh karena itu, dr. Teng Sioe Hie kembali mengalihfungsikan gedung ini sebagai tempat pengungsian bagi mereka. Sejak saat itu, penghuni Gedung Setan adalah keturunan orang Tionghoa yang mengungsi.

Menurut pernyataan warga sekitar, setidaknya ada lebih dari 30 keluarga yang menghuni gedung ini, dan semuanya adalah keturunan pengungsian. Lebih lanjut, penghuni tidak dikenakan biaya sewa untuk menempati gedung, melainkan hanya iuran untuk membayar listrik, air, dan pajak.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Ada gereja di Gedung Setan

Pertama kali saya ke gedung ini, harus diakui kalau penampakan luarnya cukup mengerikan. Bayangkan saja, ada gedung dengan arsitektur khas kolonial, usianya ratusan tahun, dan tidak terawat. Akan tetapi, hal serupa tidak saya temukan ketika memasuki bagian dalam gedung. Bisa dibilang area dalam gedung ini justru kayak kos-kosan.

Setiap penghuni membatasi area tempat tinggal mereka dengan sekat triplek. Ditambah ada kamar mandi umum di bagian ujung bangunan. Itulah sebabnya saya bilang mirip kos-kosan. Uniknya lagi, di lantai 2 Gedung Setan (tampak luar gedung ini memang tinggi, tapi di dalamnya hanya ada 2 lantai) ada gereja, lho.

Gereja di sini aktif digunakan setiap Sabtu, mengingat mayoritas penghuni beragama Kristen. Selain itu, area gereja juga sering digunakan sebagai ruang pertemuan atau area bermain oleh anak-anak yang tinggal di Gedung Setan. Hal ini semakin membuat kesan mistis yang melekat di bangunan ini semakin memudar.

Dua “setan” yang meneror penghuni Gedung Setan

Meskipun demikian, tetap ada dua “setan” yang meneror penghuni Gedung Setan setiap waktu. Namun, setan yang saya maksud dalam hal ini bukan hantu atau arwah, melainkan kondisi bangunan yang mengkhawatirkan dan klaim kepemilikan gedung oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Masalah pertama adalah soal kelayakan bangunan. Memang bangunan ini masih berdiri kokoh meskipun usianya sudah ratusan tahun. Namun, banyak bagian di gedung ini yang mulai lapuk, terutama atap dan lantai kayu di area gereja. Bahkan, terdapat lubang cukup besar di atap gedung ini karena sambaran petir.

Kondisi bangunan seperti ini jelas mengkhawatirkan, sebab banyak keluarga yang tinggal di tempat ini. Di lain sisi, Gedung Setan termasuk dalam kategori bangungan cagar budaya. Namun, sampai tulisan ini dibuat, belum ada wacana pemkot akan merevitalisasi gedung ini. Alasannya karena gedung ini masih menjadi kepemilikan pribadi.

Masalah berikutnya datang sehubungan dengan berkas kepemilikan gedung. Sampai sekarang, gedung ini masih menjadi milik dr. Teng Sioe Hie. Beliau hanya memberikan mandat pada penghuni untuk mengurus dan mengelola gedung. Sementara itu, keberadaannya dan keluarga tidak diketahui sampai sekarang.

Beberapa orang yang saya temui menceritakan bahwa ada oknum yang sempat berusaha mengklaim kepemilikan Gedung Setan. Nggak tanggung-tanggung, beberapa di antaranya pun membawa berkas keluaran Kejaksaan Negeri Surabaya sampai Mahkamah Agung. Beruntungnya, klaim tersebut tidak terbukti dan dinyatakan palsu.

Maka dari itu, saya merasa Pemkot Surabaya sebaiknya mulai memberi sedikit perhatian pada Gedung Setan. Selain karena bentuknya yang ikonik, gedung ini juga menyimpan rekaman sejarah bukti perjuangan masyarakat pribumi keturunan Tionghoa. Yah, setidaknya saya merasa eman aja kalau bangunan ini harus hancur termakan usia karena nggak keurus.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rumah Hantu Darmo Surabaya, Tak Seangker Cerita yang Beredar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Juli 2024 oleh

Tags: gedung setan surabayakonflik berdarahPemberontakan PKISurabaya
Dito Yudhistira Iksandy

Dito Yudhistira Iksandy

Saya punya motor namanya Arnol.

ArtikelTerkait

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak Terminal Mojok

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak

2 Januari 2022
Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

10 April 2023
Surabaya Kota Sukses karena Punya Outlet Mie Gacoan Paling Banyak di Indonesia

Surabaya Kota Sukses karena Punya Outlet Mie Gacoan Paling Banyak di Indonesia

24 Desember 2023
Membandingkan Steak Moen-Moen dan Kampoeng Steak, Mana yang Lebih Enak?  Mojok.co

Membandingkan Steak Moen-Moen dan Kampoeng Steak, Mana yang Lebih Enak? 

31 Desember 2023
Warteg Jakarta dan Surabaya Terlihat Serupa, tapi Aslinya Tak Sama Mojok.co

Warteg Jakarta dan Surabaya Terlihat Serupa, tapi Aslinya Tak Sama

23 Juni 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.