Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Gara-Gara ILC Saya Jadi Tahu Simpang Siur Keberadaan Harun Masiku Itu Bukan karena Kebohongan, tetapi Kesalahan

Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay oleh Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay
29 Januari 2020
A A
Gara-Gara ILC Saya Jadi Tahu Simpang Siur Keberadaan Harun Masiku Itu Bukan karena Kebohongan, tetapi Kesalahan.
Share on FacebookShare on Twitter

Menonton perdebatan pada acara Indonesia Lawyer Club atau yang sering disingkat ILC selalu menarik, bahkan membuat lupa waktu. Pasalnya, semalam saya harus begadang hingga pagi hanya untuk melihat pendapat para tokoh yang hadir dalam acara tersebut. Padahal pagi harinya saya harus tetap masuk kerja seperti biasa.

Hal yang membuat saya terbius adalah isu aktual yang selalu dibahas di setiap sesinya. Tidak jarang isu-isu tersebut menjadi terang benderang pada acara ILC, seperti kasus yang diperdebatkan semalam.

Paling tidak gara-gara ILC semalam kita semua (saya khususnya) jadi tahu bahwa simpang siurnya keberadaan Harun Masiku itu bukan karena kebohongan, tetapi kesalahan. Ingat, kebohongan dan kesalahan itu dua hal yang berbeda. Kata beberapa tokoh pada acara itu, kebohongan itu sudah pasti suatu yang salah, tetapi kesalahan itu belum tentu suatu kebohongan.

Kalau kesalahan mudah diperbaiki, tinggal minta maaf lalu benahi apa akibat yang ditimbulkan. Namun kalau kebohongan tidak mudah memulihkannya, karena terkait erat dengan kepercayaan.

Siapa coba di dunia ini yang mau percaya setelah dibohongi? Semisal pasanganmu meminta dibelikan martabak manis, tetapi malah kamu belikan roti bakar yang sama-sama manis. Alasannya karena martabak manisnya habis dan di saat bersamaan HP-mu tiba-tiba error sehingga menyebabkan kamu tidak bisa memberi informasi kepada doi.

Kira-kira apa reaksi pasanganmu? Pasti marah, tetapi masih bisa dimaafkan karena tahu bahwa kesalahanmu itu memang tidak disengaja. Namun akan berbeda cerita kalau alasan yang kamu berikan itu adalah sebuah kebohongan.

Kamu bohong mengatakan bahwa martabak manisnya habis. Kamu lebih memilih membelikan roti bakar karena saat akan membeli martabak manis kamu melihat ada mantanmu yang sedang menunggu di samping gerobak martabak. Tetapi karena kamu takut mengungkapkannya pada pacarmu, akhirnya kamu memilih berbohong mengatakan martabaknya habis dan melipir ke gerobak roti bakar.

Sialnya, pacarmu itu melihat Instastory milik mantanmu yang sedang membeli martabak manis seperti orderan pacarmu dan waktunya sama.

Baca Juga:

Kesalahan Sepele Saat Menyetrika Pakaian yang Nggak Disadari Banyak Orang

Suara Hati Anak Haram: Berhentilah Mengaitkan Saya dengan Dosa yang Tidak Saya Lakukan dan Jelas Tidak Saya Inginkan

Kira-kira pacarmu akan marah tidak? Tidak, dia tidak akan marah. Namun rasa benci, kecewa, sedih, dikhianati bercampur aduk menjadi satu. Dia tidak akan menerima roti bakarmu dan memilih tidak bertemu denganmu. Bukan hanya hari itu saja dia malas bertemu, bahkan bisa saja sampai seminggu atau lebih dia enggan bertemu denganmu.

Bukannya apa-apa, kepercayaan yang dibohongi itu ibarat kulit tergores benda tajam. Kalau sudah tersayat butuh waktu untuk mengobati lukanya yang menganga. Bisa seminggu, sebulan, setahun, atau hingga beribu-ribu purnama lamanya.

Saya sendiri pernah mengalami sakitnya dibohongi, saat dulu saya akan mendaftar kerja di sebuah sekolah swasta. Pada waktu itu ada kenalan saya yang menjadi orang penting di sekolahan tersebut.

Dia menginformasikan bahwa ada kekurangan guru. Lantas saya berkeinginan mendaftar karena memang sangat membutuhkan pekerjaan.

Namun ada kendala, jurusan saya tidak begitu linear dengan formasi yang dibutuhkan. Akan tetapi masih ada keterkaitan. Sehingga saya tetap disuruh memasukan lamaran oleh kenalan saya tersebut. Memang pada saat itu, setahu saya (informasi dari penerima surat lamaran saya) baru saya saja yang mendaftar. Saya jadi yakin kalau bisa diterima.

Setelah menunggu sekian waktu akhirnya pengumuman muncul. Nama saya tidak masuk sebagai guru yang diterima. Lalu saya tanyakan kepada kenalan saya kenapa kok tidak masuk? Katanya karena jurusan saya tidak linear, dia meminta maaf karena salah menyuruh saya untuk tetap memasukan surat lamaran padahal tahu bahwa jurusan saya tidak linear. Okey saya percaya itu dan memaafkannya.

Lambat laut saya mendapatkan informasi yang membuat kepercayaan saya terhadap kenalan saya itu runtuh. Guru yang diterima pada saat pengumuman itu ternyata memiliki jurusan yang sama tidak linearnya dengan saya. Bahkan lebih jauh berbeda ketimbang saya.

Saya merasa kesal, sedih dan kecewa, padahal waktu sudah berselang cukup lama. Bukan karena tidak diterimanya, tetapi merasa sakit hati saat tahu dibohongi oleh kenalan sendiri.

Saat ini pun kalau teringat kejadian itu saya masih merasa kecewa. Hati sudah memaafkan dan mencoba untuk tidak mendendam. Namun rasa perih saat tahu dibohongi masih membekas di sanubari

Gara-gara kejadian itu saya memilih untuk berhati-hati lagi dalam menaruh rasa percaya. Mau urusan harta, tahta, wanita ataupun bangsa saya tetap harus waspada. Karena rasa percaya yang telah dibohongi akan sulit untuk dipulihkan lagi.

BACA JUGA Kill The Messenger: Cara Para Elit yang Terhormat “Menghajar” Mahasiswa di ILC atau tulisan Royyan Mahmuda lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2020 oleh

Tags: harun masikuILCkebohonganKesalahan
Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay

Royyan Mahmuda Al'Arisyi Daulay

Penulis alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ArtikelTerkait

4 Dosa Tersembunyi Penjual Angkringan yang Tidak Disadari Pelanggan

4 Kesalahan yang Mengurangi Kesyahduan Makan di Angkringan

3 Maret 2022
4 Kesalahan Saat Makan Tekwan yang Harus Dihindari Terminal Mojok.co

4 Kesalahan Saat Makan Tekwan yang Harus Dihindari

28 Februari 2022
5 Kebohongan tentang Kota Semarang yang Telanjur Dipercaya

5 Kebohongan tentang Kota Semarang yang Telanjur Dipercaya

18 Agustus 2022
Jadi Dessert Terenak di Dunia, Ini 8 Varian Pisang Goreng yang Wajib Dicoba Turis Asing

4 Kesalahan Saat Makan Pisang Goreng yang Jarang Disadari

5 Maret 2022
5 Kesalahan Saat Makan Mi Goreng yang Kerap Dilakukan Terminal mojok

5 Kesalahan Saat Makan Mi Goreng yang Kerap Dilakukan

21 Februari 2022
5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah BSI

5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah

19 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.