Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak

Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak terminal mojok.co

Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak terminal mojok.co

Gap year sebenarnya nggak asing lagi di telinga kita, sebuah jeda tahun yang diambil calon mahasiswa karena berbagai alasan. Setiap tahun, pembahasannya selalu ramai karena beberapa orang dirundung keraguan untuk memutuskannya. Masih banyak yang menganggap gap year itu buang-buang waktu dan punya banyak sisi negatif.

Bagi universitas top dunia sekelas Harvard dan New York University, gap year udah jadi tren. Bahkan, pihak universitas menyarankan calon mahasiswanya buat mempertimbangkan gap year sebelum masuk kuliah. Mereka beranggapan bahwa mahasiswa yang mengambilnya bakal lebih terampil dan punya banyak pengalaman. 

Di Inggris dan Amerika Serikat, anak yang ambil rehat dulu sebelum kuliah punya kemungkinan lulus dengan nilai rata-rata lebih tinggi.

Kamu tahu Malia Obama? Anak dari mantan presiden Amerika Serikat ini juga mengambil gap year sebelum melanjutkan studinya ke Harvard University, lho. Hal yang sama juga dilakukan oleh J.K Rowling, penulis serial populer Harry Potter saat ia muda.

Di Indonesia, gap year banyak dilakukan oleh siswa sebelum mereka lanjut ke bangku kuliah. Hal ini nggak cuma disebabkan sama satu faktor aja. Beberapa faktor lain di antaranya belum siap mental, bingung dengan passion dan minat yang dimilikinya, mengejar jurusan dan kampus impian, serta kurangnya biaya buat menempuh pendidikan.

Sayangnya, masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap gap year sebagai aib. Stigma negatif ini ada karena masyarakat Indonesia cenderung lebih menghargai prestasi akademik seseorang daripada ilmu yang didapat dari luar pendidikan. Padahal, opsi ini baik buat pengembangan diri.

Ada banyak banget hal yang bisa kamu lakukan saat gap year. Pastinya hal-hal yang bermanfaat, dong! Kamu bisa jadikan jeda satu tahun ini sebagai kesempatan buat memperbaiki diri, mulai memperbanyak pengetahuan dan wawasan, mengasah bakat dan skill yang kamu punya, lalu memantapkan hati untuk mengambil jurusan kuliah sesuai yang kamu inginkan. Kamu pun bisa cari pengalaman kerja sambil “ngintip” kerasnya kehidupan. Berikut saya bakal merangkumkan sisi positif ketika kamu memutuskan untuk mengambil gap year.

#1 Persiapan masuk perguruan tinggi yang lebih matang

Banyaknya waktu luang yang didapat saat gap year membuat seseorang cenderung punya waktu belajar yang banyak juga. Kamu punya banyak waktu untuk memperdalam materi yang nantinya akan diujikan di seleksi masuk perguruan tinggi dibandingkan dengan siswa kelas 12. Jika siswa kelas 12 harus membagi waktu belajarnya untuk pelajaran sekolah dan persiapan ujian perguruan tinggi, kamu cuma perlu fokus di materi ujian aja.

#2 Ajang mengembangkan bakat dan minat

Setahun itu nggak sebentar, kamu nggak mungkin menghabiskan waktu hanya dengan belajar, kan? Kamu perlu mencoba hal-hal lain di luar materi ujian, seperti mengembangkan bakat dan minat yang kamu punya. Misalnya jika kamu punya bakat menulis, di waktu luang kamu bisa menulis apa saja yang kamu suka, seperti novel, cerpen, esai, atau apa pun. Bayangkan kalau kamu bisa menerbitkan satu novel selama gap year? Bisa menambah uang jajan sekaligus memulai karier sejak dini.

#3 Gap year membuatmu lebih dewasa dalam pemikiran

Jika kamu mengambil gap year karena nggak lolos di seleksi yang kamu ikuti sebelumnya, kamu akan belajar bagaimana menerima kegagalan dan bangkit. Kamu akan lebih menghargai proses daripada hasil yang kamu dapat. Selain itu, kamu juga akan diajari bagaimana cara menentukan dan mewujudkan goals-mu. 

Kamu akan dituntut untuk menentukan prioritas hingga berkomitmen terhadap goals yang kamu rencanakan. Rehat memberimu waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan apa saja yang akan kamu lakukan selanjutnya. Ini bakal jadi momen life changing yang nggak akan kamu lupakan.

#4 Mengeksplorasi diri

Kamu perlu keluar dari zona nyamanmu untuk coba hal-hal baru yang belum sempat kamu lakukan saat sekolah dulu. Misalnya, traveling ke tempat yang pengin banget kamu kunjungi, jadi volunteer, kerja part-time, berjualan, magang, dan sebagainya. So, jangan takut coba hal-hal baru ya!

Sayangnya dari beberapa hal positif di atas, ada juga sisi negatif jika kamu memutuskan untuk mengambil gap year. Biar jadi realistis sebelum memutuskan, kamu juga perlu mempertimbangkannya.

#1 Mengeluarkan banyak iaya

Kalau kamu memilih untuk traveling, jadi volunteer, atau magang kemungkinan kamu akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Begitu pula kalau kamu mengikuti bimbingan belajar, yang sudah pasti nggak murah. Jika alasanmu menunda masuk kuliah itu karena faktor ekonomi, maka cobalah memetakan skenario lain untuk mengisi waktu rehatmu selama satu tahun.

#2 Kurang siap untuk kembali belajar formal

Oleh karena terbiasa melakukan hal-hal di luar sekolah setahun lamanya, kamu menjadi kurang siap untuk mengikuti pelajaran lagi secara formal. Kamu perlu beradaptasi dengan cara belajar di perkuliahan yang pasti beda banget karena belum pernah kamu alami. Belum lagi, teman-teman seangkatanmu ketika SMA yang sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing mungkin akan membuatmu sedikit kesepian. Tapi, kalau kamu tertantang dengan hal ini sih, gas aja.

#3 Pandangan negatif masyarakat

Banyak banget orang yang masih menganggap gap year itu buang-buang waktu. Saat kamu banyak menghabiskan waktu di rumah, bukan nggak mungkin orang-orang akan melabeli kamu sebagai seorang pemalas atau pengangguran. Biar nggak jatuh saat dengar omongan orang, ada baiknya kamu melatih mental dari sekarang. Nantinya, kamu harus bisa buktikan dengan capaian baik bahwa gap year nggak seburuk pandangan mereka.

Gap year nggak menjamin kamu bakal sukses ataupun gagal, semua tergantung usaha dan apa yang kamu lakukan. Kamu bisa jadikan waktu luang ini sebagai langkah awal dari semua perjuangan. Apa pun keputusanmu nanti, bersiaplah dengan segala risikonya.

BACA JUGA Belumlah Afdal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan dan artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version