Kamu mahasiswa UIN Walisongo yang mau cari makan? Cari kos? Atau Cari tempat nongkrong? Tinggal lewat Gang 41 Ngaliyan Semarang aja.
Empat tahun hidup di Ngaliyan sebagai mahasiswa di kampus UIN Walisongo Semarang membuat saya punya banyak pengalaman yang berkesan. Mulai dari hal yang sepele soal mencari referensi tempat makan atau tempat nongkrong yang murah, mengunjungi banyak masjid untuk tahu masjid mana yang menyediakan makan siang gratis setelah salat Jumat, hingga pengalaman dikejar polisi gara-gara nggak bawa helm.
Tentu berbagai pengalaman itu bersumber dari proses menyusuri setapak demi setapak daerah Ngaliyan yang berbukit dan menanjak. Tiap sudut Ngaliyan sendiri terdapat banyak gang dan kompleks yang mengarahkan mahasiswa atau warga setempat ke jalan utama. Dari sekian banyaknya gang di Ngaliyan, salah satu gang terkenal yang sering kali dilalui mahasiswa dan warga setempat adalah Gang 41.
Gang 41 Ngaliyan di Semarang merupakan sebuah gang kecil dan sempit dengan panjang sekitar 20-30 meter yang dihimpit oleh gedung pusat oleh-oleh Bandeng Juwana (di sebelah utara) dan Warung Steak & Shake (di sebelah selatan yang berada di jalan utama Ngaliyan alias Jalan Prof. Dr. Hamka. Dari utara, gang ini terletak di sebelah kanan jalan sebelum Kampus II UIN Walisongo. Sementara dari arah selatan, Gang 41 Ngaliyan terletak di sebelah kiri setelah Kampus II UIN Walisongo Semarang.
Namanya saja gang, tak usah heran kalau Gang 41 Ngaliyan hanya cukup dilalui satu sepeda motor. Apabila ada pengendara yang ingin lewat sini, dia harus memastikan apakah di depannya terdapat pengendara lain atau nggak. Kalau sedang apes, bisa-bisa dua sepeda motor saling berhadapan di tengah-tengah gang yang bikin pengendara panik dan kebingungan.
Daftar Isi
Asal-usul nama Gang 41 Ngaliyan Semarang
Sebenarnya asal-usul nama gang ini punya banyak versi. Konon, ada yang bilang bahwa nama gang ini diambil dari urutan ke-41 dari gang-gang yang dihitung dari Jalan Pantura menuju ke kampus UIN Walisongo.
Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa nama gang ini diambil dari lebar gang yang hanya berkisar 41 cm (seukuran dengan sepeda motor). Kemudian ada yang bilang 41 itu adalah jumlah motor yang antre bisa sampai 4 motor dalam sekali jalan (karena harus bergantian). Dan tentu saja masih banyak lagi cerita mengenai asal-usul dari nama Gang 41 Ngaliyan Semarang ini.
Terlepas dari itu semua, harus diakui gang ini memang sangat ikonik dan terkenal, terutama bagi generasi mahasiswa UIN Walisongo sebelum pandemi Covid. Gang ini menjadi semacam pintu ke mana saja ala Doraemon yang bisa membawa mahasiswa ke mana pun sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kebutuhan mahasiswa kan nggak jauh-jauh dari urusan perut, nongkrong, dan tempat tinggal. Nah, gang ini menjadi pintu masuk kecil yang bisa mengantarkan mahasiswa untuk mendapatkan itu semua.
Baca halaman selanjutnya: Bak pintu Doraemon bagi mahasiswa UIN Walisongo…
Bak pintu Doraemon bagi mahasiswa UIN Walisongo
Untuk kebutuhan tempat makan, misalnya. Lewat Gang 41 Ngaliyan di Semarang, ada banyak referensi tempat makan murah, enak, dan jadi primadona mahasiswa serta warga setempat. Mulai dari nasi pecel dengan porsi kuli, soto ayam, warung nasi prasmanan, ayam geprek, ayam penyet, dan makanan lainnya bisa kita jumpai dengan mudah setelah melewati gang ini. Cuma ayam kampus aja yang nggak ada di sana.
Setiap warung makan di sekitaran gang itu memang nggak didesain seperti warteg atau rumah makan Padang yang tempat luas. Meski begitu tempat makan di Gang 41 selalu menjadi pilihan utama para mahasiswa untuk sarapan kisaran jam 10 pagi hingga jam 12 siang karena porsi yang ditawarkan banyak, harganya pun murah. Kalau sarapan jam segitu dimaklumi aja ya karena sarapan dan makan siangnya mahasiswa adalah satu kesatuan, wqwqwq.
Selanjutnya untuk referensi tempat tinggal, Gang 41 Ngaliyan ini menjadi jalur pintas yang membawa mahasiswa UIN Walisongo ke kos atau kontrakan yang harganya nggak terlalu mahal. Jadi, ketika melewati gang ini, kita akan masuk ke lokasi perumahan. Biasanya di antara sekian banyak rumah di perumahan tersebut ada kos atau kontrakan yang bisa dipilih mahasiswa.
Oh ya, ngekos atau ngontrak di area ini sangat direkomendasikan khususnya bagi mahasiswa basi yang sedang berikhtiar menyelesaikan skripsi. Sebab, suasana di perumahan ini sangat tenang.
Akses menuju fasilitas umum pun sangat mudah karena begitu melewati gang ini, kita bisa bertemu banyak masjid dan warung sembako. Selain itu, gang ini juga menjadi penghubung bagi mereka yang ingin memotong jalan ke Jalan Pantura. Misalnya, ingin menghindari macet yang sering terjadi di area depan Kampus I UIN Walisongo, lewat Gang 41 aja.
Terkenal di kalangan mahasiswa yang ingin mencari tempat nongkrong tenang
Hal lain yang menjadikan Gang 41 Ngaliyan Semarang ini terkenal karena sering dilalui mahasiswa yang ingin mencari tempat nongkrong tenang untuk deep talk. Lokasinya yang berada di perbukitan membuat siapa pun bisa melihat keindahan malam daerah Ngaliyan dan sekitarnya yang indah dengan gemerlap lampu.
Akan tetapi perlu diperhatikan kalau tempat ini jadi agak bahaya buat mereka yang sedang depresi karena putus atau judul skripsinya ditolak. Jangan sampai kalian melamun dan hanyut dalam pikiran sendiri terus lewat sini. Nanti pikiran kalian jadi tambah ruwet begitu berpapasan dengan kendaraan lain di gang ini.
Itulah sedikit cerita mengenai Gang 41 Ngaliyan Semarang, sebuah gang kecil yang menjadi pintu Doraemon bagi mahasiswa UIN Walisongo. Gang ini seolah menunjukkan bahwa sekecil apa pun peran kalian, asalkan bisa bermanfaat bagi orang banyak ya nggak perlu minder. Lanjut aja. Setuju?
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 10 Istilah yang Cuma Diketahui Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.