Beberapa hari ini ramai di media sosial tentang berapa sebenarnya gaji ideal untuk bisa hidup layak di Jakarta. Sebenarnya perdebatan seperti ini selalu diperbincangkan setiap tahun, setidaknya setiap menjelang penetapan upah minimum kota dan provinsi. Namun, pembahasan gaji ideal kali ini makin ramai lantaran Ahok, sosok yang dikabarkan akan kembali maju pada Pilkada Jakarta 2024, mengeluarkan statement minimal pendapatan warga Jakarta untuk bisa hidup layak adalah Rp5 juta.
Pernyataan tersebut tentu saja menuai pro dan kontra. Ada yang bilang gaji Rp5 juta cukup, lebih banyak yang bilang kurang. Sebagai pekerja yang cukup sering wira-wiri ke Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Menurut saya, gaji Rp5 juta untuk tinggal di Jakarta sangat kurang.
Standar hidup layak setiap orang memang berbeda. Akan tetapi, di tulisan ini mari kita samakan standar layak versi mayoritas orang dengan poin sebagai berikut: tempat tinggal layak, pakaian sesuai pekerjaan, makanan layak dan sehat, transportasi umum, kebutuhan internet terpenuhi, bisa rekreasi batas wajar, dan ada uang yang disimpan untuk menabung. Mustahil rasanya rasanya gaji Jakarta Rp5 juta bisa memenuhi itu semua.
Daftar Isi
#1 Pilihan tempat tinggal terbatas kalau gaji hanya Rp5 juta
Dengan gaji Rp5 juta, buang pikiran untuk membeli rumah di Jakarta. Sewa apartemen pun tidak mungkin cukup. Alternatifnya hanya menyewa kos. Berdasarkan pengalaman saya yang pernah menjadi anak kos-kosan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu fasilitas kos, akses, dan lingkungan.
Dalam konteks Jakarta, jika ingin mendapatkan fasilitas lengkap, akses mudah (dekat ke mana-mana), dan lingkungan nyaman pasti harganya mahal, bisa lebih dari Rp3 juta rupiah. Sebenarnya ada sih kos dengan harga sekitar Rp2 juta dengan fasilitas cukup dan lingkungan nyaman. Hanya saja, kemungkinan besar lokasinya tidak strategis, tapi jangan khawatir, dengan harga segitu biasanya masih bisa dijangkau oleh transportasi umum kok.
#2 Biaya makan di Jakarta lumayan menguras kantong
Jakarta adalah provinsi dengan biaya hidup termahal nomor satu di Indonesia. Saya sering sarapan di Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat. Menu paling murah yang bisa saya temukan di pinggir Jalan adalah satu bungkus nasi uduk dengan lauk ayam goreng sebesar jempol tangan dan sedikit taburan mie. Harganya Rp20.000.
Anggap saja sekali makan layak di Jakarta habis Rp25.000 dengan es tehnya. Sehari makan tiga kali, maka pengeluaran untuk makan bisa mencapai Rp75.000. Dalam sebulan berarti kita mengeluarkan Rp2.250.000 untuk makanan yang layak dan sehat.
Sebagai pekerja, tidak mungkin selama sebulan tidak hangout bareng teman atau jajan di luar, kan? Anggaplah dalam sebulan kalian beberapa kali makan bareng teman-teman. Jelas pengeluaran untuk makan akan lebih besar dari perhitungan sebelumnya. Oke, kita patok untuk keperluan makan dan jajan-jajan total Rp2,75 juta deh. Kalau gaji kalian Rp5 juta, kebutuhan makan ini sudah menyerap sebagian besar pendapatan kalian.
#3 Transportasi dan kebutuhan sehari-hari butuh uang tidak sedikit
Selain soal papan dan pangan, kita juga perlu mengeluarkan uang untuk ongkos transportasi. Kompas pernah memuat survei tentang rata-rata biaya transportasi yang dikeluarkan pekerja di Jakarta pada 2023. Hasil survei menunjukkan besarannya sekitar Rp600.000 per bulan. Survei itu diikuti oleh pekerja Jakarta yang mobilitas sehari-harinya mengandalkan MRT, KRL, dan transportasi umum lainnya ya.
Selain tempat tinggal, makan, dan ongkos transportasi, kita juga perlu membeli kebutuhan mandi seperti sabun, shampo, skincare, dan pembersih ruangan. Anggap saja biaya tersebut minimal Rp500.000. Lalu ada biaya pulsa dan internet, minimal Rp200.000 (saya asumsikan di kantor dan kos sudah ada wifi).
#4 Gaji Jakarta setidaknya Rp10 juta, hidup layak dan bisa menabung
Apabila semua keperluan di atas dijumlahkan, angkanya mencapai Rp6 juta. Nominal tersebut memang sudah cukup untuk hidup di Jakarta. Namun, angka itu belum mempertimbangkan keperluan-keperluan tak terduga seperti tiba-tiba sakit atau amit-amit terkena musibah di jalan.
Nah, kalau hanya menerima gaji Rp5 juta di Jakarta, sepertinya akan sulit menyisihkan uang untuk menabung. Apa yang mau ditabung? Buat makan dan kebutuhan sehari-hari saja kurang. Kondisi tersebut semakin memprihatinkan kalau pemegang gaji Rp5 juta memiliki anak dan istri.
Itu mengapa, sebenarnya saya tidak begitu kaget ketika melihat angka pernikahan di Jakarta menurun. Memang dibutuhkan keberanian (lebih tepatnya nekat) untuk memutuskan menikah dan hidup di Jakarta hanya dengan gaji Rp5 juta per bulan.
Menurut hemat saya, kalau ingin hidup layak di Jakarta dan bisa menabung, setidaknya gaji kalian minimal Rp10 juta. Kalau gaji sudah dua digit seperti itu, hati pasti jadi lebih tentram. Memang, tidak banyak orang bisa meraih gaji tersebut, perlu waktu dan usaha yang nggak mudah. Itu mengapa buat kalian yang merantau dan memulai karir di Jakarta dengan gaji UMR atau gaji sekitar Rp5 juta, jangan segera berpuas diri. Angka itu belum layak untuk hidup di Jakarta, apalagi kalau beban kerjanya nggak masuk akal. Duh, rawan stress dan burnout!
Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Depok Nggak Cuma Margonda, Ada Juga Cinere yang Selama ini Dianaktirikan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.