Foldable screen baru langkah awal. Selanjutnya, hal-hal yang lebih gila akan segera menjadi nyata
Dulu, membayangkan layar bisa dilipat adalah imajinasi yang mepet halusinasi. Saya pun begitu. Layar “sekeras” itu, mana mungkin bisa dilipat?
Tapi dunia bergerak begitu cepat, teknologi meningkat begitu pesat. Layar lipat, atau yang kita kenal sebagai foldable screen sudah jadi kenyataan. Bahkan, sudah banyak pabrikan gadget membuat produk dengan fitur tersebut.
Semua dimulai dari Cina. Royole Flexpai adalah smartphone foldable screen pertama yang berhasil diluncurkan pada 2018. Royole adalah sebuah brand elektronik yang berasal dari Cina dan didirikan pada 2012. Brand tersebut mungkin agak asing dalam pengetahuan Anda, tetapi dari brand itulah muncul smartphone foldable screen pertama di dunia.
Setelah kemunculan Royole Flexpai, beberapa perusahaan teknologi lain seperti Samsung, Huawei, dan Motorola mulai berlomba-lomba mengembangkan produk serupa.
Daftar Isi
Teknologi di balik foldable screen
Foldable screen atau layar lipat memiliki bahan dasar yang sangat berbeda dari layar gadget produk-produk sebelumnya. Alih-alih menggunakan kaca yang bersifat kaku dan retak saat ditekuk, foldable screen menggunakan polimer plastik yang ringan dan fleksibel.
Jenis layar yang digunakan untuk membuat perangkat lipat dikenal sebagai OLED (Organic Light Emitting Diode). OLED sangatlah berbeda dengan layar LCD karena terdiri dari senyawa organik yang akan memancarkan cahanya sendiri ketika dilewati oleh energi listrik. Jadi, layar OLED tidak memerlukan lampu tambahan untuk bekerja.
Selain itu, kualitas warna pada layar OLED lebih tajam dan akurat serta dapat mengurangi efek negatif sinar biru pada mata.Yup, cahaya biru yang dapat mengganggu kualitas tidur kita dapat dikurangi sebanyak 70% dengan penggunaan layar OLED. Meski demikian, kelebihan tersebut tidak mengorbankan tingkat akurasi warna.
Salah satu perusahaan gadget yang menggunakan layar OLED adalah ASUS. Produk-produk keluaran terbaru ASUS seperti laptop dan smartphone sudah mulai menggunakan layar OLED. Salah satu laptop keluaran terbaru dari ASUS Zenbook 17 Fold OLED menerapkan foldable screen sehingga dalam satu perangkat terdapat berbagai mode penggunaan serbaguna yaitu laptop, desktop, tablet, dan extended mode.
Cara Kerja foldable screen
Layarnya sangat tipis sehingga mudah ditekuk karena dicetak pada membran plastik fleksibel. Dan alih-alih menggunakan tempered glass untuk perlindungan, sebagian besar perangkat menggunakan bahan berbasis plastik untuk melindungi layar dengan mempertahankan sifatnya yang fleksibel yakni dapat dilipat.
Selain itu, salah satu aspek penting yaitu engsel yang tepat untuk memastikan perangkat yang menggunakan teknologi foldable screen dapat berfungsi sesuai dengan namanya.
Kekurangan dan kelebihan
Tak lengkap membahas suatu fitur tanpa membahas kekurangan dan kelebihannya. Nah, kali ini, kita bahas satu-satu.
Kelebihan
Tampilan OLED menghasilkan warna yang hidup karena memiliki gamut warna yang luas. Sebelumnya, ukuran layar yang lebih besar berarti perangkat yang lebih besar. Namun dengan layar yang dapat dilipat, pengguna kini bisa mendapatkan layar yang lebih besar tanpa mengorbankan portabilitas. Bisa dibuat sangat tipis sehingga lebih praktis dan menghemat tempat.
Kekurangan
Nah, kali ini, kita bahas kekurangan dari foldable screen. Yang jelas, pertama dan paling utama adalah, mahal.
Dengan berbagai kelebihannya, ternyata layar OLED sebagai bahan utama foldable screen lebih sulit untuk diproduksi dan menggunakan lebih banyak energi daripada layar LCD. Selain itu, jika beberapa konten tetap berada di layar untuk durasi yang lama dalam bingkai yang sama, bingkai itu akan dicetak untuk ditampilkan yang kemudian mengganggu konten lainnya.
Dan kekurangan terakhir adalah kekurangan yang jelas bisa kita tebak, yaitu layar. Foldable screen akan aus saat dilipat dan dibuka. Sepertinya ini tak perlu dijelaskan panjang, kita semua sudah tahu.
Masa depan yang tak terbatas
Para ahli mengatakan bahwa gadget masa depan pasti akan menggunakan tampilan yang dapat dilipat untuk bisa mengatur ruang, mobilitas, daya tahan, dll. Manusia zaman sekarang menuntut teknologi yang dapat menunjang produktivitas mereka yang berbeda-beda dalam waktu yang sama alias multitasking. Hal tersebut dapat memperkuat keberadaan dan kelestarian penggunaan teknologi foldable screen di masa depan.
Dari berbagai teknologi yang kita lihat sekarang, semua bayangan Anda tentang dunia yang lebih maju dari saat sekarang pasti akan terjadi. Dulu, layar tidak bisa dilipat, sekarang bisa. Dan mungkin, mungkin saja, perkembangan teknologi yang lebih gila akan terjadi dalam waktu dekat.
Penulis: Maria Stefania Tahik
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Samsung Galaxy Fold: 3 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Meminang Ponsel Lipat Satu Ini