Flyover Kalibata yang membentang dari depan Plaza Kalibata hingga depan Universitas Binawan ini wajib dihindari. Apalagi kalau kesabaran kalian setipis tisu, melewati jalan ini hanya akan menguji kesabaran kalian.
Flyover Kalibata dibangun sebenarnya untuk menggantikan jembatan lama yang bermasalah. Kondisi Flyover Kalibata mengkhawatirkan karena besi-besinya sudah tua, berkarat, dan baut-bautnya banyak yang hilang. Kalau truk lewat, sudah dipastikan jembatan bergoyang hebat. Kondisinya tambah memprihatinkan ketika hujan mengguyur. Jembatan yang pendek membuat banyak sampah nyangkut dari sungai di bawahnya yang meluap.
Sebenarnya, keberadaan flyover ini adalah keputusan yang baik. Hanya saja, saya merasa pembangunan flyover ini tidak diperhitungkan dengan baik. Asal tahu saja, jembatan lama memiliki dua ruas jalan untuk masing-masing jalur. Nah, flyover ini hanya punya satu ruas jalan untuk masing-masing jalur.
Proses antre yang menguras kesabaran
Dengar-dengar sebenarnya rancangan awal flyover ini sebenarnya memiliki dua ruas jalan untuk setiap jalur. Masalahnya ada dalam pembebasan lahan sejak tahun 2011 sampai sekarang. Sepertinya tidak ada rencana lagi untuk memprioritaskan flyover ini menjadi jalanan yang nyaman.
Padahal jalan ini cukup krusial untuk orang yang mau ke tol UKI Cawang dari jalan Raya Pasar Minggu. Sayangnya untuk melewati jalan ini masing-masing kendaraan perlu antri satu-satu. Bayangkan kendaraan dari empat ruas jalan harus masuk ke jalan satu ruas saja.
Nah, tantangan terbesar pengguna jalan adalah antre demi melewati Flyover Kalibata ketika siang bolong. Ubun-ubun rasanya benar-benar menguap.
Sebenarnya bukan sekadar kendaraan jalan yang menyenpit atau yang biasa disebut dengan bottleneck yang membuat kemacetan di flyover ini. Biang keroknya juga berasal dari lampu merah Binawan. Lampu merah ini hanya berjarak 50 meter dari flyover. Otomatis, kendaraan yang ingin menuju UKI Cawang harus menumpuk dahulu menunggu lampu hijau. Pengendara yang sering lewat flyover ini pasti sudah hafal. Apabila terlihat kemacetan di flyover, itu berarti lampu merah Binawan sedang berwarna merah.
Beda jalur flyover, beda masalah
Beda lagi problemnya kalau mau berkendara dari Universitas Binawan mau menuju Plaza Kalibata. Walau cenderung lancar, tidak seperti arah dari Plaza Kalibata ke Universitas Binawan, jalur ini sering diserobot oleh pemotor yang potong jalur. Mereka berkendara dari bawah kolong dan mau menaiki flyover. Jadi mereka melakukan U-Turn tepat persis di awal tanjakan.
Sebenarnya masih banyak permasalahan Flyover Kalibata yang kerap dikeluhkan oleh pengguna jalan. Salah satunya sambungan flyover di jalur depan Plaza Kalibata yang tidak rapi, ada semacam cekungan kecil. Jadi, kendaraan yang turun dari arah Universitas Binawan harus melambat, kalau tidak kendaraannya akan tersentak.
Itu mengapa saya sarankan kalian berhati-hati kalau melewati Flyover Kalibata ini. Selian macet, kondisi flyover ini memang patut diwaspadai.
Penulis: Antonius Ernest
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Letjen Suprapto, Jalan Paling Problematik di Kota Jogja yang Meresahkan Warga dan Pengendara
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.