Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Film Gundala yang Sama Bagusnya dengan Trailer: No Spoiler Review

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
2 September 2019
A A
film gundala

film gundala

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum film Gundala karya sutradara Joko Anwar ini tayang, ada tulisan yang dimuat di Terminal Mojok tentang film ini. Tulisannya tentang curhatan penulis yang tidak mau nonton trailer film Gundala. Alasannya karena takut kecewa dengan kualitas filmnya. Takut tidak sebagus trailernya.

Membaca tulisan tersebut, sebenarnya saya cukup sependapat. Terkadang, trailer dari sebuah film memang lebih bagus ketimbang film aslinya saat nonton di bioskop. Sebenarnya hal tersebut bisa dimaklumi. Trailer itu sebagai salahsatu cara untuk menarik penonton. Makanya harus dibuat se-catchy mungkin. Biar orang jadi excited dan ingin nonton.

Film Partikelir (disutradarai Pandji Pragiwaksono)—menurut saya—adalah film yang cukup “menipu”. Saat menonton trailernya, saya merasa kalau film ini akan sangat lucu. Karena jualan film ini memang unsur komedinya. Dan juga action tentu saja. Ditambah sutradara film ini adalah seorang stand up komedian yang punya nama besar. Tapi sayang sekali, saat menonton filmnya, ternyata tidak se-lucu trailernya. Bisa dimaklumi, ini film pertama mas Pandji.

Itu film dari Indonesia. Film luar juga banyak yang trailernya tidak sesuai dengan film aslinya. Yang setelah nonton kita bakal bilang “mending sa tunggu ada bajakannya”. Misalnya film Mile 22 yang dibintangi oleh salah seorang aktor kenamaan Indonesia—Iko Uwais. Trailer dari film ini cukup bagus. Membuat saya ingin nonton. Apalagi ada Iko Uwais yang main. Marketing yang sangat bagus untuk menarik penonton dari Indonesia. Tapi sayang sekali, film ini hampir buat saya tertidur di bioskop—membosankan.

Walaupun demikian, saya tetap lebih memilih menonton trailernya terlebih dahulu sebelum ke bisokop. Fakta kalau terkadang trailer itu lebih bagus ketimbang film aslinya, tidak membuat saya enggan menonton trailernya. Rasa penasaran susah dibendung.

Selain film yang trailernya lebih bagus ketimbang saat kita nonton di bioskop, film yang kualitasnya sebanding—bahkan lebih—dari trailernya juga banyak. Sebut saja film Avengers, Parasite, The Raid, dan masih banyak lagi. Dan untuk yang satu ini, saya rasa Gundala patut masuk dalam daftar.

Saya sudah menonton film ini sehari setelah penayangan perdana. Sayang sekali, saat masuk bioskop, yang nonton ternyata sangat sedikit. Banyak kursi kosong. Kalau saya perkirakan, penontonnya bahkan tidak sampai 20 orang. Sangat jauh bila dibandingkan dengan—misalnya—film-film dari MCU.

Tapi yha, tentu saja bisa karena beberapa hal. Mungkin karena karena saya nonton bukan pada akhir pekan. Saya nontonnya hari Jumat sore. Mungkin juga karena tanggal di kalender yang sudah tua—honor belum turun. Entahlah.

Baca Juga:

Pengepungan di Bukit Duri: Distopia Diskriminasi Rasial terhadap Etnis Tionghoa

8 Film Indonesia yang Berhasil Tembus 4 Juta Penonton dan Cocok untuk Tontonan Libur Natal

Hype dari film ini saya rasa cukup besar. Apalagi ini adalah film pembuka dari Jagat Sinema Bumilangit. Atau BumiLangit Cinematic Universe (BCU). Ditambah karakter dalam film ini diperankan oleh aktor dan aktris ternama Indonesia. Sebut saja Abimana Aryasatya, Lukman Sardi, Cecep Arif Rahman, Tara Basro, dan masih banyak lagi. Para pemain yang kalian tidak akan sangka-sangka juga ada. Dengan peran yang tidak disangka-sangka pula. Silahkan ditonton filmnya.

Film Gundala adalah film yang jauh dari kata mengecewakan. Apalagi kalau hanya dibandingkan dengan trailernya sendiri. Tidak akan membuat kecewa walaupun sudah menonton trailernya. Bahkan—menurut saya—film ini sangat jauh melampaui ekspektasi penonton.

Saya tidak terlalu mengerti dengan pembuatan film—teknik pengambilan gambar dan sebagainya. Tapi rasanya tidak berlebihan untuk mengatakan kalau film ini tidak kalah dengan kualitas film-film hollywood. Dari segi cerita maupun teknik pengambilan gambar. Shot-shot kamera yang—lagi-lagi menurut saya—sangat epik.

CGI dari film ini juga tidak buruk. Walaupun saat nonton kita kebanyakan akan tau bagian mana saja yang diedit (semoga itu kata yang tepat) menggunakan CGI. Belum semulus hollywood, tapi tidak buruk. Setidaknya, kita tidak akan terganggu dengan efek-efek visualisasi ala sinetron. Cukup nyaman untuk dilihat.

Durasi sekitar dua jam dari film ini terasa sangat cepat. Hal itu dikarenakan cerita dari film ini memang tidak membosankan. Bisa diikuti dengan rasa excited yang tidak berhenti sejak babak awal dari film ini.

Banyak kejutan-kejutan yang dibuat oleh Joko Anwar dari film ini. Plot twist yang saya yakin penonton tidak akan menyangka akan seperti “ini dan itu” di dalam film. Emosi kita juga cukup dipermainkan saat menonton Gundala. Menonton film ini tidak akan membuat kita menyesal dan bilang “sia-sia sa kasi keluar uang untuk ini film”.

Saya hanya punya dua penilaian terhadap film—bagus atau jelek. Dan film ini saya rasa sangat bagus. Dari angka 1 sampai 10, layak mendapatkan nilai 9. Kualitas Joko Anwar sebagai sutradara tidak perlu diragukan lagi. Dia berhasil mengemas film Gundala dengan sangat baik. Film ini menjadi pembuka yang epik untuk Jagat Sinema BumiLangit. (*)

BACA JUGA Mengenal Bumilangit, Film yang Disebut-sebut Sebagai Kembarannya Avengers atau tulisan Muhammad Ikhdat Sakti Arief lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 September 2019 oleh

Tags: Bumilangitgundalaiko uwaisjoko anwar
Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

3 Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film Pengabdi Setan 2 Communion Terminal Mojok

3 Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film Pengabdi Setan 2: Communion

6 Agustus 2022
gelisah karena gundala

Gelisah Karena Gundala: Harapan Baru Jagat Perfilman Indonesia

11 September 2019
sancaka

Sancaka di Gundala: Penyebar Virus Literasi dari Jagat Sinema Bumilangit

9 September 2019
tiga setia gara

Tiga Setia Gara: Bucin dan Toxic Love Relationship

20 September 2019
perfilman

CGI di Perfilman Indonesia yang Semakin Baik dan Patut Diapresiasi

3 September 2019
5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

5 Kasta Mainan yang Meresahkan di Indomaret dari yang Termahal hingga Termurah

23 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.