Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Fenomena Persaingan Bahasa Kediri dan Jakarta dalam Tongkrongan di Malang

Imron Amrulloh oleh Imron Amrulloh
8 Juli 2020
A A
Rekomendasi Wisata Nol Rupiah di Kota Malang terminal mojok.co

Rekomendasi Wisata Nol Rupiah di Kota Malang terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Malang pantas disebut sebagai kota pelajar kedua di Indonesia setelah Yogyakarta. Hal itu sebenarnya wajar karena Malang memiliki institusi pendidikan yang sangat banyak, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai pendidikan tinggi sekelas Universitas serta Politeknik. Adapun Malang memiliki berbagai Universitas serta politeknik yang bisa dibilang unggulan, sebut saja Universitas Brawijaya, UIN Maliki, UMM, Unisma, Polinema, dan masih banyak lagi.

Kalau saja kadar orang-orang meromantisasi Malang sama kayak Jogja, persaingan jadi makin ketat untuk meraih predikat kota pelajar.

Banyaknya Kampus di Malang tentu sejalan dengan banyaknya mahasiswa yang kemudian menempuh pendidikan di kota ini. Jumlah mahasiswa akan sejalan dengan banyaknya kopi darat yang tercipta, baik di warung pinggir jalan maupun di kafe-kafe yang megah, dengan banyaknya kopi darat yang tercipta maka tercipta pula bahasa pengantar yang menambah keasyikan ketika bercengkerama.

Bicara soal bahasa, ada bahasa yang kemudian menjadi populer di kalangan mahasiswa Malang. Ada bahasa Kedirian dengan aksen jawa yang cenderung ke Mataram, ada pula bahasa Jakartanan dengan aksen Betawi yang khas. Gara-gara itu, bahasa walikan khas Malang pelan-pelan tergusur oleh kedua bahasa tersebut. Berbicara persaingan antara aksen Kedirian dengan Jakartanan di Malang tentu tidak ada habisnya. Ada pihak yang memilih aksen Kedirian kemudian skeptis terdapat aksen Jakartanan, begitu juga sebaliknya. Selain itu ada pula mahasiswa yang bisa beradaptasi dengan keduanya.

Aksen Kedirian biasanya digunakan oleh mahasiswa yang berasal dari Jawa Timur atau pun Jawa Tengah di luar wilayah Madura Swasta dan Surabaya. Sedangkan aksen Jakartanan biasanya digunakan oleh mahasiswa Jakarta, Jawa Barat, Banten, serta mahasiswa yang berasal dari luar Jawa misal Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Yang kemudian menjadi menarik adalah, baik Kedirian ataupun Jakartanan sama-sama bergerilya agar bahasa mereka dipergunakan dalam kopi darat atau istilah kerennya tongkrongan. Para mahasiswa ini akan mempertahankan aksennya masing-masing ketika nongkrong, padahal teman tongkrongannya belum tentu berasal dari kedua wilayah tersebut. Misalnya saja saya yang berasal dari Magelang kemudian terpengaruh oleh aksen Kedirian, bukan justru Malangan seperti bayangan saya dulu.

Hal-hal yang membuat saya terpengaruh oleh aksen Kedirian adalah karena mayoritas teman tongkrongan berasal dari eks Karesidenan Kediri yaitu, Blitar, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung. Sudah begitu didukung teman kos yang mayoritas juga berasal dari wilayah eks Karesidenan Kediri.

Tapi meski teman saya mayoritas adalah orang dari eks Karesidenan Kediri, sebenarnya bisa saja saya memilih gaya Jakartanan. Namun ada satu alasan mengapa saya tidak menggunakan aksen Jakartanan, yaitu takut dikucilkan oleh teman tongkrongan. Jujur saja, saya takut dibilang “Cah Magelang ae gaya ngomong lo gue”.

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Kemudian untuk gerilya yang dilakukan oleh teman-teman beraksen Jakartanan hampir sama polanya dengan yang dilakukan oleh aksen Kedirian. Bedanya orang-orang Jakartanan akan percaya diri ketika bergerilya secara individu, mereka akan tetap bicara “lo gue” dengan setiap orang yang baru mereka temui. Berbeda dengan Kedirian yang lebih memilih berkelompok saat bergerilya. Hal tersebut yang mungkin membuat aksen Jakartanan lebih sukses di Malang.

Hal-hal yang membuat aksen Jakartanan lebih sukses di Malang adalah para artis, youtuber, dan public figure lainnya banyak yang menggunakan aksen tersebut. Hal ini mungkin yang menjadikan timbul angapan bahwa aksen Jakartanan adalah bahasa gaul.

Terlepas dari perseteruan yang terjadi antara kedua aksen tersebut, ada hal menarik yang muncul, yaitu aksi saling membelot dari kedua belah pihak. Sebagai contoh, ada orang Kedirian asli yang kemudian menggunakan aksen Jakartanan, akibatnya dia akan dijauhi oleh teman-teman Kediriannya dan akan dianggap aneh oleh orang-orang beraksen Jakartanan. Contoh percakapan yang sering terjadi antara Jakartanan pure blood dan impostor biasanya seperti ini:

“wqwqwq cara ngomong lo kok medok banget yaw”

“gaphapha khok, ghue mah tethep shantuy”

Pihak Jakartanan juga punya banyak pembelot. Banyak mahasiswa dari wilayah yang beraksen Jakartanan kemudian menggunakan aksen Kedirian bahkan Malangan. Bedanya mereka akan disambut baik oleh kedua belah pihak. Orang-orang Jakartanan nggak masalah, orang-orang Kedirian ataupun Malangan kemudian malah senang bahasanya digunakan oleh orang Jakarta.

Ibaratnya kayak gini, sepandai-pandainya tupai melompat dia akan jatuh juga. Peribahasa tersebut sangat relevan dengan apa yang dialami oleh Jakartanan. Pasalnya sepandai-pandainya menahan diri pasti ujungnya berhasil digarapi dengan diajari umpatan.

Fenomena ini bukan sebagai gambaran kejamnya modernisasi, tapi justru fenomena menarik tentang bahasa yang terjadi di suatu tempat. Kosakata dan pengetahuan tentang bahasa yang ditemukan di dalam interaksi sosial memang menarik untuk dikaji dan dipahami.

BACA JUGA Menghitung Jumlah Waktu yang Dihemat ketika Menggunakan Fitur Autotext dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Desember 2021 oleh

Tags: JakartakediriMalang
Imron Amrulloh

Imron Amrulloh

Seorang pengangguran baru yang sedang mencoba dan terus mencoba.

ArtikelTerkait

5 Ruas Jalan di Kota Kediri yang Menyimpan Bahaya dan Wajib Diwaspadai Saat Turun Hujan

5 Ruas Jalan di Kota Kediri yang Menyimpan Bahaya dan Wajib Diwaspadai Saat Turun Hujan

8 Januari 2024
ondel-ondel

Ondel-Ondel dan Riwayatnya Kini

12 September 2019
Alasan Orang Bekasi Lebih Ngefans Persija Jakarta daripada Persipasi dan Persikasi Mojok.co

Maaf Saja, Solo Belum Layak dapat Gelar Daerah Istimewa karena Bekasi yang Menjadi Gerbang Utama Jakarta Lebih Layak

7 Mei 2025
4 Jalan di Jakarta yang Jadi Arena Balap Liar dan Kebut-kebutan. Hati-hati kalau Lewat Sini

Sulitnya Nyetir di Jakarta: Salah Belok, Salah Jalur, Bisa Fatal!

23 September 2024
Cafe di Dau Malang Isinya Bukan Kopian, tapi Polusi Suara (Unsplash)

Cafe di Dau Malang Bukan Tempat yang Menyenangkan untuk Nongkrong karena Isinya Hanya Polusi Suara

16 November 2023
5 Penyebab Perantau di Jakarta Gagal Meraih Mimpi

5 Penyebab Perantau di Jakarta Gagal Meraih Mimpi

25 Juli 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.