Buat para mahasiswa Fakultas Teknik Unsoed yang masih sibuk buka Maps sambil mikir “kok kampusku nggak ada di Purwokerto?”, tenang, kamu nggak salah jurusan, kamu cuma salah kota aja.
Karena faktanya, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (FT Unsoed) itu nggak di Purwokerto, tapi di Purbalingga. Tepatnya di Jl. Mayjend Sungkono Km 05, Blater, Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah.
Iya, jaraknya kira-kira 16 km dari Purwokerto, cukup buat kamu sempat mikir ulang pilihan hidup di tengah perjalanan. Kalo pake kendaraan, sekitar 25–30 menit perjalanan dari pusat kota Purwokerto, tergantung seberapa nekat kamu ngebut di jalan raya. Jadi, kalau kamu udah niat beli kos di dekat Grendeng atau Jl. Kampus biar bisa “ngampus jalan kaki”, siap-siap kecewa ya karena yang bisa kamu datengin nanti cuma fakultas tetangga, bukan fakultasmu sendiri.
Makanya, penting banget buat mahasiswa baru apalagi mahasiswa rantau baca informasi kampus dengan teliti. Jangan cuma liat nama “Universitas Jenderal Soedirman” terus yakin semua fakultasnya satu kota. Unsoed itu unik, kampusnya tersebar. Ada di Purwokerto, ada juga di Purbalingga. Jadi kalau kamu keterima di Fakultas Teknik, itu artinya kamu resmi jadi anak ITB alias Institut Teknik (daerah) Blater, Purbalingga.
Kenapa Fakultas Teknik Unsoed bisa berada di Purbalingga?
Lalu, kenapa Fakultas Teknik bisa “nyasar” ke Purbalingga? Jawabannya bukan karena salah koordinat, tapi karena sejarahnya memang begitu. Fakultas Teknik itu dulunya merupakan bagian dari Fakultas Sains dan Teknik (FST) Unsoed yang berdiri pada 2007. Seiring berkembangnya jumlah mahasiswa dan kebutuhan ruang praktikum yang lebih luas, pada 2014, FST dipecah menjadi tiga fakultas baru, yaitu ada Fakultas Teknik (FT), Fakultas MIPA (FMIPA), dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Nah, Fakultas MIPA dan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan ini tetap berada di “rumah” alias di Purwokerto. Lain halnya dengan Fakultas Teknik yang diberi rumah baru di atas lahan sekitar 11 hektare di Blater, Kalimanah, Purbalingga, lengkap dengan gedung kuliah, laboratorium, dan area pengembangan teknologi. Alasannya sederhana tapi strategis. Pada waktu itu Pemerintah Daerah Purbalingga berinisiatif menyediakan lahan untuk pengembangan pendidikan tinggi di bidang teknik. Jadi FT Unsoed bukan “terbuang jauh”, tapi justru “dihadiahi rumah megah” di kabupaten sebelah.
Bisa dibilang, ini bentuk sinergi antara universitas dan pemerintah daerah yaitu kampus dapet lahan luas, Purbalingga dapet denyut akademik baru. Win-win solution versi mahasiswa teknik. Meskipun, lokasinya memang agak jauh dari kampus utama di Purwokerto, tapi justru itu yang bikin Fakultas Teknik punya atmosfernya sendiri.
Jauh di peta, dekat di solidaritas
Jadi, walaupun kampus Fakultas Teknik Unsoed ini lokasinya “nyempil” di Purbalingga, bukan berarti mereka anak tiri universitas. Justru, di sanalah letak keunikannya. Anak-anak FT Unsoed sudah terlatih menghadapi kenyataan hidup yang keras, mulai dari sinyal yang suka ngambek, akses yang jauh dari kafe estetik, sampai perjuangan pergi ke Purwokerto yang berasa kayak road trip kecil setiap akhir pekan.
Tapi anehnya, dari semua itu lahir rasa solidaritas yang kuat. Karena tiap hari mereka nggak cuma belajar menghitung tegangan baja dan rangka bangunan, tapi juga belajar tentang ketahanan sosial, yaitu gimana caranya tetap semangat walau jauh dari kampus utama. Bisa dibilang, anak FT Unsoed itu kayak anak tengah dalam keluarga besar universitas, mereka kayak jarang disorot, tapi kalau nggak ada mereka, yang lain nggak bakal punya jembatan, sistem air, atau desain gedung yang proper. Mereka bukan cuma mahasiswa teknik, tapi juga arsitek kesabaran dan solidaritas.
Jadi buat maba Fakultas Teknik Unsoed yang baru tahu kampusmu ternyata di Purbalingga, jangan kaget. Anggap aja ini latihan awal jadi engineer, belajar menghadapi jarak, medan, dan kenyataan hidup yang nggak selalu lurus kayak gambar di denah bangunan. Karena di akhir nanti, kamu bakal sadar, yang bikin kuat bukan jarak ke Purwokerto, tapi tekadmu buat tetap berproses, meskipun sinyal sering ngilang di tengah jalan.
Penulis: Azzhafir Nayottama Abdillah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Motor Honda yang Sebaiknya Nggak Usah Dibeli, Mending Jalan kaki atau Beli Yamaha Sekalian!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















