Saya rasa tak perlu lagi saya mendeskripsikan Jogja. Kota dengan magis yang tak bisa dijelaskan ini menarik seluruh mata manusia di Indonesia. Lagu puja-puji, hingga ungkapan romantis tak henti-hentinya dipanjatkan oleh orang yang ingin kembali ke tempat ini, apa pun alasannya.
Tidak heran jika Jogja sering dijadikan tujuan utama wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia. Tapi, tak ada hal yang tak menimbulkan konsekuensi, meski hal baik sekalipun.
Oleh karena (kerap jadi) tujuan utama wisata, ujungnya tingkat kemacetan di Jogja meningkat drastis, terlebih pada masa liburan. Membludaknya jumlah wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara membuat jumlah kendaraan yang memenuhi jalan juga semakin bertambah. Akhirnya justru kadang orang Jogja tidak bisa berlibur dan memilih untuk di rumah saja karena malas menghadapi kemacetan jalan raya.
Tidak heran juga jika akhirnya saat ini Jogja jadi semakin macet pada hari biasa. Bahkan macet tidak hanya di jalan utama saja, tetapi juga di beberapa jalan alternatif bisa ditemui kemacetan. Biasanya kemacetan ini akan berkurang drastis saat musim liburan telah berakhir, akan tetapi dalam beberapa tahun belakangan, hal ini berubah.
Jogja macet bahkan di hari biasa
Dalam beberapa tahun belakangan ini khususnya sejak 2022 awal, saya sebagai salah satu warga Jogja yang sering menempuh jalanan Kota Jogja juga sudah semakin sering mengeluhkan kemacetan Kota Jogja. Awalnya hal ini juga tidak saya sadari karena pada sekitar 2021 hingga 2022 awal saya masih bersyukur bisa keluar rumah setelah kebijakan mengenai pandemi dilonggarkan.
Baca halaman selanjutnya
Namun sejak sekitar pertengahan 2022…