Es Teh Ginastel yang tidak mengkhianati namanya
Sudah sejak lama Solo terkenal dengan tehnya yang ginastel atau legi (manis), panas, kenthel (kental). Ada juga orang yang menyebut teh Solo itu wasgitel yang berarti wangi, panas, legi, kenthel. Intinya, cita rasa teh Solo sudah punya keunikan sejak dahulu.
Istilah ini lantas dikembangkan menjadi nama bisnis oleh sepasang pasutri asal Sukoharjo, Kernadi Ardianto dan Ratih. Konon, gerai teh Ginastel kini sudah mencapai 500 unit. Pantas saja, di Solo gerai Ginastel ada di mana-mana. Bahkan, gerainya sudah tersebar hingga Papua.
Menurut saya wajar es teh ini bisa merambah pasar yang luas. Teh Ginastel memang enak sekali, benar-benar tidak mengkhianati namanya. Manis dari tehnya pas, tidak kurang tidak lebih. Selain itu teh beraroma cukup pekat dan kental.
Varian lengkap dan murah
Tidak semata-mata manis dan kental, Ginastel juga menyediakan varian rasa teh lainnya. Varian rasa ini untuk menyasar pangsa pasar yang lebih luas. Seperti es teh kampul dengan potongan jeruk nipis yang asam segar atau es teh susu yang manis bercampur creamy dari susu.
Uniknya lagi, Ginastel juga menyediakan varian yang ramah untuk generasi Z yang gemar dengan cita rasa unik. Ada es teh dengan sirup frambos dan melon, teh rasa leci, durian, kopi, stroberi, sampai rasa permen karet. Kedengarannya memang random, tapi percayalah rasanya enak semua!
Semua produk Ginastel dijual dengan harga terjangkau. Bahkan, di hari Jumat mereka memberlakukan promo. Pada hari Jumat seluruh varian Ginastel hanya dihargai Rp3.000. Padahal di hari biasa, selain menu es teh biasa dan kampul, teh dipatok di atas Rp5.000. Lumayan banget beli es teh leci dengan harga kurang dari ceban. Benar-benar Jumat berkah.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.