Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Enaknya Kuliah di Ilmu Komunikasi UNDIP, Dosen dan Mahasiswa Serasa Keluarga

Raihan Atha Naufal Wardhana oleh Raihan Atha Naufal Wardhana
18 Juli 2024
A A
Enaknya Kuliah di Ilmu Komunikasi UNDIP, Dosen dan Mahasiswa Serasa Keluarga

Enaknya Kuliah di Ilmu Komunikasi UNDIP, Dosen dan Mahasiswa Serasa Keluarga

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tak pernah mengira kuliah di Ilmu Komunikasi Undip akan semenyenangkan ini

“Di Ilkom, kita manggil dosen dengan sebutan ‘mas’ dan ‘mbak’.”

Itulah perkataan yang diungkapkan oleh salah satu kating (kakak tingkat) ketika saya menjalani masa ospek di Ilmu Komunikasi Undip. Beberapa mahasiswa terlihat tersenyum-senyum sendiri mendengar penjelasan kating kami. Saya pun juga, karena ini adalah hal yang baru dan asing bagi saya.

Kating yang lain menambahkan, mereka tidak tahu sejak kapan tradisi memanggil ‘mas’ dan ‘mbak’ ini berawal. Yang pasti, hal ini telah diamini oleh para generasi sebelumnya dan para dosen yang mengajar juga agaknya tidak keberatan.

Pemikiran yang muncul pertama kali di otak saya yaitu ini hanyalah prank dari kating saja. Tapi semua itu terbantah tatkala saya dan mahasiswa lain bertemu dengan dosen untuk pertama kalinya.

Tua, muda, doktor, semuanya dipanggil mas atau mbak di Ilmu Komunikasi Undip

Sebagai seorang lulusan SMA yang baru pertama kali menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, tentu saya belum banyak mengenal situasi dan kondisi lapangan perkuliahan. Satu poin yang saya kira sama yaitu memanggil orang lebih tua, atau dosen, dengan sebutan Pak atau Bu, sama seperti ketika SMA dulu.

Akan tetapi, di Ilmu Komunikasi Undip, panggilan Pak atau Bu untuk dosen kami rasanya malah seperti penghinaan. Seolah merendahkan derajat mereka menjadi ‘orang asing’ di kampus. Meskipun, beberapa dosen yang dasarnya tidak dari Ilmu Komunikasi tidak senang dengan panggilan mas atau mbak ini, sebagian besar dosen Ilmu Komunikasi merasa puas dengan panggilan ini.

Hal lain yang cukup mencengangkan, panggilan mas dan mbak ini juga berlaku pada dosen-dosen senior yang bahkan sudah berkepala lima. Kayaknya kalau hal ini dipraktikkan pada guru kamu dulu, bisa-bisa kena gampar langsung deh, hahaha.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

Mempererat hubungan antara dosen dan mahasiswa

Meskipun selama berkuliah di Ilmu Komunikasi Undip saya belum menemukan alasan pasti mengapa panggilan mas dan mbak ini disematkan pada dosen, satu hal yang menarik panggilan ini membuat hubungan antar dosen dan mahasiswa seperti tidak ada batas. Makanya tidak jarang beberapa dosen memperbolehkan mahasiswanya menghubungi ketika jam kerja telah selesai atau bahkan ketika hari libur sekali pun. Saking berdedikasinya dosen saya, ujian skripsi saya sampai dilakukan secara online, selepas isya, ketika weekend! Semoga Tuhan membalas kebaikan mereka semua. 

Pernah suatu waktu, ketika masih pandemi, saya datang ke rumah salah satu dosen untuk berdiskusi terkait penugasan. Karena sedang masa-masanya kuliah online, dan kebetulan hanya saya di antara kelompok kami yang sedang di Semarang, maka datanglah saya ke rumah beliau. Di luar dugaan, saya disambut dengan penuh kehangatan. Kami  berdiskusi cukup panjang sebelum akhirnya saya berpamitan dengan segenggam oleh-oleh dari beliau.

“Kami akan bimbing kamu dengan penuh kasih sayang”

Kesan lain yang saya rasakan dari penerapan panggilan ini yaitu munculnya perasaan sayang dan cinta dari dosen kami. Seyogyanya kakak yang melindungi dan membimbing adiknya dengan penuh kasih sayang, saya juga merasakan hal yang sama dari berbagai dosen dengan latar belakangnya yang berbeda. Bahkan, bagi saya, dosen yang digadang-gadang sebagai dosen killer bagi sebagian mahasiswa, merupakan cara pengungkapan cintanya sendiri kepada adik-adik yang dididiknya–yaitu kami. Ia tidak ingin kami tertinggal dalam hal menuntut ilmu ini dan menjadi ‘donatur’ abadi.

Setelah lulus pun saya masih merasakan kasih sayang dari dosen Ilkom. Misalnya beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh salah satu dosen. Mbak Dosen menanyakan kabar saya, bagaimana perjalanan karier yang saya lakukan, apakah cita-cita saya sudah tercapai. Saya kaget sebenernya mendapati Mbak Dosen ini menghubungi saya. Nggak nyangka aja beliau masih ingat jalan karier yang mau saya tempuh di tengah ratusan mahasiswa yang beliau ajar.

Kuliah di Ilmu Komunikasi Undip dosennya enak, ilmunya bermanfaat

Setidaknya ada dua penjurusan besar ketika saya berkuliah di Ilmu Komunikasi Undip. Pertama penjurusan strategis, di mana ilmunya berkutat seputar public relation. Kedua penjurusan jurnalistik, yang mempelajari kegiatan seputar jurnalistik. Saya sendiri mengambil penjurusan jurnalistik karena memang pada dasarnya saya senang tulis-menulis.

Selama menjalani perkuliahan, banyak hal yang bisa saya petik. Hal yang paling utama adalah pengalaman. Karena penugasan yang diberikan mengharuskan banyak melakukan riset dan interaksi di lapangan, membuat saya lebih memahami situasi dan kondisi masyarakat Semarang kala itu.

Misalnya, saya pernah mewawancarai seorang pak ogah yang harus berganti-ganti pekerjaan karena tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Berawal dari tukang becak, lalu sepi karena munculnya ojek online, hingga kini menjadi pak ogah di beberapa titik di Semarang. Bahkan, dari beliau ini saya juga tahu kalau jasa pak ogah ada organisasi dan bos yang menaungi. Termasuk salah satu aparat juga turut bermain di dalamnya.

Atau ketika saya melakukan wawancara kepada yayasan yang menaungi berbagai karakter manusia di dalamnya. Yayasan ini tidak membeda-bedakan latar belakang atau masalah yang mereka hadapi. Selama mau berusaha menjadi baik, maka yayasan ini akan membantu.

Belajar, bagi saya, belum pernah semenyenangkan ketika saya masih menjadi bagian Ilmu Komunikasi Undip. Ilmu-ilmu yang serta penugasan praktek yang diberikan, menggugah saya untuk mengenal dunia lebih luas. Ini pula yang mendorong saya untuk terus menulis ke Mojok, meskipun tulisan saya baru satu yang terbit, hehehe.

Penulis: Raihan Atha Naufal Wardhana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Nyatanya, Joki Skripsi Lebih Memahami Mahasiswa Tingkat Akhir ketimbang Dosen yang Nggak Becus Membimbing, kok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Juli 2024 oleh

Tags: jurusan ilmu komunikasiSemarangundip
Raihan Atha Naufal Wardhana

Raihan Atha Naufal Wardhana

Tukang tulis cerita horor.

ArtikelTerkait

nasi gandul bukan oseng pepaya mojok

Miskonsepsi Warga Banyumasan tentang Nasi Gandul: Dikira Sayur Daun Pepaya, padahal Bukan

25 Juni 2021
4 Hal yang Bikin Saya Kangen Semarang dan Ingin Kembali ke Sana

4 Hal yang Bikin Saya Kangen Semarang dan Ingin Kembali ke Sana

29 April 2025
Pengalaman Orang Malang Merantau di Semarang, Kesulitan Menemukan Kuliner yang Cocok di Lidah Mojok.co

Cerita Orang Malang Merantau ke Semarang, Nggak Cocok dengan Kulinernya dan Berakhir Makan Pecel Lele Hampir Tiap Hari

9 September 2025
Beat Karbu, Motor Honda Paling Boros yang Bikin Sengsara (Firzafp via Wikimedia Commons)

Beat Karbu Adalah Motor Sengsara, meski Lincah tapi Motor Honda Ini Boros dan Nggak Semua Semua Orang Cocok Mengendarainya

1 Juni 2024
3 Bisnis yang Sulit Ditemukan di Sambiroto Semarang, Bisa Jadi Peluang untuk Mengais Cuan

3 Bisnis yang Sulit Ditemukan di Sambiroto Semarang, Bisa Jadi Peluang untuk Mengais Cuan

7 Oktober 2024
Bandeng Juwana Elrina: Tempat Oleh-oleh Terbaik di Semarang, tapi Nggak Cocok untuk Wisatawan Kere Mojok.co

Bandeng Juwana Elrina, Tempat Oleh-oleh Terbaik di Semarang yang Nggak Cocok untuk Wisatawan Kere

4 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.