Penutupan pendaftaran CPNS 2024 hanya tersisa 2 hari lagi. Sementara, sebagian besar pelamar belum bisa membubuhkan meterai elektronik alias e-meterai pada dokumen persyaratan. Iya, setiap formasi CPNS 2024 mensyaratkan beberapa dokumen ditempeli dengan e-meterai, seperti surat pernyataan dan surat lamaran pekerjaan.
Sejauh pemantauan saya, website dan aplikasi yang terdaftar di Peruri, instansi penyedia meterai elektronik, mengalami gangguan. Termasuk https://meterai-elektronik.com/, website yang disarankan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN RI). Sontak akun medsos X @PeruriDigital banjir keluhan netizen. Mereka kecewa terhadap server yang tidak siap menghadapi lonjakan permintaan e-meterai. Beberapa netizen menyarankan penggunaan meterai fisik saja yang lebih mudah didapat dan tidak ribet. Pemerintah tidak perlu sok-sokan serba digital kalau belum siap.
E-meterai merugikan pelamar CPNS 2024
Pelamar CPNS 2024 dirugikan dari sisi waktu dan dana akibat sistem yang tidak siap. Bayangkan saja, banyak pelamar harus begadang atau bangun pagi-pagi buta demi memperbesar kesempatan mengakses e-meterai tanpa gangguan.
Mungkin upaya itu tidak begitu memberatkan untuk pelamar yang memiliki banyak waktu senggang. Beda cerita kalau pelamar sudah memiliki pekerjaan tetap atau kesibukan lain. Bangun pagi-pagi buta sangat tidak praktis dan merepotkan.
Itu dari sisi waktu, dari sisi dana, banyak pelamar yang sudah melakukan pembayaran, tapi kuota e-meterai tidak kunjung bertambah alias tidak mendapatkan e-meterai. Padahal, kebanyakan dari mereka membeli beberapa keping meterai sekaligus.
Sebagai gambaran, e-materai dijual dalam bentuk paket. Ada yang isi 1 keping, 5 keping, 10 keping, 20 keping, hingga 100 keping. Banyak yang membeli lebih dari 1 keping karena dokumen yang mensyaratkan e-meterai memang lebih dari satu. Alasan lain, mereka membeli beberapa keping sekaligus supaya lebih ringkas.
Dengan kata lain, sebagian besar pelamar sudah mengeluarkan uang lebih dari Rp12.500 demi mendapatkan meterai. Bahkan, ada yang sudah menghabiskan uang hingga ratusan ribu karena berkali-kali membeli keping meterai, tapi selalu gagal membubuhkannya.
Keruwetan tidak hanya sampai disitu. Ada juga pelamar yang sudah membayar dan mendapat keping meterai, tapi harus menunggu cukup lama atau bahkan gagal ketika mengunduh dokumen yang sudah ditempel meterai. Padahal, sistem mensyaratkan periode mengunduh dokumen maksimal 12 jam setelah e-meterai terpasang.
Saking kesal dan marah, netizen menyebut e-meterai sebagai cara pemerintah “merampok” duit rakyat. Mirisnya, mereka yang dirampok adalah orang-orang yang membutuhkan pekerjaan.
Baca halaman selanjutnya: Tidak belajar …