Dunia Kerja Bukan Semata soal Keterampilan, Kamu Juga Perlu Melatih Mental

dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

Beberapa waktu lalu ada seorang kawan bercerita bahwa dia mendapatkan masalah di tempat kerjanya. Tanpa berpikir panjang untuk menyelesaikan masalah dan mencari jalan keluar, ia langsung mengajukan pengunduran diri. Kini, ia kesulitan mendapat pekerjaan baru. Rupanya ia belum mempertimbangkan secara matang akibat yang ditimbulkan dari keputusan spontan tadi.

Menghadapi dunia kerja, tentu perlu keberanian dan optimisme. Dunia kerja sering mengecewakan karena tidak sesuai harapan. Makanya, perlu dibangun mental yang kuat ketika nyemplung ke dunia kerja, apalagi jika bekerja pada orang lain. Dan yang namanya mental, tidak muncul dengan sendirinya atau ada dari sononya. Mental perlu dilatih agar terbiasa dan tahan banting menghadapi dunia, khususnya lagi dunia kerja.

Menurut saya, ada sejumlah latihan mental yang perlu dibiasakan agar pekerja kuat menghadapi dunia kerja yang dinamis dan kompleks itu.

Bisa karena terbiasa

Pekerja yang baru pertama kali masuk dunia kerja memerlukan waktu dan proses untuk beradaptasi. Soalnya, yang namanya bekerja dengan orang lain, pasti ada saja kasus karyawan merasa tidak cocok dengan bos maupun dengan sesama karyawan.

Orang bisa makan hati dengan bos dan rekan kerja kadang karena masing-masing keukeuh dengan ego sendiri. Padahal dunia kerja merupakan dunia yang penuh dengan kepentingan. Hubungan kamu dengan orang-orang di tempat kerja harus ditekankan hanya sebatas hubungan kerja.

Karena itu, bersikaplah profesional dan bedakan dengan cara kamu berhubungan personal. Cukup lakukan yang terbaik dalam peran dan bagianmu. Lambat laun mental kamu akan bisa dengan mudah beradaptasi lantaran sudah terbiasa.

Terbiasa karena dipaksa

Misalnya kamu bekerja sebagai guru di suatu sekolah.

Agar kamu terbiasa mengajar dan menghadapi siswa, awalnya kamu harus memaksa diri mencintai pekerjaan dan apa pun yang terkait dengannya. Ya, kamu harus memaksa diri untuk mencintai pekerjaan, lengkap beserta semua masalah dan ketidaknyamanan yang menyertainya.

Semua itu memang tidak mudah, makanya perlu dipaksa agar terbiasa. Dengan ini, kemungkinan besar mental kamu akan terlatih dengan sendirinya dan tentu saja akan menjadi semakin kuat lantaran sudah terbiasa. Jadi tidak kaget.

Dipaksa agar bisa

Kecuali memang anaknya bos, orang pasti mengawali karier dari bawah. Bahkan sebagian orang harus memulai karier benar-benar dari posisi terbawah. Karena itu, paksalah diri untuk terbiasa bersaing secara sehat dalam dunia kerja. Ya, kamu pasti bisa bersaing. Paksa diri untuk mengeluarkan kualitas terbaik.

Kamu harus memaksa diri untuk terbiasa dengan tantangan dan masalah. Selesaikan semua masalah dan tantangan yang ada dalam hidupmu dan pekerjaanmu. Maka, lambat laun mental kamu akan menjadi terlatih lebih kuat dari sebelumnya.

Terbiasalah dengan semua rasa sakit itu. Menjadi luar biasa memang perlu waktu, perlu disakiti, perlu jam terbang yang teruji. Nikmatilah dunia kerjamu, fokuskan diri di sana dan tetap lakukan yang terbaik.

Dalam beberapa kasus, memang benar bahwa lingkungan kerja yang toxic itu ada. Namun, jangan memutuskan resign begitu saja kalau tak punya rencana jelas akan hidup dari apa setelah keluar.

Sebelum memutuskan untuk resign, sebaiknya perhatikan akibat yang ditimbulkan dan rencana setelah resign. Apabila belum mempunyai rencana yang matang atau pekerjaan pengganti, alangkah baiknya bertahan dulu.

Apabila pada kemudian hari ada suatu masalah atau tantangan di tempat kerjamu, hadapilah. Menghindar tidak akan menyelesaikan masalah, hanya menundanya.

BACA JUGA Resolusi Mental 2019 yang Harus Dibiasakan Sejak Hari Ini dan tulisan A. Fikri Amiruddin Ihsani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version