Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dulu, Seorang Anak Perempuan Dinilai Cantik Jika Pernah Menjadi Pengapit Manten

Istiqomah oleh Istiqomah
27 Agustus 2021
A A
Dulu, Seorang Anak Perempuan Bisa Dinilai Cantik Jika Pernah Menjadi Pengapit Manten terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika pasangan memutuskan untuk menikah, persiapan-persiapan seperti undangan, rias pengantin, suvenir, katering, dekorasi, dll. harus disiapkan secara matang dan terkonsep. Dalam adat pernikahan Jawa, adanya pengiring pengantin atau domas dan pendamping pengantin atau pengapit manten tidak boleh terlewatkan begitu saja. Untuk pengapit manten sendiri biasanya terdiri dari 2 anak gadis kecil dengan rentang usia 5-10 tahun yang duduk di samping pengantin pria dan wanita. Mereka didandani dengan pakaian yang seragam dengan pengantin sambil memegang kipas. Kipas tersebut digunakan sebagai aksesori dan juga berfungsi untuk mengipasi pengantin.

Dalam memilih pengapit manten, calon pengantin—terutama perempuan—akan menunjuk sendiri saat acara resepsi nanti. Biasanya dicari dulu dari kerabat, sanak saudara, atau tetangga apakah ada yang mau menjadi pengapit manten atau tidak. Sebenarnya tidak ada syarat khusus untuk menjadi pendamping pengantin ini. Yang paling penting si anak mau didandani dan tidak cengeng karena saat resepsi nanti, ia akan tampil full makeup lebih dari 3 jam dan harus standby menemani pengantin hingga acara selesai.

Dulu, saya pernah menjadi pendamping pengantin satu kali saat saudara ibu saya menikah. Tepatnya saat saya kelas 3 SD. Awalnya saya menolak lantaran saya termasuk anak yang tidak suka didandani dengan makeup yang tebal. Rasanya risih dan gatal. Saya dipaksa oleh saudara ibu saya tersebut dan diiming-imingi akan dapat hadiah. Selain itu, saudara yang lain juga mengatakan kalau seorang anak pernah menjadi pengapit manten berarti anak tersebut sudah mendapat predikat cantik. Gara-gara dipaksa banyak orang, akhirnya saya mau, walaupun dengan muka cemberut. Hehehe.

Di sisi lain, ternyata ada teman sekolah saya yang hampir tiap kali ada yang menikah di kampungnya pasti dia yang menjadi pengapit manten. Seperti sudah menjadi langganan saja. Ketika saya tanya, “Kok kamu mau, sih, jadi pengapit manten terus? Nggak capek memangnya?” Jawabannya sangat polos dan sedikit membagongkan. “Iya, nih. Kata ibuku, aku anak tercantik di kampung. Makanya aku mau jadi pengapit manten.” Halah!

Perbincangan antara kalangan orang tua dulu tentang anak siapa yang pernah menjadi pengapit manten menjadi sebuah topik yang asyik untuk dibahas. Bagi siapa yang anaknya pernah menjadi pengapit manten, berarti dipastikan bahwa anaknya termasuk anak yang cantik dan juga pemberani. Apalagi kalau anaknya sudah berkali-kali kebagian tugas seperti itu. Fix, orang tuanya pasti akan bangga dan menganggap anaknya adalah anak yang paling cantik di antara anak yang lain.

Obrolan-obrolan setelah dewasa tentang siapa yang pernah menjadi pengapit manten juga menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan. Siapa yang pernah mendampingi pengantin, berarti termasuk anak terpilih karena memiliki paras yang rupawan. Dan siapa yang belum pernah, siap-siap dianggap menjadi anak yang kurang beruntung karena dianggap punya wajah yang tak menawan. Walaupun konteksnya bercanda, ada suatu anggapan di masyarakat umum kalau pernah menjadi pengapit manten berarti termasuk anak yang cantik, begitupun sebaliknya.

Padahal dalam kenyataannya, mendampingi pengantin itu tidak semudah yang dibayangkan. Capek duduk, lalu berdiri di atas singgasana pengantin selama berjam-jam dengan riasan yang tebal serta rambut yang disanggul membuat gerah dan gatal. Yang tadinya leluasa bergerak ke sana kemari, terpaksa harus berperilaku manis dan selalu menebar senyum saat ada tamu datang hendak bersalaman. Ditambah lagi dengan sesi pemotretan yang tak kunjung selesai. Bikin badan pegal-pegal karena kelelahan.

Anggapan tentang pengapit manten yang identik dengan anak perempuan cantik memang tidak bisa dihilangkan begitu saja dalam masyarakat. Makna sebenarnya tentang dipilihnya anak kecil untuk mendampingi pengantin karena dianggap masih suci dari dosa sehingga saat mendoakan pengantin doanya akan dikabulkan menjadi hal yang perlu ditekankan daripada hanya menilai anak dari rupanya saja.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Walaupun tidak pernah menjadi pengapit manten sewaktu kecil, bukan berarti seorang perempuan gagal menjadi cantik, dong. Tiap perempuan itu pasti cantik. Asal bisa menjaga kodratnya dan selalu menghindari perilaku-perilaku yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

BACA JUGA Nasihat Pernikahan: Istri Memang Orang Lain bagi Suaminya dan tulisan Istiqomah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Agustus 2021 oleh

Tags: adat jawapengapit mantenPernikahanpilihan redaksi
Istiqomah

Istiqomah

Ibu-ibu yang suka ngemil tapi takut gendut.

ArtikelTerkait

Uniknya Salah Satu Masjid Busan di Korea Selatan: Atas-Bawah sama Diskotek

Uniknya Salah Satu Masjid di Busan Korea Selatan: Atas-Bawah sama Diskotek

31 Agustus 2023
Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

Kalau Nggak Pernah Merantau, Baiknya Nggak Usah Bacot

3 Desember 2022
RKUHP: Rakyat Menghina Pemerintah Bisa Dipenjara, kalau Sebaliknya, Bagaimana?

RKUHP: Rakyat Menghina Pemerintah Bisa Dipenjara, kalau Sebaliknya, Bagaimana?

8 Juli 2022
Lupakan “Zona Biru” Okinawa, Ini 5 Provinsi di Indonesia yang Penduduknya Berumur Panjang!

Lupakan “Zona Biru” Okinawa, Ini 5 Provinsi di Indonesia yang Penduduknya Berumur Panjang!

14 September 2023
3 Keuntungan Naik Pesawat Citilink Jakarta-Surabaya yang Nggak Disadari Penumpang

3 Keuntungan Naik Pesawat Citilink Jakarta-Surabaya yang Nggak Disadari Penumpang

21 Februari 2024
5 Merek Makeup yang Sering jadi Korban Palsu, Jangan Sampai Kamu Jadi Korban!

5 Merek Makeup yang Sering Dipalsukan, Jangan Sampai Kamu Jadi Korban!

9 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.