Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Duka Mahasiswa Studi Agama-Agama: Dituduh Pindah Agama Udah kayak Makan, 3 Kali Sehari!

Achmad Syafii oleh Achmad Syafii
5 Juli 2022
A A
Duka Mahasiswa Studi Agama-Agama: Dituduh Pindah Agama Udah kayak Makan, 3 Kali Sehari!

Duka Mahasiswa Studi Agama-Agama: Dituduh Pindah Agama Udah kayak Makan, 3 Kali Sehari! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Studi Agama-Agama nggak akan bikin mahasiswanya goyah iman dan pindah agama. Tenang saja.

Perkenalkan, saya adalah mahasiswa dari prodi yang tak begitu dikenal, paling tidak di kampus saya sendiri, IAIN Kediri. Saya memang bisa dikatakan agak nekat karena mengambil prodi yang secara kasat mata, peluang kerjanya kecil, dan tidak banyak orang yang tahu. Ya, walaupun saya sendiri memilih masuk ke prodi tersebut bukan karena ingin mendapat kerja yang layak.

Saya bercanda ding, HRD jangan bleklis saya.

Saya mahasiswa prodi Studi Agama-Agama (SAA) dan saya sadar masuk ke dalam prodi yang penuh pandangan negatif dari mahasiswa dan masyarakat ini. Dulu, saya tidak pernah membayangkan akan mengambil prodi ini. Alasannya kenapa saya bisa masuk prodi ini sebenarnya sederhana: menghindari matematika dan sedikit rodok nggaya agar tidak mengambil prodi yang umum seperti PAI. Minimal kelihatan keren karena mengambil prodi yang “suka mikir yang berat-berat”.

Masuk prodi SAA, ada banyak duka citanya. Misalnya, yang paling sering dialami anak SAA adalah ditanya sudah pindah agama atau belum. Ini pertanyaan yang mungkin sebenarnya guyon, tetapi agak menjengkelkan juga. Selain itu, masih ada duka cita lain yang akan saya beberkan di bawah ini agar mahasiswa atau masyarakat umum sedikit lebih mengerti kami, mahasiswa Studi Agama-Agama.

#1 Ditanya pindah agama atau belum

Duka cita pertama adalah sering ditodong pertanyaan yang seolah meragukan keimanan anak SAA. Pertanyaan yang saya yakin tidak hanya dialami oleh saya sendiri, tetapi juga hampir semua anak SAA. Mungkin, pertanyaan itu ditanyakan untuk lelucon atau guyonan saja, tapi bagi saya, kok agak mempertanyakan keimanan anak SAA yang seolah-olah mudah berpindah agama hanya karena sudah mempelajari banyak agama.

Ada pertanyaan lain yang hampir sama dengan pertanyaan pertama. Pertanyaannya yaitu, “Masuk SAA nggak takut pindah agama, po?” Ini pertanyaan yang mungkin ditanyakan karena takut temannya pindah agama setelah belajar agama lain. Padahal, mempelajari agama lain di SAA bukan untuk mencari agama mana yang paling benar, banding-bandingin aja nggak.. Namun, agar tumbuh sikap saling menghormati antar-umat beragama yang dimulai minimal dari anak SAA. Semoga saja.

#2 Kesulitan berbaur dengan pemeluk agama lain

Untuk duka cita yang nomor dua ini, bisa dibilang sebuah aib. Kenapa bisa begitu? Karena anak-anak SAA seharusnya dapat berbaur dengan pemeluk agama lain, bukan malah sebaliknya. Tetapi, mungkin karena kurangnya kunjungan atau kuliah lapangan yang seharusnya diinisiasi oleh DEMA Prodi, banyak anak SAA menjadi kesulitan berbaur.

Baca Juga:

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Jika hal itu dilestarikan, takutnya nanti banyak lulusan Studi Agama-Agama yang hanya pintar berteori saja dan ingah-ingih ketika bertemu dengan penganut agama lain. Selain itu, karena kunjungan ke tempat ibadah agama lain serta ketika ada acara keagamaan memiliki dampak yang positif. Seperti, menambah pengetahuan yang tidak ada di bangku kuliah yang hanya terbatas pada teori saja.

#3 Dosennya semua Islam

Yang ini, sebenarnya uneg-uneg saya sendiri. Saya beberapa kali mendapat pertanyaan dari diri sendiri. Kenapa ketika mata kuliah misalnya Hinduisme, Kristologi, atau Yudaisme, yang mengajar adalah dosen yang beragama Islam? Bukan langsung dari praktisi atau pemuka agama.

Bukannya meremehkan pengetahuan dosen yang beragama Islam tadi, tetapi bukankah akan sama saja kalau pengetahuan atau ajaran agama lain yang mengajarkan adalah orang Islam?.

Seharusnya, mata kuliah seperti Kristologi, atau yang lainnya, yang mengajar adalah pendeta misalnya. Biar langsung das-des langsung dari penganutnya, praktisinya. Ya, walaupun karena masalah tadi, akhirnya mahasiswa harus mandiri mengadakan kunjungan secara pribadi atau berkelompok untuk mempelajari agama-agama lain di luar Islam. Ya karena kurang puas dengan yang didapatkan di perkuliahan. Padahal kuliahe yo mbayar, geg ra murah meneh.

#4 Dicap si paling gonta-ganti agama

Mungkin kedengarannya aneh. Tetapi, cap ini seakan sudah menempel di anak Studi Agama-agama. Kami sering dicap memiliki agama yang banyak. Hal itu karena kami sering berkunjung kepada pemeluk agama lain ketika mereka sedang melaksanakan hari besar atau ketika ada acara keagamaan. Padahal, hal itu kami lakukan selain karena agar tercipta kerukunan antarumat beragama, juga sebagai sarana pembelajaran lapangan yang tak mungkin kami dapat di kampus.

Sebagai penutup, saya mau bilang, keimanan saya dan kawan-kawan tak goyah hanya karena belajar agama lain. Saya nggak tertarik masuk agama A, B, C, hanya karena mempelajarinya. Studi Agama-Agama bukan tempat orang goyahin iman, tapi justru untuk memahami saudara kita yang lain. Jadi, buang jauh-jauh pikiran aneh kalian.

Mungkin, empat dulu saja duka cita saya sebagai mahasiswa Studi Agama-Agama. Sebenarnya ada lebih dari empat, tetapi karena saya lupa, jadi empat saja dulu. Lain kali mungkin suka citanya juga karena sebenarnya lebih banyak suka citanya dari duka citanya.

Salam toleransi. Tabik.

Penulis: Achmad Syafi’i
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kalau Semua Agama Itu Baik, Mengapa Kita Menghakimi Orang yang Pindah Agama?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2022 oleh

Tags: jurusan kuliahPindah agamastudi agama-agamaToleransi
Achmad Syafii

Achmad Syafii

Pengangguran yang suka ngopi. Kalau tidak sedang menganggur, suka menulis puisi. Monggo srawung ke @_achmad_syafii

ArtikelTerkait

benang merah

Memahami Benang Merah Toleransi Dari SpongeBob SquarePants dan Patrick Star

17 Oktober 2019
Teknik Geodesi_ Disamakan Geologi, Dimusuhi Kaum Bumi Datar terminal mojok

Teknik Geodesi: Disamakan dengan Geologi, Dimusuhi Kaum Bumi Datar

27 September 2021
Susah-susah Kuliah Jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik Malah Diremehkan karena Dikira Cuma Bisa Antar Paket Mojok.co

Kuliah Jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik Diremehkan karena Dikira Lulusannya Cuma Bisa Antar Paket

22 Agustus 2025
Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

6 Maret 2020
Ambigunya Jurusan Agribisnis, Masuk Fakultas Pertanian tapi 80% yang Dipelajari Justru Ilmu Ekonomi jurusan pertanian

Ambigunya Jurusan Agribisnis, Masuk Fakultas Pertanian tapi 80% yang Dipelajari Justru Ilmu Ekonomi

21 Juli 2025
5 Jurusan Kuliah yang Sepi Peminat padahal Karier dan Gajinya Menggiurkan

5 Jurusan Kuliah yang Sepi Peminat padahal Karier dan Gaji Menggiurkan Capai Dua Digit per Bulan

2 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.