Saya adalah seorang mahasiswa akhir yang masa studinya melebihi tenggang umum seorang sarjana yang seharusnya bisa ditempuh selama 8 semester. Tetapi, kali ini saya memasuki semester 9. Tentu saja karena suasana rumit pandemi seperti sekarang ini, saya mengerjakan skripsi saya di rumah, yang membuat ibu dan bapak saya semakin leluasa untuk sering bertanya “kapan sidang?”
Tidak hanya ibu dan bapak saya, bahkan tetangga saya jadi semakin sering menunjukkan rasa perhatiannya dengan menanyakan hal yang sama.
Ya, saya belum lulus bukan karena seorang pemalas. Tiap hari selama lima jam saya menghadap laptop hanya untuk mengorek-orek data dan menulis skripsi. Pada awalnya saya menulis satu bab dalam waktu satu minggu. Hal itu membuat saya berpikir bahwa saya akan lulus dalam waktu paling lama satu bulan lebih sedikit dari awal mulai menulis. Tetapi, semuanya ternyata tidak sesuai prediksi.
Sebagai mahasiswa akhir saya bahkan bablas sampai semester 9. Ada faktor di luar diri saya yang malah memperlama kelulusan, yaitu dosen pembimbing. Dan saya kira memilih atau mendapat dosen yang tepat adalah sesuatu yang sangat mutlak bagi kalian yang nantinya akan membuat tugas akhir.
Bagi saya, dosen yang tepat adalah dosen ideal yang membuatmu bisa lulus segera. Ya untuk sekarang jawaban pragmatis itulah yang sama yakini. Tentu saja, tiap orang punya dosen idealnya sendiri. Tetapi, saya ingin berbagi pandangan bahwa dosen yang bisa membuat kita segera lulus akan seperti berikut ini.
Pertama, wanita atau pria sama saja asal tidak baperan. Biasanya seorang dosen memang adalah orang yang punya jadwal ketat dan banyak mikir negara alias pekerjaannya. Proyek di sana dan di sini bejibun. Kadang karena kesibukannya yang padat tersebut sebagian dari mereka malah melampiaskannya ke anak bimbingannya.
Misalnya saat bete, mereka bakalan cuek bebek ke anak bimbingannya. Atau kalau di masa pandemi begini, chat whatsapp atau email sang mahasiswa bimbingan hanya dilihat tanpa diberi tanggapan. Ya, tentu saja dosen yang bisa menjaga profesionalitasnya sangat diperlukan bagi mahasiswanya akhir yang bermasalah, apalagi yang sudah berniat rajin.
Kedua, dosen yang disiplin waktu. Ya biasanya, ada saja dosen yang tingkahnya sama dengan mahasiswanya, suka lalai karo ada tugas negara yaitu membimbing mahasiswanya dan memberikan hasil review agar mahasiswa bisa segera merevisinya. Saya sendiri sering menemui situasi semacam ini.
Meskipun begitu, jenis dosen yang suka kurang disiplin ini sangat pintar berkelit, misalnya dengan cara memberi alasan bahwa berkas draft tugas akhir mahasiswanya hilang atau belum masuk ke emailnya. Ya bagaimanapun, kalau kalian menemui dosen semacam ini akan susah.
Oleh karena itu, sebisa mungkin dapatkan dosen yang disiplin waktu. Pada nantinya bukan kalian yang akan mengingatkan untuk mereview tugas akhir kalian, malah bisa jadi kalianlah yang diingatkan untuk segera menyelesaikan draft tugas akhir tersebut. Kalian bisa segera terpacu, apalagi kalo dikasih deadline. Begadang tiap malam pasti akan kalian lakukan kan? Secara tidak langsung mahasiswa akhir akan “berlari” ngebut dengan dosen pembimbing yang disiplin waktu.
Ketiga, dosen yang enak untuk berkomunikasi. Di mana-mana atau pada hubungan apa pun, komunikasi adalah hal penting. Pacar kamu tidak bisa berkomunikasi saya yakin kamu akan muring-muring, apalagi dosen yang bakal menentukan masa depan dan hidup mati masa studi.
Sayangnya sebagian dari mahasiswa akhir akan mendapatkan tipe dosen yang susah diajak bercanda atau terlalu santai dalam berkomunikasi. Bagi mahasiswa selow dan suka bercanda, mendapatkan dosen yang serius dan sangat tegas akan menyulitkan. Lelucon atau guyonan tidak akan bisa menyelamatkan, bahkan bisa membuat dosen tersebut marah.
Sebaliknya kalau mahasiswa yang sangat antusias dan hormat dapat model dosen yang sangat santuy, juga nggak cocok. Setiap upaya untuk menghormati si dosen bisa jadi malah dianggap basa-basi busuk. Ya keadaan memang bisa membuat mahasiswa menjadi sosok yang serba salah dan dilematis.
Keempat dan yang terakhir, cobalah cari dosen yang tidak pilih kasih. Ada beberapa dosen yang sangat suka memberikan kesempatan dulu ke mahasiswa yang sudah tua sedangkan mahasiswa yang lebih muda diabaikan untuk waktu yang terbilang tidak singkat.
Ya, tentu saya pertimbangan bahwa mahasiswa tua harus segera lulus memang penting, saya pun tidak memungkiri. Kalau mahasiswa tuanya bisa cepet-cepet dan nggak lelet sih nggak apa-apa, tapi kalo malah santai-santai bukankah lebih baik kalo mahasiswa muda rajin dan siap yang lebih pantas mendapatkan kesempatan bimbingan? Kalau bisa dilogika, pengabaian terhadap mahasiswa rajin tersebut bukan tidak mungkin akan membuat mahasiswa jadi malas karena terlalu sering menunggu.
Ya, pada akhirnya saya hanya bisa berbagi sedikit saran bahwa berusahalah untuk mendapatkan dosen yang ideal, minimal dengan kriteria di atas agar kalian lebih mudah dan segera lulus. Tapi, ingat, jangan patah semangat. Menyelesaikan masa studi itu tanggung jawab. Mahasiswa akhir memang harus kuat.
BACA JUGA Tidak Semua Orang Tua Ideal, Banyak yang Justru Menuntut Pamrih dari Anak atau tulisan Ravi Oktafian lainnya.