Teman saya mengungkapkan bahwa sebagian besar dosa bengkel nakal terjadi karena pemilik kendaraan tidak paham spare part rusak itu nggak kayak apa. Selain spare part, aki mobil juga sering dimanfaatkan bengkel nakal untuk menipu pemilik kendaraan.
Misalnya soal aki tadi, pihak bengkel meminta pelanggan untuk langsung mengganti begitu servis dimulai. Katanya, setrum dari aki sudah mau habis. Pihak bengkel lantas menakuti pelanggan yang tak paham dengan bilang kalau aki tidak diganti, mobil bisa tiba-tiba mogok.
Si pelanggan setuju saja karena takut mobilnya mati mendadak. Aki bekas tentu dibawa pulang. Harapannya, aki bekas itu bisa dijual. Namun, setelah diperiksa menggunakan avometer, ternyata voltase-nya saja yang turun. Sebenarnya, aki tersebut masih sangat layak dipakai. Bengkel nakal dapat cuan.
#2 Pemilik motor tidak bisa membongkar kendaraannya sendiri
Ketidaktahuan kedua yang sering dimanfaatkan bengkel nakal adalah pemilik kendaraan tidak tahu caranya membongkar tunggangannya sendiri. Ceritanya seperti ini.
Sepupu teman saya ini membawa motornya ke bengkel untuk mengganti lampu depan yang putus. Pihak bengkel berkata bahwa batok lampu harus dilepas agar lampu bisa dipasang. Mereka juga mengutarakan kalau ongkos melepas dan memasang batok sebesar 100 ribu rupiah karena alasannya sulit. Lantaran sepupu teman saya ini awam dalam dunia permotoran, dia mengiyakannya begitu saja.
Tahu sepupunya menghabiskan uang 100 ribu rupiah hanya untuk melepas dan memasang batok lampu, teman saya berujar seperti ini, “Ya elah. Ngebongkar kap lampu aja masa harus banyar 100 ribu, sih. Padahal itu bagian dari servis, lho.”
#3 Pemilik motor tak tahu harga normal sebuah spare parts
Ketidaktahuan nomor tiga yang dimanfaatkan bengkel nakal adalah ketidaktahuan terkait harga normal sebuah spare part. Saya lalu teringat pengalaman saya setahun yang lalu. Ketika mobil Honda Brio saya ditabrak motor dari arah kanan. Akibatnya, tutup spion kanan patah. Kebetulan, lima hari lagi adalah waktu untuk servis mobil rutin. Jadi, saya mau membeli tutup spion, sekalian servis.
Lalu, bengkel resmi itu memberitahu kalau harga tutup spion sebesar 300 ribu rupiah. Saya heran, kok tutup spion berbahan plastik saja semahal itu. Untung saya nggak percaya begitu saja. Akhirnya, saya biarkan mobil tanpa tutup spion.
Tahu tutup spion mobil saya patah, paman memberitahu bahwa ada beberapa toko spare parts Honda di dekat rumahnya. Setelah saya cek, ternyata harganya cuma 75 ribu rupiah. Di toko sebelahnya juga cuma 80 ribu rupiah. Saya bersyukur nggak gampang percaya sama omongan bengkel nakal.
Penulis: Rahadian
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Tipe Pelanggan Bengkel yang Sering Ditemui