Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dokter Tirta Benar, Presiden Jokowi Memang Nggak Mungkin Salah, apalagi Kena Sanksi

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
27 Februari 2021
A A
dokter tirta jokowi kerumunan protokol mojok

dokter tirta jokowi kerumunan protokol mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungan blio ke sana kali ini tentu saja untuk memastikan proyek pembangunan selesai, termasuk di antaranya meresmikan bendungan. Kedatangan Jokowi ke Maumere ini pun disambut masyarakat setempat bak seorang ulama yang baru saja pulang dari negeri nun jauh di sana.

Penyambutan Jokowi itu tak dapat dimungkiri menimbulkan kerumunan. Maka sudah bisa ditebak, Jokowi lagi-lagi sukses memunculkan kemarahan rakyatnya sendiri. Lha gimana netizen nggak marah? Blio ini menimbulkan kerumunan pada saat pandemi yang mengharuskan menghindari kerumunan.

Saya sendiri cukup memaklumi apa yang terjadi di Maumere sana. Ya wajar sih, presiden yang datang ke sebuah tempat disambut seantusias itu. Coba kamu bayangin aja, dari tiga puluhan provinsi, ratusan kota dan kabupaten, serta ribuan desa, Sikka, Maumere, dan NTT yang dipilih Jokowi sebagai destinasi kerja berikutnya.

Sebagai warga Pekalongan, saya tentu juga berharap bapak juga ke Pekalongan. Ya setidaknya memantau proyek tanggul yang muspro itu, atau wisata air raksasa yang sudah jadi sebelum waktunya. Saya yakin, kalau Pak Jokowi beneran ke Pekalongan, tentu penyambutannya juga tak kalah meriah.

Oke, balik lagi ke kerumunan yang timbul karena kehadiran Jokowi di Maumere. Banyak respon negatif dari netizen atas kejadian itu. Beberapa bahkan ada yang membandingkan kerumunan di Maumere dengan yang ada di Petamburan. Kita semua tentu tahu, Maumere dan Petamburan itu jaraknya jauh, pun Jokowi dengan sang Habib.

Dari sekian respon negatif yang menghujani Jokowi, ada yang boleh jadi mencoba ingin mengambil alih tugas Staf Biro Pers dan Media Istana. Paling tidak untuk memberi pemahaman yang nggak formal-formal amat. Siapa dia? Mari kita sambut, blio adalah… Dokter Tirta.

Dokter Tirta berkomentar bahwa kerumunan di Maumere bukan salah Jokowi. Pun dalam video yang diunggah di Instagram dan Twitter pribadinya itu, Dokter Tirta seakan ingin mengarahkan kalau Jokowi tidak bisa disangsikan.

“Pak Jokowi tidak sama sekali mengajak berkumpul, apalagi bikin promo, bikin undangan, bikin tiket, apalah. Semua pure antusias yang ramai-ramai datang menyambut presiden, ini tugas protokoler mengatur keramaian. Dan emang kalah jumlah,” ucap Dokter Tirta.

Baca Juga:

Saya Lebih Percaya Dokter Tirta daripada Influencer Kesehatan Lainnya, To The Point, dan Walk The Talk!

Isu Ijazah Jokowi Palsu Adalah Isu Goblok, Amat Tidak Penting, dan Menghina Kecerdasan, Lebih Baik Nggak Usah Digubris!

“Pada salah satu video, sedan Pak Jokowi sampai dikejar warga yang ingin menyapa. Tampak protokoler sampai kewalahan,” imbuh dia.

Lihatlah, kalimat-kalimat itu secara sugestif menunjukkan kalau Dokter Tirta sebenarnya pantas mendampingi (atau malah menggantikan?) Fadjroel Rachman. Tapi, Dokter Tirta ini beda dengan Fadjroel. Dengan basis followers yang banyak, saya rasa eman-eman juga kalau masuk struktur pemerintahan, jadi social media specialist sudah lebih dari cukup.

Ketimbang menyoroti presiden, Dokter Tirta justru mengatakan kejadian itu sebagai refleksi buat tim protokoler. “Ini menjadi refleksi agar tim protokoler lebih berhati-hati mengatur agenda dan alur massa di lapangan ketika kegiatan Pak Jokowi. Atas kejadian ini, pihak Biro Pers Istana juga sudah klarifikasi. Semoga ke depannya istana lebih selektif jika agenda Pak Presiden di lapangan, karena antusiasme warga yang sangat besar,” jelasnya.

“Jadi kembali untuk penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relevan untuk ditegakkan,” katanya melalui video yang diunggah dari akun Instagram @dr.tirta.

Komentar Dokter Tirta itu semakin mengukuhkan bahwa Jokowi tidak bisa disanksi, terutama atas pelanggaran tingkat “picisan” kayak protokol kesehatan. Jangankan untuk disangsikan, salah pun mungkin tidak. Jokowi tidak pernah melakukan kesalahan, begitu kira-kira konklusinya.

Lalu kerumunan di Maumere salah siapa? Mungkin tidak ada yang perlu disalahkan, hanya saja boleh jadi ini akibat pemerintah daerah sana yang tidak tertib mengimbau warganya buat patuh. Ketika Jokowi sudah mengingatkan prokes kala itu tidak dipedulikan oleh warga setempat.

Ingat Jokowi ini bukan Yoshihide Suga, Perdana Menteri Jepang yang mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kegagalan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai selama pandemi. Jokowi pun berbeda dengan Scott Morrison, Perdana Menteri Australia yang mengakui kegagalannya dalam menangani corona di negaranya. Bagaimana mau minta maaf kalau Jokowi nggak salah?

Alih-alih mengakui kesalahan, Jokowi banyak banget memperlihatkan ke-tidak-salahan-nya. Mulai dari klaim Jokowi yang sukses kendalikan laju corona meski data bicara lain, Jokowi bilang sukses diplomasi vaksin, klaim kartu prakerja sesuai target, sampai mengakui Bendungan Tapin kurangi banjir di Kalimantan Selatan.

Itu memang sekadar klaim, tapi bagaimanapun prestasi tetap prestasi. Dan inilah yang bikin orang-orang kayak Dokter Tirta ini njendul ke permukaan. Melalui komentarnya terkait peristiwa di Maumere itu, Dokter Tirta sedikit banyak mampu membuka mata rakyat Indonesia. Memperlihatkan betapa arif, bijaksana, dan adiluhungnya presiden kita ini.

Kalaupun kita mau membenturkan ke peristiwa-peristiwa lain yang seolah menunjukkan kesalahan Jokowi, ya nggak masuk juga. Misalnya, ada menteri yang dicokok KPK gara-gara nilep bansos, atau diringkus karena mencoba mengakali kebijakan benih lobster, itu sama sekali bukan salah Jokowi. Secara struktural benar menteri bagian dari pemerintahan, tapi cukuplah itu dianggap sebagai kecolongan belaka.

Begitu kira-kira logika yang ingin dipakai oleh Dokter Tirta. Maka yang blio soroti adalah tim protokolernya.

Lho, ini juga penting. Selama ini kita hanya fokus pada Jokowi, Menteri, dan Luhut. Kita sering melupakan tim protokoler kepresidenan. Dari mulai Paspampres, ajudan, sopir pribadi, dan semacamnya.

Padahal tim-tim protokoler pemerintahan ini yang bisa jadi ujung tombak. Umpamanya dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti di Maumere, atau menjalin hubungan ke masyarakat. Atau bisa juga tim protokoler ini jadi semacam “penentu”, apakah presiden bakalan blunder atau tidak.

BACA JUGA Tips Keluarga Berjaya Ala Presiden Jokowi dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Februari 2021 oleh

Tags: dokter tirtaJokowi
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Mencoba Berdialog dengan Para Pengusung Khilafah

Mencoba Berdialog dengan Para Pengusung Khilafah

8 Desember 2019
Djoko Tjandra Jokowi MOJOK.CO

Adu Sakti Djoko Tjandra vs Joko Widodo

12 Juli 2020
kaesang pangarep

Jokowi Adalah Bapak Untuk Semua: Begitupula Kaesang Pangarep Adalah Anak Untuk Semua

5 Juli 2019

Artikel Balasan: Gagasan Penambahan Masa Jabatan Presiden Jadi Tiga Periode Itu Salah dan Patut Diributkan

18 Juni 2021
Daripada Blusukan Daring, Gibran Rakabuming Mending Lakukan Hal yang Lebih Wangun kaesang pilkada jokowi terminal mojok.co

Gibran, Dinasti Politik, dan Kustini Sri Purnomo yang Diragukan di Pilkada Sleman 2020

3 Agustus 2020
Tak Ada yang Lebih Tabah dari para Pejuang KRL Jakarta Tarif KRL berbasis NIK

Tarif KRL Berbasis NIK Adalah Ide Brilian untuk Mengurangi Desak-Desakan Penumpang!!!

31 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.