Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi

Muhammad Pribadi Fuad oleh Muhammad Pribadi Fuad
4 Desember 2020
A A
Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi terminal mojok.co

Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Satu tahun yang lalu, ketika muncul wacana majunya Kustini Sri Purnomo, isu dinasti politik sangat santer terdengar. Ini terjadi karena blio sendiri merupakan istri Bupati Sleman saat ini, yaitu Sri Purnomo. 

Sebenarnya awal “terceburnya” Kustini Sri Purnomo ke panggung calon bupati Sleman mirip dengan masuknya Presiden Jokowi ke dunia politik.

“Bagaimana saya mengawali kiprah politik? Selalu jawaban saya sederhana untuk pertanyaan ini. Tercebur. Ya, memang tercebur, saya tidak pernah meletakkan kata politik di dalam target hidup saya. Sama sekali,” kata Jokowi dalam memoar Jokowi Memimpin Kota Menyentuh Jakarta karya Alberthiene Endah.

Kustini Sri Purnomo juga tidak pernah punya niat untuk maju dalam palagan bupati Sleman. Namun, pinangan partai dan dorongan dari akar rumput mengubah keputusannya. Bagi Kustini Sri Purnomo, amanah dari rakyat ini adalah sebuah kehormatan yang harus dia jaga.

Sebagai yang mendirikan cabang Asmindo (Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan) Solo, Jokowi tidak pernah bersentuhan dengan dunia politik. Bahkan, Jokowi pernah melawan dorongan pengurus Asmindo Solo untuk maju di Pilkada Solo 2005. Jokowi sudah merasa cukup dengan kehidupannya sebagai pengusaha.

Waktu-waktu Jokowi dihabiskan dengan mengurusi 140 pengusaha mebel dan kerajinan. Namun, seperti kata Jokowi sendiri, dirinya “tercebur”, yang artinya, pada awalnya, Jokowi tidak pernah berniat menjadi kepala daerah.

Namun, pada akhirnya, dorongan itu datang dari dalam diri. Dari keprihatinan Jokowi melihat Solo, kota cagar budaya, yang butuh “sentuhan baru”. Selepas salat istikharah, Jokowi mendapatkan jawabannya. Berduet dengan Rudy, Jokowi maju di Pilkada 2005 lewat PDIP. Mengejutkan, pasangan ini menang dengan selisih 37 persen suara.

Meski kini sudah sangat “berpengalaman”, pada awalnya Jokowi “bukan siapa-siapa”. Suara sumbang datang dengan deras, terutama soal pengalaman. Namun, meski suara sumbang itu memang terdengar nyaring, Jokowi bisa memberi bukti bahwa pengalaman bukan satu-satunya faktor kemenangan, tetapi kualitas pribadi yang justru tidak banyak terekspos.

Baca Juga:

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Tudingan dinasti politik yang diarahkan kepada Jokowi dan Kustini Sri Purnomo pun mirip. Ketika Gibran Rakabuming maju sebagai calon wali kota Solo, tudingan dinasti politik muncul. Begitu juga dengan Bobby Nasution ketika maju sebagai calon wali kota Medan. Gibran adalah anak, sementara Bobby mantu Jokowi.

Kemiripan antara Jokowi dengan Kustini Sri Purnomo juga terlihat dari letupan-letupan serangan isu dinasti politik yang muncul. Seakan-akan lawan menyerang ketika ingat saja. Beberapa minggu kemudian sudah lupa karena muncul isu baru. Sangat konsisten untuk tidak konsisten.

Kenyataan yang terjadi adalah sebagai berikut.

Serangan isu dinasti adalah serangan basi. Sudah bukan lagi narasi arus utama untuk menilai kapasitas seorang calon pemimpin. Di tengah arus informasi yang begitu deras, para milenial, pemilih muda, dan orang-orang mapan bisa menemukan dan memilah mana yang memang kompeten, mana yang jualan kebodohan saja.

Orang-orang pandai kini menilai dari gagasan, bukan sekadar status. Serangan dinasti politik adalah serangan basi. Biasanya dipakai oleh calon pemimpin dan para pendukungnya karena sudah kehabisan amunisi untuk memojokkan kandidat favorit. Mereka orang-orang yang tidak punya imajinasi, tidak percaya diri dengan idenya sendiri, dan tidak kreatif ketika head to head dengan visi dan misi seorang calon favorit.

Supaya lebih jelas, mari berkaca kepada Amerika Serikat, negara demokrasi terbesar di dunia. Di Amerika, isu dinasti sudah tidak laku “dijual” dalam rivalitas politik.

Sebab, masyarakat Amerika Serikat relatif rasional dalam menentukan pilihan. Dinasti yang paling terkenal di Amerika Serikat, antara lain dinasti Kennedy dan dinasti Bush. Secara turun-temurun maupun hubungan keluarga, mereka selalu menempati berbagai posisi kekuasaan.

Dan rakyat Amerika pun baik-baik saja.

Rasionalitas dalam segala hal memang perlu dikedepankan, ketimbang menguras emosi karena bersikap “baperan” dan kering imajinasi.

Jadi, apa yg mesti dikhawatirkan dari isu dinasti politik ini? Bagi saya, ini sudah clear. Isu dinasti politik hanya sekadar komoditas dari ketidakmampuan berkompetisi secara sehat.

Sebagai seorang calon pemimpin, Kustini Sri Purnomo sudah menyiapkan berbagai program yang tujuannya bisa saya peras menjadi dua, yaitu kestabilan dan perkembangan.

Kustini Sri Purnomo juga saya rasa sangat memahami berbagai capaian yang sudah dicatatkan Sri Purnomo sebagai bupati sebelumnya. Pembaca bisa menerka sendiri berbagai program Kustini Sri Purnomo yang dirancang untuk mempertahankan kestabilan dan perkembangan “rumah bersama” yang sudah nyaman kita tinggali.

Sebagai manusia yang hidup nyaman di dalam “rumah bersama” ini, kestabilan adalah sebuah prioritas. Tanpa kestabilan, tidak akan ada keamanan dan kesejahteraan hidup. Tidak akan ada perkembangan di masa depan.

Sekali lagi, serangan dinasti politik ibarat calon lawan yang menghidangkan telur basi ke depan hidung masyarakat Sleman. Jelas tidak akan membangkitkan selera. Di masa sekarang ini, perlombaan demokrasi yang kita rayakan adalah adu ide dan gagasan, bukan menyerang status, tentu ini sudah tidak laku lagi.

BACA JUGA Dinasti Politik 5 Tahun Sekali: Kustini Sri Purnomo dan Ingatan yang Terbeli atau tulisan lainnya dari Muhammad Pribadi Fuad.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2021 oleh

Tags: Pilkada 2020Politik
Muhammad Pribadi Fuad

Muhammad Pribadi Fuad

Bersetia di perkara kecil.

ArtikelTerkait

debat politik

Omong Kosong Soal Politik yang Tidak Ada Habisnya

21 Mei 2019
partai menang, yang lain ngontrak

Dunia Milik (Partai) yang Menang, yang Lain Ngontrak

11 Mei 2019
pedoman menilai produk hukum baik atau buruk politik negara hukum indonesia

Kupas Politik Indonesia Hari ini: People Power 22 Mei

23 Mei 2019
7 Drama Korea Politik yang Penuh Intrik Terminal Mojok

7 Drama Korea Politik yang Penuh Intrik

25 Januari 2022
hal mistis

Sebagian Orang Indonesia yang Seringkali Mengaitkan Segala Sesuatunya dengan Hal Mistis

7 Agustus 2019
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

1 November 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.