Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Mempertanyakan Dinas Pariwisata Lamongan Ini Kerjanya Ngapain Saja, kok Bisa Potensi Wisata Lamongan Sebanyak Ini tapi Nggak Tercium?

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
16 September 2024
A A
Di Mana Ada Lahan, di Situ Ada Warung Pecel Lele Lamongan

Di Mana Ada Lahan, di Situ Ada Warung Pecel Lele Lamongan (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selain pecel lele dan soto, sebenarnya potensi wisata di Lamongan itu banyak. Hanya saja seakan dibiarkan menjadi sekadar potensi semata. Begitu kira-kira kalimat yang selalu saya sampaikan ketika ada teman yang menanyakan rekomendasi wisata di Lamongan.

Ini bukan karena saya ingin mengagungkan kota kelahiran. Saya hanya gemas dengan pemerintah daerahnya. Sedikit cerita, bukan lalu, saya dan keluarga ziarah ke makam Sunan Sendang.

Ini pertama kalinya saya ke sana. Agak aneh memang. Sebab rumah saya juga di daerah Paciran. Beberapa kali saya tarawih di masjid Sendang Agung, tapi baru kali ini ziarah ke area makam Sunan Sendang. Itu pun ke sana nggak sengaja. Ujug-ujug aja gitu. Makanya outfit yang kami pakai lebih mirip orang yang mau berangkat ngopi. Tapi, nggak masalah, kami tetap ke sana. Mumpung ada waktu, pikir kami.

Tidak seperti makam Sunan pada umumnya

Jujur, kesan pertama ketika ke sana adalah, kagum. Sebab, arsitekturnya ciamik banget. Sekadar info, desain gapura paduraksa yang ada di sana akhirnya diadopsi oleh Lamongan sebagai tugu perbatasan kotanya.

Tempatnya juga syahdu. Bayangin, ziarah di daerah dengan vibe gunung. Bisa melihat rumah warga dari atas. Kalau malam, nuansa city light ala-ala terlihat cukup jelas. Suasana juga teduh. Syahdu banget, kan?

Kukira hal kayak gini agak jarang ditemuin di beberapa makam sunan lain. Sayang banget akses jalannya masih terlalu kecil untuk ukuran bus. Padahal, kegiatan ziarah wali itu biasanya memakai bus untuk rombongan. Nah, makam Sunan Sendang di Lamongan ini aksesnya belum terlalu nyaman untuk kendaraan gede tersebut.

Meski aslinya bisa saja dibuatkan sistem parkir dan ojek. Mirip di Makam sunan-sunan lainnya. Aslinya lho ini. Tapi, kenyataannya tidak demikian. Rasanya sampai hari ini tidak ada program yang spesifik menyasar ke sana. Saya juga tidak tahu kenapa. Padahal potensi wisata religi ini cukup lumayan untuk menggerakkan lini ekonomi warga sekitar.

Saya selalu membayangkan jika saja memang disediakan parkir di ujung utara dan ada pangkalan ojek atau kendaraan jemputan ke arah makam, saya kira makam Sunan Sendang akan lebih ramai.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Monumen Van Der Wijck

Pun cerita Sunan Sendang juga cukup menarik. Nggak kalah “sakti” dari wali yang lain. Konon, dengan karomahnya, beliau pernah membawa masjid dari Jepara ke area desa Sendang, Lamongan.

Bukan cuma itu, lokasinya yang tidak terlalu jauh dari makam Sunan Drajad yang harusnya bisa menjadi semacam paket rute dalam ziarah wali.

Itu baru Sunan Sendang. Ada juga Monumen Van Der Wijck yang tidak terjamah. Lokasinya bahkan dikunci. Tidak bisa dikunjungi umum. Pun tidak ada semacam petugas untuk menjaga monumen tersebut.

Padahal, film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck cukup digemari. Harusnya ini sebuah potensi yang bagus. Itu baru dua contoh saja. Selebihnya masih ada beberapa pantai, banyak kuliner khas, serta wisata-wisata lain yang tidak terlalu diprioritaskan oleh pemda.

Saya sampai mbatin, “Dinas Pariwisata Lamongan ini kerja nggak sih?” Kalau beneran kerja, lantas apa yang dikerjakan?

Kerja Dinas Pariwisata Lamongan ngapain aja sih?

Dua tahun lalu, mereka ini pernah bikin Tugu nol km di sekitar Alun-alun Lamongan. Dengan tujuan menarik wisatawan. Saya cuma bisa geleng-geleng. Memangnya wisatawan mana yang tertarik mengunjungi Lamongan hanya untuk foto di tugu yang nggak terlalu jelas konsepnya itu? Bukanya gimana-gimana, tapi tugu tersebut dari segi estetika foto, levelnya hampir setara dengan gambar love di tempat wisata. Maap, lho kalau saya harus jujur.

Jika diamati, potensi wisata sampai sekarang terkesan biasa saja itu, ya, karena fasilitas penunjangnya juga biasa. Coba deh dikembangkan sedikit. Sekadar saran, coba buat bus wisata sepanjang pantura. Sertakan juga Duta Pariwisata untuk memandu jalannya tour tersebut.

Rutenya mulai dari makam Auliya’ (Sunan Drajat, Mantren, dan Sendang), desa batik Sendang, Monumen Van Der Wijck, pantai kutang, dan ditutup dengan kuliner khas Paciran, seperti dawet ental, jumbrek, ikan Togek, atau menu seafood lainnya.

Kalau nantinya bagus, bisa dikembangkan ke beberapa daerah di Lamongan lainnya. Mumpung sudah ada Trans Jatim juga, kan? Jadi, cobalah dieksekusi, biar nggak ada yang mempertanyakan lagi kalian ini kerjanya ngapain saja. Semangat, Pak.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tebakan Saya, yang Menyakiti Bernadya Adalah Orang Lamongan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2024 oleh

Tags: dinas pariwisata lamonganlamonganmakam sunanwisata di lamongan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Jalan Pantura Lamongan Memang Suram, Kok Bisa Lampu Penerangan Jalan Kalah Terang sama Lampu Motor Honda Revo Saya?

Jalan Pantura Lamongan Memang Suram, Kok Bisa Lampu Penerangan Jalannya Kalah Terang sama Lampu Motor Honda Revo Saya?

16 Januari 2025
Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Nggak Cocok di Lidah Wisatawan Mojok

Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

2 Desember 2024
3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara Mojok.co

3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara

25 Oktober 2025
Meromantisisasi Lamongan Adalah Hal yang Mustahil, Kota ini Tercipta untuk Dicintai Apa Adanya

Meromantisisasi Lamongan Adalah Hal yang Mustahil, Kota Ini Tercipta untuk Dicintai Apa Adanya

17 Mei 2024
5 Hal Normal di Lamongan tapi Susah Ditemukan di Jogja, Bikin Culture Shock Perantau

5 Hal Normal di Lamongan tapi Susah Ditemukan di Jogja, Bikin Culture Shock Perantau

17 September 2024
Surat Terbuka untuk Pembenci Lele Goreng, Kalian tuh Kenapa? Benci atau Emang Selera Ente Bermasalah?

Surat Terbuka untuk Pembenci Lele Goreng, Kalian tuh Kenapa? Benci atau Emang Selera Ente Bermasalah?

19 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.