Sebagai mahasiswa semester akhir, saya baru saja menempuh KKN. Untuk KKN, Kampus menempatkan saya di Desa Nglopang Magetan.
Terdengar asing di telinga pembaca? Ya, persis, pada awalnya juga saya asing dengan nama desa tersebut. Maklum, saya jarang main ke luar kota tercinta saya, Ponorogo.
Lokasi Desa Nglopang Magetan
Secara administratif, Desa Nglopang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Dari kampus, saya hanya butuh 45 menit untuk sampai di Desa Nglopang Magetan. Memang cukup dekat. Desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Ponorogo di sebelah selatan.
Wilayah Desa Nglopang Magetan terletak di dataran tinggi dan wilayah yang berbukit-bukit. Penduduk di desa ini banyak yang bermata pencaharian sebagai pertanian.
Pertanian di desa ini mayoritas jenis pertanian lahan kering, seperti jagung, ketela pohon, cabai, dan hanya sebagian kecil yang menanam padi. Konon, desa ini dulunya merupakan hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon lo.
Pohon ini dikenal mempunyai banyak cabang, atau yang dalam Bahasa Jawa disebut “pang”. Dari sinilah nama desa tersebut berasal, yakni dari kata “pang Lo”, yang nantinya berubah menjadi Nglopang.
Di balik itu semua, desa ini ternyata menyimpan sejarah kelam bangsa Indonesia. Inilah dia.
Baca halaman selanjutnya: Desa kecil dengan rekaman sejarah yang kelam.